Jam tujuh lewat tiga puluh menit Rasya datang ke perusahaan yang selama ini dipimpin oleh Ayahnya, semua orang menunduk tanda hormat kepada atasannya, karena semua karyawan sudah tahu dengan kedatangan Tuan Muda akan menggantikan Ayah di perusahaan ini, menjadi direktur utama yang akan di pimpin olehnya langsung.
Diruangan ini ia duduk di kursi kebesarannya dengan ditemani oleh asisten pribadinya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Haris. Yang diutus olehnya dan pemeriksaan lebih lanjut dari sang Ayah yang menilai kemampuan sahabat yang mampu memiliki kriteria menjadi asisten pribadi sang anak.
"Ras, sebentar lagi akan ada rapat serah terima jabatan Direktur utama, kok Ayah mu sampai juga ya," tanya Haris sang sahabat sekaligus asisten pribadinya.
"Mungkin sebentar lagi, tunggu'in saja," jawab Rasya dengan santai.
Keduanya mengobrol dengan asyiknya tanpa diduga kedatangan sang Ayah yang tidak disadari oleh keduanya, membuat Ayah Radit sampai geleng-geleng kepalanya.
Ehemm...
Keduanya menoleh berbarengan saat tidak disadari kedatangan sang Ayah yang sudah ada diruangan nya. Saling pandang dan melihat kearah atasannya yaitu Radit.
"Kapan Ayah datang?" tanya Rasya yang heran.
"Barusan, cepat siap-siap, sebentar lagi rapat akan dimulai," titah sang Ayah.
keduanya mengangguk paham, dan beranjak dari duduknya lalu berjalan beriringan dibelakang sang Ayah.
Sesampainya di ruang rapat, semuanya tertunduk tanda hormat kepada atasannya saat masuk kedalam ruangan ini. Radit orang dingin dan berwibawa, tidak segan dia akan bertindak secepatnya kalau menyangkut perusahaan ini.
Semuanya duduk ditempat masing-masing, terutama Radit yang duduk di kursi kebesarannya disampingnya ada sang anak.
Acara pengumuman pun disampaikan oleh Radit selaku pemegang perusahaan ini yang akan diteruskan oleh sang anak yaitu Rasya Putra Wijaya. Yang akan meneruskan perusahaan ini karena ini sudah kewajiban sang anak untuk meneruskannya, ia hanya akan memantau sesekali ia akan mengecek kinerja sang anak saat memimpin perusahaan ini.
Pengumuman pun selesai disampaikan, Radit yang begitu bangga saat melihat penyampaian sambutan pertama sang anak didepan para pekerja dan pemegang saham di perusahaan ini.
Kata ucapan selamat pun yang diberikan oleh para pekerja dan pemegang saham diberikan kepada Rasya
dan Radit selaku Ayah dan penguasa perusahaan ini.
.
.
.
Diruangan ini Radit memberikan beberapa nasehat dan cara berkerja dengan baik saat memimpin perusahaan ini. Rasya mendengar dengan baik.
"Jangan kecewakan Ayah, terutama Bunda mu, Ras. Dia yang berjuang mengembalikan keadaan perusahaan yang dulu akan gulung tikar, semoga kamu lebih dari Ayah dan Bunda saat memimpin perusahaan ini lebih maju lagi," ucap Radit memberi harapan pada sang anak agar lebih maju lagi.
Rasya mengangguk paham, ia akan berusaha semampunya untuk memberikan kebanggaan kepada kedua orang tuanya yang begitu ia sayangi.
"Insya Allah, Yah. Doakan Rasya, semoga perusahaan ini lebih maju lagi,"
"Itu tergantung padamu, Ras. Semua nasib para pekerja ada di tanganmu! Jangan pernah mengecewakan Ayah dan Bunda,"
Rasya mengangguk dan menarik napas dalam-dalam membuangnya dengan perlahan. Ia harus bisa dan berusaha untuk perusahaan ini.
Radit menepuk pundak anaknya, meyakinkan bahwa sang anak mampu mengendalikan perusahaan ini dengan baik dan maju. Selesai mengobrol, Radit meninggalkan perusahaan ini setelah serah terima jabatan Direktur utama yang di pimpin oleh anaknya.
Di ruangan ini hanya ada Rasya dan Haris asisten pribadinya, yang akan menemani dan membantu perusahaan ini.
"Terus kapan rencananya akan mulai, Ras?" tanya Haris.
"Besok saja, aku sudah puyeng duluan saat melihat dokumen yang menumpuk ini," jawab Rasya yang membuang napas dengan kasar.
"Kamu carikan asisten di kantor ini untuk membantu kita, Ris," titah Rasya pada Haris.
Haris pun mengangguk paham, lalu beranjak dari duduknya dan meninggalkan atasannya yang sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya.
.
.
.
Ditempat lain ada seorang wanita cantik yang akan mencari pekerjaan untuk ia menghidupi dirinya sendiri yang lagi mandiri jauh dari keluarga, ia ingin mandiri dan menjadi orang sukses, menunjukan kepada orang tuanya bahwa ia bisa melakukannya tanpa bantuan orang tuanya juga. Papah dan Mamah juga orang berada dari kalangan atas, tapi wanita cantik ini lebih keluar dari kediaman kedua orang tuanya yang akan mandiri.
Perjalanan menuju tempat dimana ia akan melangsungkan interview saat kemarin ada yang mengabarkan bahwa ia di terima di perusahaan ini. Sampai di gedung pencakar langit Bunga sudah ada didepan gedung ini, ia wanita cantik ini adalah Bunga yang berwajah cantik dengan tubuh yang ideal, semua akan terpesona dengan keindahan dan kecantikan yang dimiliki oleh wanita ini.
Ia masuk kedalam dan menghampiri resepsionis untuk menanyakan dimana ruang interview itu. wanita yang menjaga itu menunjukkan dimana tempat yang ditanyakan oleh Bunga.
Sesampainya diruang yang dituju, Bunga berterima kasih kepada yang mengantarkannya barusan. Ia duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya untuk menghilangkan kebosanannya saat panggilan untuk dirinya.
Beberapa menit giliran dirinya dipanggil ke dalam untuk tanda jawab yang diberikan oleh perusahaan ini.
Berselang beberapa saat, wajah yang ceria dan bahagia karena diterima di perusahaan ini dengan jabatan yang terbaik menjadi asisten di perusahaan ini. Rasa syukur selalu ia panjatkan kepada Allah yang memberikan kemudahan untuk ia berkerja di perusahaan terbesar ini.
Ia keluar dari ruangan ini, tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang tidak ia kenal, membuat keduanya merasakan kesakitan. Buru-buru Bunga bangun dan menatap orang yang menabraknya.
.
.
.
.
.
.
Kamu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
flutter.shi
jodoh ga akan kemana-mana mbak😆
semangattt kakk, bisa mampir ga ke CS ku..
1. Shinbi House:misi menyelamatkan kekaisaran
2. Shinbi House:menjadi adik Kanglim
Terimakasih
2023-01-07
0
Posko Aman
Belumnya tinggal thor🧐
2023-01-06
0