hantu halte

Mereka bertiga sampai di sekolah, ketiganya lari karena menit-menit terakhir gerbang akan di tutup

"Ah goblok, rok ku kotor," kesal Kania.

"Salah sendiri pakai rok, pakai celana dong kamu Kan gadis jadi-jadian," ledek Ardi.

"Duh mulutnya minta di pabrik ya," kesal Kania memukul temannya itu.

"Sudah ayo ke kelas, kita sudah hampir telat masuk, kalian lupa jika sekarang jam pelajaran guru killer itu," kata Shaka.

"Iya cerewet," kata Kania dan juga Ardi.

Mereka pun duduk di bangku masing-masing, Kania memang sangat berteman baik dengan kedua pemuda itu.

Meski begitu dia punya teman sebangku yang cukup asik meski di panggil cupu karena kacamata tebalnya.

Seorang pria masuk kedalam kelas, Kania, Ardi dan Shaka melotot melihat pria itu, "anjrit... tuh hantu kenapa ngikutin ke sekolah," gumam Ardi.

Pasalnya tadi dia yang melihat sosok hantu itu dengan jelas, Kania bersikap biasa begitupun Shaka.

Pasalnya mereka tak ingin hantu itu menyadari jika mereka bisa melihat sosoknya yang sangat mengerikan.

Bagaimana tidak, hantu itu memiliki wajah hancur dengan kulit wajah robek terlihat tulang saja.

Mata yang keluar dari tempatnya, dan sebagian tubuhnya yang hancur penuh darah seakan berjalan dengan di seret.

Kania melirik Shaka yang memang paling bisa mengendalikan dirinya, sedang Ardi sudah berkeringat dingin melihatnya.

"Aduh sialan..." gumam Ardi

"Itu yang belakang kenapa?" bentak guru itu.

"Tidak pak," saut Ardi.

"Baiklah, Semuanya kita ulangan dadakan," kata guru pria itu.

"Ya pak Abdul,baru juga masuk sudah ulangan saja," protes semua murid.

"Kalian mau ulangan atau Semuanya dapat nilai lima di ujian besok," ancam pria itu.

"Baik pak," saut semua murid yang tak bisa protes.

Akhirnya ulangan dadakan di laksanakan, terlihat semua murid begitu fokus mengerjakan tugas.

Tiba-tiba sosok arwah itu menyeret tubuhnya ke depan Kania dan meneteskan darah ke kertas Kania.

Dia berusaha tetap diam santai, saat tiba-tiba Shaka mengebrak meja,

Brak!!!

"Kamu kenapa?" bentak pak Abdul.

"Soalnya sulit pak, bikin pusing," jawab Shaka.

"Makanya belajar cung!"

Hantu itu kini kembali memeluk leher pak Abdul, setelah satu jam ulangan pun selesai.

Saat mengumpulkan soal ke meja guru, Shaka tak sengaja bertatapan dengan hantu yang menggelendot di punggung pak Abdul.

Dan dia sedikit kaget, otomatis hantu itu menyeringai lebar, "mampus, aku ketahuan," kata Shaka.

Tapi anehnya hantu itu terus mengikuti di guru killer itu, sedang pak Abdul memilih selalu berdiam di perpustakaan sekolah saat jam sekolah.

Sekolah pun usai, Kania mengajak Cici teman sebangkunya untuk pulang bareng, tapi Cici mengeleng pelan.

"Ya udah ya ci, aku pulang duluan bareng dua bedengek itu," kata Kania.

"Iya, hati-hati ya," kata Cici.

Kania langsung lari mencari dua temannya yang sedang membeku di halte.

"Aduh kalian ketahuan ya," kata Kania.

Dia juga perlahan menghampiri kedua dan membuat kedua temannya itu terkejut.

"Itu mbak nya minta tolong..." kata Ardi dengan suara hampir menangis.

"Tenang gaes, aduh mbak cantik kita bisa bicara baik-baik ya, kenapa mbak mati dan kenapa malah ngintilin pak Abdul," tanya Kania yang memberanikan diri.

"Dia orang jahat," lirih arwah itu.

Kania menyentuh tangan hantu itu, dan tiba-tiba dia tertarik ke sebuah lorong dimensi yang gelap.

dia melihat gedung sekolahnya, tapi dalam keadaan sepi tanpa ada siapapun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!