"Leon, apa kau yakin ini akan berhasil? Mami dan Papi belum pernah bertemu sebelumnya, Apa kau yakin mereka bisa bersama pada akhirnya?"
Leon menoleh dan menatap saudara kembarnya itu. Leon mengangguk dengan penuh keyakinan. "Tentu saja aku yakin, dan percayalah padaku jika Papi adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Dan tugas kita berdua adalah mempersatukan mereka, agar Mami dan Papi bersama-sama. Dan kita memiliki orang tua yang utuh."
Lea mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Leon. "Kau benar, memang harus kita yang turun tangan langsung untuk membuat mereka bersatu. Tapi bagaimana jika Papi ternyata sudah memiliki istri, atau mungkin wanita idaman lain?" Lea menatap Leon dengan penuh kekhawatiran.
"Jika itu permasalahannya, tetap saja kita harus membuat Papi mencintai Mami lebih dari wanita manapun. Apalagi Mami sudah memberinya dua anak, Jadi papi tidak memiliki alasan untuk tidak mencintai Mami dengan sepenuh hati." Jawab Leon.
"Apa kau tidak mencari tahu tentang Papi secara keseluruhan, misalnya dia sudah berkeluarga atau belum?" tanya Lea.
Leon menggeleng. "Aku hanya mencari informasi tentang pria yang pernah tidur dengan Mami tujuh tahun yang lalu. Karena Mami tidak pernah mau mengatakan apapun pada kita, jadi aku bertanya pada Bibi Sunny. Dia menceritakan semuanya padaku tentang apa yang pernah Mami alami tujuh tahun lalu, yang akhirnya membuat kita berdua lahir ke dunia ini." Terang Leon.
Lea mengangguk paham. melihat belum banyak interaksi antara Mami dan Papinya, memang sudah seharusnya iya dan Leon turun tangan sekali lagi. Ya meskipun dia tak melakukan apapun untuk menemukan Zian, tapi setidaknya dia sudah membantu dengan doa.
Lea turun dari kursinya dan menghampiri kedua orang tuanya. Dia menatap keduanya bergantian. "Mi, Pi, apa kalian berdua akan bersama-sama?" Lea mulai melancarkan jurus andalannya. Yakni dengan memasang wajah imut.
Zian beranjak dari kursinya kemudian berlutut di depan gadis kecil itu. "Tentu saja, Nak. Papi akan membawa kalian bertiga kembali ke Seoul dan kita berempat akan hidup bahagia disana."
"Lalu bagaimana dengan istri Papi, atau mungkin wanita idaman lain yang Papi miliki? Bagaimana jika dia tidak terima jika tahu Papi memiliki anak dari wanita lain apalagi sampai membawa mereka pulang?! Pasti dia akan memusuhi kami," ucap Lea.
Zian menggeleng. "Itu tidak akan terjadi, Nak. Karena Papi belum menikah dan tidak memiliki wanita idaman lain. Selama ini waktu yang Papi miliki hanya untuk mencari keberadaan Mamimu, tapi hasilnya selalu nihil. Tapi tidak bisa menemukan keberadaannya karena tak banyak informasi yang Papi miliki tentang Mami kalian." jelas Zian panjang lebar.
Mata Lea langsung berbinar-binar setelah mendengar apa yang Zian katakan. "Jadi papi belum menikah, dan tidak memiliki wanita idaman lain?" Zian mengangguk. "Apakah itu artinya hanya ada kita berempat saja?" lagi-lagi Zian menganggukkan kepalanya. "PAPI!!" Lea tersenyum lebar kemudian berhambur memeluk Zian.
Zian tak bisa menahan rasa harunya ketika Lea memeluknya rasanya begitu luar biasa. semua telah terbayar lunas akhirnya ia bisa menemukan wanita yang malam itu tidur dengannya dan juga kedua buah hati mereka.
Zian mengulurkan tangannya pada Leon dan meminta bocah laki-laki itu untuk mendekat padanya, kemudian dia membawa Leon ke pelukannya Leon kepelukannya. Zian memeluk kedua buah hatinya dengan penuh kehangatan. Kai, Sunny dan Nara tak bisa menahan rasa harunya melihat pertemuan ayah dan anak tersebut.
Kemudian Zian melepaskan pelukannya pada Leon dan Lea, pandangannya kini bergulir pada Nara. "Segeralah bersiap-siap malam ini juga kita kembali ke Seoul!!"
Zian sudah tidak bisa menunda lagi, hari ini dia akan membawa pulang Nara dan kedua buah hati mereka berdua kembali ke Korea.
-
-
"Nona Giselle, Anda datang. Silahkan masuk, Nyonya sudah menunggu kedatangan Anda."
Perempuan bernama Giselle itu tak memberikan respon apapun pada pelayan yang menyambut kedatangannya. Dia berjalan dengan angkuh melewati si pelayan begitu saja. Mereka hanyalah pelayan rendahan dan Giselle tidak perlu bersikap ramah kepada mereka. Begitulah yang dia pikirkan.
"Bibi Anna," Giselle berseru memanggil wanita bernama 'Anna' yang merupakan nyonya rumah.
Anna tersenyum menyambut kedatangan Giselle. Keduanya kemudian berpelukan. "Aku merindukan, Bibi." Ucap Giselle sambil memeluk Anna dengan manja. "Oya, Bi. Dimana Zian, apa dia sedang ada di kantornya?"
Anna menggeleng. "Dia sedang tidak ada di rumah. Bibi juga tidak tau kemana di pergi, kau tahu sendiri kan bagaimana hubungan Bibi dengan dia. Dia masih menganggap Bibi sebagai orang lain."
"Ya, aku juga sangat sedih dengan hal itu. Padahal Bibi adalah ibunya, tapi kenapa Zian bersikap sangat kejam pada Bibi. Semua orang juga pasti pernah melakukan kesalahan. Dan sebagai seorang anak harusnya dia bisa memaafkan Bibi. Tapi Bibi tidak perlu cemas, setelah aku dan di menikah. Aku pasti akan membuat Zian baik dan menurut pada Bibi."
Anna tersenyum lebar. "Kau memang calon menantu idaman. dan hanya kau yang pantas dan berhak bersanding dengan Zian serta menjadi menantu keluarga ini."
Hubungan Anna dan Zian tidak terjalin dengan baik. Zian begitu membenci ibunya setelah apa yang Anna perbuat padanya. Dia meninggalkan Zian ketika masih bayi dan membiarkan dia tubuh tanpa kasih sayangnya. Selama ini Zian dirawat oleh ayah serta neneknya. Anna mengkhianati ayah Zian dan menikah lagi dengan sopir pribadinya.
Tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba Anna kembali ke keluarga Li dan mengatakan jika dia akan tinggal kembali bersama mereka. Meskipun telah ditolak berkali-kali dan diusir, tetapi Anna tetap tidak mau pergi dan berkuasa di rumah tersebut.
"Kau pasti belum makan siang, Bibi sudah memasak banyak makanan lezat. Ayo kita makan siang sama-sama."
Giselle mengangguk. "Kebetulan sekali aku memang belum makan," kemudian Giselle dan Anna menyantap makan siangnya dengan tenang. Meskipun dia sangat tidak menyukai makanan Anna, tetapi tetap saja mengatakan jika masakannya sangat lezat. Dan hal tersebut semata-mata untuk menarik perhatian Anna.
-
-
Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Akhirnya jet pribadi itu mendarat dihalaman belakang kediaman Li.
Beberapa orang turun dari pesawat itu yang pastinya adalah Zian, Nara, Kai, Sunny dan si kembar. Tidak mungkin Nara meninggalkan Sunny sendirian di luar negeri, itulah kenapa dia membawa sahabatnya itu untuk ikut pulang bersamanya.
Lea dan Leon tak bisa menahan kekagumannya melihat bagaimana mewah dan megahnya kediaman milik ayahnya. Bahkan rumah itu jauh lebih besar dari rumah yang mereka tempati selama ini. Lea mengira jika rumahnya sudah yang paling besar, ternyata masih ada lagi yang lebih besar.
"Wah, rumah Papi besar sekali. Apakah disini kita akan tinggal mulai sekarang?" Lea menatap penasaran sang ayah Dengan mantap Zian menganggukkan kepala.
"Rumah ini benar-benar lebih besar dari yang aku bayangkan." Ucap Leon menunjukkan kekagumannya
"Asikk!! Mulai sekarang aku akan menjadi seorang princess!!"
Zian dan Nara hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan kedua buah hatinya. Melihat senyum lebar dibibir keduanya membuat mereka ikut tersenyum juga.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Diah Susanti
emak emak tak tau diri😡😡😡
2025-01-14
0
🌸 Yowu-Kim 🌸
Mak edwaan
2024-11-01
0
Alya Yuni
Pantas Zian benci ibunya
sendri yg menghianat suaminya
Si Anna jdi benalu gk mlu
2023-12-28
0