Mr Kim masih menenangkan Ace yang terus menangis sembari menyebut kata daddy dan juga eomma. Mungkin karena sudah menangis terlalu lama, Ace menjadi batuk dan muntah pada saat itu juga hingga membuat Mr Kim langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan Ace. Mr Kim merasa sangat khawatir mengenai kondisi cucu dan juga putrinya jika terus menerus seperti ini. Mr Kim berfikir mengenai pernyebab menantunya itu pergi dari rumah sehingga menelantarkan istri serta anaknya yang masih sangat kecil.
Tentu Ace yang masih sangat kecil itu masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, sehingga setiap malam Mr Kim selalu menunggu kabar dari orang suruhannya untuk mencari keberadaan menantunya di Indonesia. Namun sampai saat ini hasilnya masih nihil karena beberapa orang suruhannya itu tidak dapat menemukan keberadaan menantunya, dan memang benar kata orang - orang di sekitarnya bahwa menantunya itu telah hilang ditelan bumi.
Mr Kim juga sempat bertanya kepada teman - teman dekat menantunya mengenai keberadaannya namun mereka juga menjawab bahwa mereka sudah tidak pernah melihat lagi seorang Liam dimanapun mereka berada. Bahkan di cafe yang merupakan tempat favorite mereka berkumpul maupun club yang sering Liam kunjungi saat malam hari. Saat Mr Kim bertanya kepada sahabatnya yaitu Mr Robinson yang merupakan ayah Liam, jawaban Mr Robinson juga sama yaitu dia tidak pernah melihat lagi keberadaan dari putranya itu dan dia juga sedang berusaha untuk mencarinya.
Mr Kim pernah mengunjungi perusahaan milik menantunya tersebut namun dia juga tidak bisa menemukan keberadaannya. Mr Kim merasa fikirannya saat ini.sedang sangat buntu sekali, dan tiba - tiba saja dia dikejutkan oleh tingkah cucunya yang memukul tangannya dengan tangan mungilnya itu. Mr Kim lalu mengganti baju Ace dan langsung menidurkannya di ranjang miliknya. Mr Kim mengusap rambut Ace sembari menyanyikan sebuah lagu tidur untuk Ace dan setelah itu dia berbincang dengan istrinya yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Jane bagaimana?" tanya Mr Kim dengan tatapan sendu.
"Dia masih menangis namun sudah lebih tenang sekarang."
Mr Kim menghela nafasnya kasar.
"Aku tidak menyangka bahwa rumah tangga putri kesayanganku akan seperti ini, padahal dahulu mereka berdua sangat bahagia sekali."
"Kamu benar hon, aku juga tidak menyangka bahwa ujian di pernikahan mereka akan sampai seperti."
"Aku heran dengan Liam, mengapa dia bisa meninggalkan putriku tanpa kejelasan seperti ini padahal sebelumnya mereka berdua tidak ada masalah apapun serta rumah tangganya sangat harmonis walaupun terkadang mereka berdua sering berdebat namun setelah itu mereka akan kembali berbaikan lagi."
"Iya hon, tetapi kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja alias Liam karena bisa saja ada sesuatu hal yang membuat Liam bisa bersikap seperti ini atau ada sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan oleh Liam. Mungkin karena itu dia memilih untuk menghilang seperti telah ditelan oleh bumi."
"Mungkin saja begitu hon, tetapi aku masih saja terus dibuat penasaran mengapa Liam bisa tiba - tiba menghilang seperti itu? apa jangan - jangan Liam telah dibunuh lalu jasadnya dibuang di sungai amazon?"
Mrs Kim langsung memukul suaminya itu.
"Husss jangan berkata seperti itu, ucapan adalah doa jadi kita jangan menduga - duga sesuatu hal yang buruk agar tidak menjadi kenyataan. Memangnya kamu ingin jika menantumu itu akan bernasib seperti yang kamu katakan?"
Mr Kim menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku tidak ingin hal tersebut terjadi kepada Liam karena aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri."
"Nah makanya itu lebih baik doakan saja yang terbaik untuk Liam."
"Misalnya?"
"Misalnya seperti, semoga dia pulang kemari untuk menemui anak dan istrinya tanpa kekurangan suatu apapun."
"Aminn."
"Liam," ucap Ace secara tiba - tiba hingga membuat Mr dan Mrs Kim merasa terkejut.
Mr Kim lalu menatap istrinya.
"Eh hon."
"Daddy," ucap Ace kembali.
"Bolehkah aku memberitahunya?" tanya Mr Kim merasa ragu.
Mrs Kim lalu memeriksa sekelilingnya dan setelah itu dia mengangguk.
"Iya, tetapi pelan - pelan saja dan jangan sampai Jane mendengarnya."
"Liam itu sebenarnya daddy kamu Ace, tetapi tolong jangan katakan kepada eomma jika kamu sudah mengetahui nama daddy kamu."
"Daddy Liam."
Mrs Kim lalu mencium kening Ace, dan setelah itu Mr Kim menjelaskan mengenai Liam dimatanya. Ace terlihat sangat memperhatikan Mr Kim saat sedang menjelaskan mengenai daddy nya sembari sesekali dia menyebut - nyebut namanya di tengah - tengah mendengarkan penjelasan dari Mr Kim. Ace anak yang pintar dan bahkan terlihat lebih pintar dari anak seusianya, hingga terkadang keluarganya dibuat takjub dengan sesuatu yang dilakukan oleh Ace.
Mr Kim sebenarnya merasa tidak tega saat melihat wajah mungil cucunya itu ketika sedang memperhatikan dirinya yang tengah memceritakan Liam, akan tetapi ini mungkin saatnya Ace mengetahui tentang daddy nya meskipun Jane melarang mereka untuk menceritakan mengenai Liam bahkan menyebut namanya. Jane tiba - tiba saja terbangun dari tidurnya saat tengah malam, tepat pada pukul 3 dini hari.
"Liam," panggilnya lirih.
"Yes baby girl?" tanya Liam melepas headset yang dikenakan olehnya.
"Sedang bermain game lagi di tengah malam?"
"Yups, memangnya kenapa?"
"Nanti kamu akan mengantuk saat sedang bekerja jika seperti ini."
Liam menatap Jane dan tertawa.
"Hahaha tidak masalah dan aku jika itu terjadi maka aku akan meminum kopi yang banyak, lagipula aku sekarang hanya bisa bermain game di tengah malam karena sibuk bermain dengan baby Ace."
"Oh begitu, mmm ayo tidur."
"Okay," ucapnya mematikan televisi serta perangkat yang tersambung dan kemudian dia melompat ke atas ranjang.
Jane lalu mengusap pipi Liam yang sedang menatapnya namun tiba - tiba saja dia terbangun saat Jane ingin mencium bibirnya. Jam menunjukkan pukul 3 dini hari dengan kamarnya yang gelap dan hanya terdapat sinar bulan dari balcony kamarnya. Jane melihat ke arah samping dan ke arah televisi namun ternyata kosong, padahal Jane merasa bahwa Liam sedang bermain game dan setelah itu dia berbaring di sampingnya karena jam tersebut menunjukkan waktu yang sama dengan yang tadi.
Namun aneh sekali mengapa tiba - tiba Liam menghilang. Jane berfikir jika mungkin saja Liam sedang berada di kamar mandi. Jane kemudian berjalan ke kamar mandi sembari memanggil nama Liam namun tidak ada jawaban, dan saat dilihat ternyata kosong. Jane kemudian pergi ke luar untuk kembali mencari Liam.
"Hubby!! Liam!!" teriak Jane sembari menuruni tangga.
Kebetulan Josh yang baru saja dari dapur lalu menghampiri Jane setelah mendengar teriakannya.
"Sedang apa Jane?" tanya Josh penasaran.
"Liam sedang bermain game bersamamu?"
"Tidak, bukankah Liam tidak sedang berada di rumah ini?"
"Kenapa begitu? tadi dia ada kok, dia tadi sedang bermain game di kamar dan tertidur di sampingku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
»—>🥀☾🖤Ai Chan|Keisya🖤☽🥀<—«
Nah udh nih 👀
2024-03-26
0
Ayano
Suaranya imut keknya pas manggil daddy
2023-06-23
1
Ayano
Hah!
Ya kan pada dasarnya bukan Anda yang terjun merasakan woi
Padahal kupikir katanya. Enaknya itu bibir
2023-06-23
1