Josh seketika memeluk adiknya tersebut dan menyuruhnya untuk menunggu Liam di kamarnya. Josh mengantarkan adiknya tersebut ke dalam kamar sembari berbincang mengenai rencana ulang tahun Ace yang ke-1 tahun, ya seminggu lagi umur Ace akan genap 1 tahun. Namun sepertinya di ulang tahun Ace yang ke-1 tahun akan terasa sangat berbeda karena mungkin saja ulang tahun Ace tidak akan dihadiri oleh ayahnya.
Josh tidak bisa membayangkan apa yang akan dirasakan oleh adiknya tersebut ketika suaminya tidak bisa hadir untuk merayakan acara ulang tahun anak mereka, dan seharusnya ini akan menjadi momen membahagiakan untuk semuanya sekaligus menjadi kenang - kenangan seumur hidupnya ketika Ace sudah dewasa. Namun karena kecerobohan serta tindakan gegabah dari dirinya membuat semuanya menjadi kacau. Setelah mengantarkan adiknya di kamarnya, Josh lalu pergi ke kamarnya untuk berfikir bagaimana caranya dia bisa menemukan Liam sebelum acara ulang tahun keponakannya itu.
Josh merasa sangat bersalah kepada adiknya tersebut karena sudah menghancurkan rumah tangganya yang dulunya sangat harmonis, oleh sebab itu dia masih belum bisa memberitahukan kejadian yang sebenarnya kepada Jane karena dia merasa takut sekali dengannya. Josh sangat takut jika Jane akan membenci dirinya seumur hidupnya, maka dari itu dia hanya bisa diam agar Jane tidak membencinya.
Keesokan harinya Josh yang sedang memakai sepatu di ruang tengah tiba - tiba saja didatangi oleh Ace sembari membawa mainan latto - latto, sebuah mainan dari plastik mentah yang berbentuk bulat serta diberi tali untuk mengikat kedua bola tersebut. Ace hanya bisa menentengnya kesana kemari karena dia belum bisa memainkan permainan tersebut. Waktu itu Ace minta dibelikan permainan tersebut karena memiliki bentuk yang sedikit unik dan warnanya yang cerah. Ace lalu menatap Josh dan kemudian dia memberikannya kepada Josh sebagai isyarat bahwa dia ingin melihat Josh memainkannya.
"Main to-to," ucap Ace saat memberikan latto - latto miliknya.
"Kamu ingin uncle memainkan ini?" tanya Josh tersenyum.
Ace lalu mengangguk.
"Nee." (iya dalam bahasa korea).
"Okay."
*Tek tek tek kotek kotek kotek.* Josh memainkan permainan tersebut karena Ace yang memintanya.
"Sudah," ucap Josh mengembalikan mainan Ace.
"Lagi."
Josh kembali memainkan permainan tersebut dan tiba - tiba saja Jane menghampiri mereka berdua.
"Oppa ini pagi - pagi sudah berisik saja," gerutu Jane.
Josh langsung membela dirinya sendiri.
"Anakmu yang memintaku untuk memainkannya."
"Eomma, main to-to."
Jane menggendong Ace dan mencium pipinya.
"Eomma tidak bisa memainkannya."
"Kenapa?" tanya Ace penasaran.
"Karena sangat sulit dan eomma juga sangat sibuk bekerja, jadi eomma tidak ada waktu untuk memainkannya sayang."
Ace lalu menatap Jane dengan wajahnya yang polos khas seperti seorang anak kecil, dan setelah itu Ace mengusap pipi Jane dengan tangannya yang mungil.
"Ace nakal?"
Jane menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak, Ace bukan anak nakal namun Ace anak yang baik."
"Ace sayang eomma."
"Eomma juga sayang dengan Ace," ucap Jane mencium pipi Ace kembali.
"Eomma, lapar."
"Kamu lapar? ayo kita sarapan dulu ya sayang, lalu setelah itu kita berangkat ke studio."
"Studio?"
"Nanti Ace ikut eomma kerja sebentar ya dan jangan nakal saat berada disana."
Ace mengangguk.
"To-to," ucap Ace meminta latto - latto yang dibawa oleh Josh.
"Ini milikmu."
"Terima kasih."
"Sama - sama Ace," ucap Josh sembari mengusap rambut Ace.
Ace lalu melambaikan tangannya.
"Bye uncle Josh."
"Bye Ace."
Jane kemudian berjalan menuju ke ruang makan sembari menggendong Ace, dan sesampainya disana Jane langsung mendudukkan Ace di high chair atau semacam tempat duduk khusus untuk bayi maupun anak kecil saat sedang makan. Jane juga memakaikan celemek di badan Ace agar makanan tersebut tidak mengotori baju Ace saat Ace sedang makan apalagi Ace masih dalam tahap belajar makan, jadi wajar saja jika terkadang dia makannya masih berantakan.
Jane kemudian makan bersama dengan anggota keluarganya sembari berbincang ringan di pagi hari untuk memulai harinya. Terkadang Ace juga berceloteh sembari memainkan sendok yang dia pegang dan hal itu membuat Jane harus lebih ekstra sabar untuk mengajari Ace makan dengan benar, apalagi jika Ace juga sering membuat rumah menjadi berantakan karena mainannya selalu berceceran sampai kemana - mana.
Namun Jane selalu menikmati masa - masa seperti itu karena mungkin saja dia akan merindukan masa tersebut saat Ace beranjak dewasa. Andai saja ada Liam pasti semuanya akan jauh lebih mudah dan Liam pasti juga merasa sangat senang karena Ace sudah mengalami banyak perkembangan. Oh ya dan mungkin Liam juga akan merasa senang karena semakin hari wajah Ace sangat mirip sekali dengan Liam apalagi tingkahnya yang terkadang sangat absurd. Setelah selesai sarapan Jane lalu menggendong Ace dan menuju ke mobil karena dia hari itu ada jadwal pemotretan.
"Pak Kang," sapa Ace.
"Selamat pagi tuan muda," ucap Pak Kang berbalik menyapa Ace.
Ace kemudian menirukan suara mob.
"Mobil brum brum brum."
"Pagi nyonya," sapa Pak Kang sembari membukakan pintu mobil untuk Jane.
"Pagi Pak Kang," jawab Jane sedikit lesu.
"Silahkan nyonya."
Jane mengangguk, lalu setelah itu dia masuk ke dalam mobil dan begitu semuanya sudah siap baru Pak Kang melajukan mobilnya ke gedung studio. Disisi lain setelah Jane pergi, Josh kemudian mengajak Mr dan Mrs Kim untuk berbincang sebentar. Niat Josh adalah untuk meminta izin pergi ke Indonesia mencari Liam agar dia bisa menghadiri acara ulang tahun Ace.
"Appa, eomma bolehkah Josh pergi pulang ke Indonesia?" tanya Josh merasa ragu.
"Ada apa memangnya?" tanya Mr Kim penasaran.
"Josh berniat untuk ikut mencari Liam agar dia bisa menghadiri acara ulang tahun anaknya, Josh tidak tega melihat raut wajah Jane yang sedih ketika dia mengetahui bahwa Liam tidak bisa merayakan ulang tahun anaknya."
"Tetapi kamu ingin mencarinya dimana? karena kita semua tahu bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan Liam termasuk keluarga dan sahabat dekatnya," ucap Mrs Kim.
"Iya Josh tahu eomma, tetapi Josh akan berusaha untuk mencari Liam dimanapun dia berada bahkan kalau perlu sampai lubang semut sekalipun."
Mr Kim berfikir sejenak.
"Hemm baiklah aku akan mengizinkan kamu untuk pulang ke Indonesia mencari Liam, tetapi jika misalnya tidak menemukannya lebih baik kamu kembali saja ke Korea Selatan dan kita akan menunggu kabar dari orang suruhan appa."
"Baik appa."
"Kapan rencananya kamu akan berangkat?" tanya Mr Kim.
"Mungkin besok appa, karena semakin cepat semakin baik."
"Baiklah, kalau begitu lebih baik kamu terbang menggunakan privat jet milik keluarga kita agar waktunya lebih efisien."
"Baik appa, mohon doanya agar Josh bisa menemukan Liam."
"Tentu Josh, semoga Liam bisa ditemukan kembali."
"Iya appa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
»—>🥀☾🖤Ai Chan|Keisya🖤☽🥀<—«
UDh ku kasih bunga nih👀
2024-03-26
0
Ayano
Aku beneran gemesh ama Ace 😏😏
Mirip chara baru soalnya
2023-07-05
1
Ayano
Terlalu berat bayanganmu wak
Serius dah
2023-07-05
1