Setelah pembicaraan tersebut Josh dan Mr Kim langsung berangkat menuju ke gedung perusahaannya. Josh termenung melihat ke arah luar jendela selama diperjalanan karena dia merasa sangat bersalah kepada adiknya. Mr Kim sebenarnya sudah tahu bahwa putranya itulah yang membuat rumah tangga adiknya bermasalah serta dia juga sudah mengetahui semua cerita yang sebenarnya dari Mr Robinson sahabatnya. Namun Mr Kim tidak ingin memberitahukan cerita yang sesungguhnya kepada istrinya maupun kepada putrinya.
Mr Kim melakukan hal tersebut karena dia ingin melindungi keharmonisan keluarganya sendiri. Dia barusaha keras untuk bersikap egois hanya karena melindungi kedua anaknya agar mereka selalu harmonis serta tidak membenci satu sama lainnya. Sesampainya di kantor Josh dan Mr Kim lalu berpisah untuk menuju ke ruangannya masing - masing. Josh duduk di kursinya dan bersandar sembari memikirkan rencana yang akan dia lakukan ketika sudah berada di Indonesia.
Sejak saat itu Josh selalu dibayang - bayangi oleh rasa bersalahnya kepada adiknya serta keponakannya yang masih kecil itu. Josh takut jika sebenarnya ada sesuatu hal buruk yang menimpa Liam sehingga dia tidak bisa pulang ke Korea Selatan, apalagi jika sesampainya disana dia mendengar kabar bahwa Liam sudah tidak ada Josh pasti akan semakin merasa bersalah dengan adiknya itu. Josh kemudian menghubungi Ricko yang merupakan sahabat dekat Liam untuk mencari informasi mengenai Liam.
*Disambungan telepon.*
"Ya Josh, ada apa menghubungiku pagi - pagi?" tanya Ricko dari seberang telepon.
"Mmm anu, aku ingin bertanya mengenai Liam boleh tidak?"
"Maaf Josh, aku tidak mempunyai informasi apapun mengenai Liam untuk diberikan kepadamu."
"Tolonglah Ric, aku sangat membutuhkannya."
"Maaf Josh, aku memang berkata yang sebenarnya bahwa aku benar - benar tidak mengetahui apapun mengenai Liam bahkan bertemu dengannya sejak kejadian itu."
"Bukankah kamu teman dekatnya bahkan sangat akrab sekali? masa kamu tidak diberitahu oleh Liam tentang keberadaannya serta kabar darinya saat ini?"
"Tidak Josh, Liam telah memblokir semua nomor orang - orang terdekatnya bahkan dia sudah tidak aktif di media sosial beberapa bulan terakhir ini."
"Lalu aku harus mencari Liam kemana lagi jika seperti ini?"
"Aku juga tidak tahu Josh, sekarang terkadang aku juga menyempatkan untuk mencari Liam ke sejumlah daerah maupun ke tempat - tempat yang sering Liam kunjungi dulu."
"Kumohon Ric, ini demi adik dan keponakanku."
"Maaf Josh aku belum bisa membantumu karena aku memang belum mendapatkan informasi apapun."
"Baiklah Ric terima kasih, akan tetapi jika kamu mengetahui informasi mengenai Liam tolong sampaikan kepadaku."
"Pasti Josh, mmm apa kamu berencana akan pulang ke Indonesia?"
"Iya Ric, aku berencana untuk pulang ke Indonesia mencari Liam serta membawanya pulang ke Korea Selatan untuk menghadiri acara ulang tahun Ace."
"Oh Ace akan berulang tahun?"
"Iya Ric, seminggu lagi Ace akan genap berusia 1 tahun."
"Oh ya bagaimana kabar Jane dan Ace? apakah mereka berdua baik - baik saja?" tanya Ricko ragu.
"Mereka baik - baik saja namun sepertinya akan lebih baik jika Liam bersama mereka berdua."
"Eh?"
"Jane selalu duduk di teras rumah setiap malam dengan harapan bahwa Liam akan pulang menemuinya, sedangkan Ace setiap kali selalu menangis menanyakan tentang daddy nya."
"Astagfirullah, lalu bagaimana?"
"Jane masih enggan untuk memberitahu Ace mengenai siapa daddynya dan dia memilih untuk bungkam jika ditanya seperti itu oleh Ace, akan tetapi appa dan eomma sesekali mengenalkan Ace dengan daddy nya secara diam - diam agar Jane tidak mengetahuinya."
"Berat juga jika seperti itu karena yang namanya amak kecil pasti masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya."
"Kamu benar Ric, aku bisa menjadi pengganti daddy nya bahkan bisa memberi kasih sayang layaknya seorang ayah kepada anaknya namun yang namanya seorang ayah kandung pasti tidak bisa tergantikan."
"Kamu benar Josh."
"Oh ya aku ingin memberitahumu bahwa wajah Ace sangat mirip sekali dengan Liam, yang membedakan hanya pipinya saja karena lebih mirip adikku."
"Benarkah?" tanya Ricko merasa sangat antusias.
"Iya Ric, nanti aku akan mengirimkan fotonya kepadamu."
"Okay Josh, salam untuk seluruh anggota keluargamu di Korea Selatan."
"Okay Ricko."
Setelah menutup teleponnya, Josh lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Disisi lain Jane yang sedang berada di studio pemotretan untuk bekerja, dia saat ini sedang mengawasi Ace yang sedang bermain dengan truck mainannya saat Jane sedang break syuting. Ace terus memaju mundurkan truck mainannya itu dan terkadang dia juga memasukkan beberapa mainannya ke dalam bak truck itu.
Jane sengaja membawakan banyak sekali mainan kesukaan Ace serta camilan untuk Ace agar dia tidak merasa bosan saat sedang menemani Jane bekerja. Waktu di pagi hari Jane juga sudah memompa ASI untuk stock jika saat sedang di studio, dan terkadang dia juga pergi ke ke ruangan pribadinya untuk memberikan Ace susu secara langsung jika dia mulai rewel.
Ace terkadang juga berjalan - jalan kesana kemari saat Jane sedang syuting, sehingga membuat Pak Kang harus ekstra sabar mengawasi Ace agar tidak mengganggu Jane saat sedang syuting. Mungkin karena merasa gerah Ace langsung berjalan menghampiri Jane untuk melepaskan jacket yang sedang dia pakai, sebuah jacket bulu bewarna coklat yang membuatnya terlihat seperti baby bear.
"Eomma tolong," ucap Ace dengan nada khas seperti anak kecil.
"Ingin dilepas jacketnya?"
Ace mengangguk pelan.
"Nee."
Jane kemudian melepas jacket yang dikenakan oleh Ace dan setelah itu membawa Ace di pangkuannya untuk diberikan sebotol susu.
"Anak kamu sangat menggemaskan sekali Jane," ucap salah satu staff yang berada di dekat Jane.
"Iya, dia sangat menggemaskan sekali."
"Dia terlihat sangat bule sekali, apakah mirip dengan ayahnya?"
Seketika Jane terdiam dan mengingat bahwa dahulu banyak sekali orang yang mengatakan bahwa Ace sangat mirip sekali dengan ayahnya, bahkan saat Ace masih bayi. Ace memang sangat mirip sekali dengan Liam termasuk tingkah lakunya itu hingga terkadang membuat Jane merasa rindu sekali dengan Liam saat sedang menatap wajah Ace.
"Jane?" tanyanya untuk menyadarkan Jane dari lamunannya.
"Eh i-iya dia mirip sekali dengan ayahnya."
"Wah pasti dulu saat kamu sedang mengandung Ace, kamu sering menatap wajah ayahnya ya?"
"Iya benar hehe."
Staff itu lalu menoel pipi chubby Ace.
"Kamu sangat lucu sekali Ace, ayo pulang ikut om saja!"
"Ace mau tidak nanti pulang di rumah om ini?" tanya Jane sembari mengusap rambut Ace.
Ace lalu melepaskan botol susunya.
"Tidak mau, maunya dengan daddy."
"Oh begitu, sering main dengan daddy ya rupanya?" tanya staff itu.
Ace mengangguk.
"Iya Ace sering main dengan daddy."
"Sering main dimana?"
"Dimimpi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ayano
Mendadak langsung sedih
Ngeri dia sakit apa malah dah.... almarhum 😭😭😭
2023-08-19
1
Ayano
Horror langsung
2023-08-19
1
Ayano
Bener sih. Apalagi dia masih kecil
Sementara pasti kangen. Kan anak segitu lagi lucu-lucunya
2023-08-19
1