hantu halte end

Kania dan juga Shaka sampai di rumah dan berganti baju, karena mereka sksn pergi lagi.

Ya rumah mereka sebenarnya berdekatan, tapi karena orang tua Shaka yang memiliki warung, jadi pemuda itu sering harus membantu saat pagi.

"Sudah siap jeng?" tanya shaka menunggu di depan rumah Kania

"Baiklah ayo kita berangkat," ajak Kania.

Ternyata baru juga berjalan beberapa langkah dari rumah, mereka sudah di hadang oleh beberapa orang preman.

"Kalian berdua ikut kami," kata pria berbadan besar itu.

"Tolong, kami mau di culik," teriak shaka yang berhasil memancing warga berkerumun.

"Hei siapa kalian, berani-beraninya siang bolong gini mau nyulik anak pak RW dan pak RT," kata warga yang kebetulan akan berangkat ke sawah.

"Maaf pak, kami hanya polisi yang menyamar, kami ingin mengajak mereka berdua untuk memantau sesuatu," kata para pria itu.

"Gak bisa, kalian ini mencurigakan, kalau begitu harus ada surat resminya,to, panggil pak RW cepet," kata salah seorang warga.

Ya karena RT mereka atau ayah dari Kania masih kerja di pabrik jadi belum ada di rumah.

Kania masih bersembunyi di balik tubuh Shaka, dan keduanya masih di lindungi oleh warga.

Para polisi itu tak mengira jika mereka akan kesulitan seperti ini, karena kedua remaja itu benar-benar sangat merepotkan bagi mereka, tak lama dari kejauhan ada yang datang, ternyata pak Yanto ayah dari Shaka selalu RW di dusun itu.

"Ada apa dengan kedua anak saya, apa kalian menemukan pembunuhan lagi," kata pak Yanto yang memang sudah hapal.

"Ya pak,kami hanya di minta menjemput mereka, karena dua temannya juga sudah kami amankan karena hampir di bunuh oleh keluarga tersangkanya," kata polisi berpakaian preman itu.

"Ardi paklek, Ardi!!" panik Kania.

"Baiklah saya ikut, bagaimana pun saya adalah orang tua dari para remaja ini," kata pak Yanto

"Baiklah,kalau begitu mari ikut saya," kata polisi itu.

Mereka pun menuju ke mobil Sabhara Polsek, dan langsung menuju ke rumah yang di maksud.

Mereka semua berkumpul lagi, "kalian Shaka dan Kania, kami kesulitan untuk menanyakan keberadaan korban karena mereka semua kompak menutup mulut," tanya salah seorang polisi yang terlihat ganteng.

"Alah, kok bisa-bisanya kamu malah salah fokus sama polisi gantengnya, itu di tanya," kata Ardi memukul kepala Kania.

"Sakit dasar, aku ini kan perempuan lemah," kata Kania yang berpura-pura lemah.

"Yakin lemah, kalau lemah gak mungkin gadis seperti mu bisa manjat pohon mangga demi nyolong mangga," kata Shaka menyahut.

"Eh kampret, diam ya, maaf ya polisi kedua teman saya menyebalkan sekali," kata Kania yang membuat polisi itu tersenyum.

Mereka langsung menuju ke belakang rumah, pak Abdul geram melihat tiga orang muridnya yang sudah sangat kurang ajar itu, bagaimana tidak karena ketiga orang itu sekarang semuanya berantakan.

"Sialan, karena kalian, sekarang aku mengalami hal buruk seperti ini," kata pak Abdul

"Maaf ya pak, tapi itu karena kejahatan mu sendiri," kata Kania yang menyahut.

Pria itu ingin menyerang ketiganya, tapi beruntung polisi menahannya.

"Ini gimana kamu bisa tau, orang bedengek itu punya pegangan," kata Shaka yang ingat jika Kania terpental sebelum ini.

"Iya yah,bentar tak panggil mbak Yuli dulu," kata Kania yang mengambil tangan Ardi dan menggoreskan sebuah silet hingga membuat tangan pria itu terluka.

"Goblok... sakit!!" bentak Ardi yang kini darahnya susah menetes.

Sedang Kania hanya nyengir kuda saja, "mbak Yuli, atau siapapun korban yang mati penasaran karena pria ini, tolong hadir disini," panggil Kania.

Shaka dan semua orang melihat awan yang cerah tiba-tiba gelap, dia pun langsung menaruh kedua tangannya pada bahu Kania dan Ardi.

"Hadir!!" teriaknya yang langsung membuat Ardi dan Cici jatuh.

"Hi-hi-hi-hi... tolong saya ... saya di kubur di septic tank,karena hamil anak pria biadab itu, dan seluruh keluarganya membantunya, " tangis Cici yang sudah kerasukan.

"Kamu siapa?" tanya Kania yang bingung.

"Saya Melati,saya murid yang hilang beberapa tahun lalu," jawab Cici.

Shaka melihat Ardi yang berlari ke arah pak Abdul, untung dia berhasil menahan pria itu agar tak semakin menjadi.

"Tenang,oke, sabar anda siapa jika anda terus begini, saya akan mengeluarkan anda," kata Shaka.

"Saya adalah orang yang di bunuh dan semua harta saya di rampas oleh wanita sialan itu, saya di bunuh karena saya memergoki keluarga itu melakukan hubungan suami istri dengan keluarga sendiri," marah Ardi.

"Apa..." kaget semua ora g yang mendengarnya.

Shaka pun membisikkan ayat kursi dan memencet jari jempol Ardi, pemuda itu berteriak dan kemudian jatuh pingsan.

Begitupun dengan Cici, polisi pun langsung mengerahkan alat berat untuk membongkar semuanya.

Ternyata bukan hanya di bagian septic tank di belakang rumah, melainkan di beberapa tempat.

Bahkan ada yang di makamkan di kuburan desa tapi tak di kasih penanda.

Para tersangka di bawa ke kantor polisi, sedang dengan bantuan ketiga remaja itu.

Polisi berhasil menemukan semua mayat. tapi Kania masih merasa aneh karena belum ada tanda-tanda mayat dari Yuli.

"Kalian menemukan mbak Yuli?" tanya Kania.

"Tidak, aku tak bisa menemukan jasadnya," jawab Shaka.

Tanpa di duga, alat berat yang di gunakan menabrak kolam ikan milik keluarga itu dan membuat kolam itu hancur.

Dan ternyata semua orang yang di bunuh juga ada di kolam itu, polisi dan seluruh tim di buat bingung karena begitu banyak korban.

Bahkan dalam hitungan jam, mereka sudah menemukan lima belas kerangka manusia.

Dan akhirnya semua kerangka itu di bawa ke rumah sakit, dan semua keluarga yang merasa kehilangan keluarganya di minta ke rumah sakit.

Pak Yanto tak mengira jika ketiga teman itu akhirnya bisa menolong orang dengan kekuatan mereka.

Bahkan dia melihat putranya yang memang bercita-cita ingin jadi polisi sangat semangat.

Akhirnya ketiganya di antarkan pulang,sebelum pergi ketiganya melihat banyak arwah mengucapkan terima kasih dan mereka semua akhirnya bisa menyebrang.

"Alhamdulillah, akhirnya semua beres ya,"

"Iya, sekarang ayo kita pulang, karena aku ingin mandi karena tubuh ku lengket dan bau," kata Kania

"Akhirnya beres!!" teriak ketiganya yang tak akan di takut-takuti lagi saat di halte itu.

Mereka mendapatkan hadiah dari kepolisian malam itu karena sudah membantu mengungkap kejahatan besar.

🍀🍀🍀🍀🍀

Keesokan harinya, ketiganya berangkat bareng menuju ke halte untuk menunggu angkot yang akan membawa mereka ke sekolah.

Cuaca pagi ini gerimis yang semakin membuat siapapun malas keluar rumah.

Tapi mereka tetap harus sekolah, jadilah mereka berjalan dengan malas-malasan.

Tapi langkah ketiganya berhenti saat melihat sosok yang duduk di bangku halte sambil bermain dengan kakinya.

"Aduh... udah di tolongin masih nonggol," kata Ardi yang rasanya ingin putar balik dan lari

Dan melihat sosok itu, otomatis keduanya malah bersembunyi di balik tubuh Shaka.

Shaka dengan memberanikan diri berjalan menuju ke halte untuk berteduh jika tidak mereka bisa telat dan basah.

"Permisi Tante," sapa Shaka.

"Kalian datang, aku ingin berterima kasih," kata Yuli mengambil tangan Shaka dan memberikan sebuah pensil yang aneh.

Pasalnya pensil itu memiliki bentuk kelabang tapi berwarna emas,"itu bisa menolong mu, itu bisa di gunakan untuk memanggil sosok yang pernah kalian tolong,tapi kamu harus menuliskan nama dan mantra yang akan menolong mu," kata Yuli yang menutup tangan pemuda itu agar mengenggam pensil itu.

Otomatis sebuah tato berwarna merah muncul di lengan Shaka,"argh...."

"Terima kasih,aku harus pamit pergi, dan selalu tolong orang-orang yang tersesat ya," kata arwah itu yang langsung pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!