Rambut di Kolam Renang

“Ma gimana hewan di plafonnya udah di keluarin?” tanyaku.

“Gak ada apa-apa, jangankan hewan besar cicak aja gak ada Elin,” sahut mama.

“Ah gak mungkin, lari ke plafon kamar lain kali Ma,” ucapku tak percaya.

“Mama sudah suruh tukangnya berkali-kali cek memang gak ada Elin.”

“Terus suara tadi malam apa dong kalau bukan hewan?” 

“Hantu kali ... Nanti malam dia pasti datangin kamu nembus lewat plafon,” sahut Juna.

“Gak usah yang aneh-aneh. Hari gini masih percaya hantu,” sahutku.

“Heleh ... Ntar ketemu hantu beneran tahu rasa kamu Lin,” sahut Juna.

“Eh sudah sudah! Cepetan dihabiskan itu makananya terus ganti baju,” pinta mama.

“Elin hari ini mama ada yang harus di urus jadi pulangnya mungkin larut malam, nanti kamu jangan lupa kunci pintu dan jendela. Nanti mama bawa kunci jadi gak usah nungguin Mama.”

“Iya Ma.”

Aku pun selesai dengan makananku, aku mencuci piring bekas makanku dan berjalan menuju kamar untuk berganti baju karena aku masih memakai baju seragam.

Usai berganti baju, aku memutuskan untuk menonton film, kebetulan aku sedang tidak ada tugas sekolah. Terlihat Juna juga berada di sofa sambil fokus memainkan gamenya.

“Jun, kita nonton film gimana?”

“Film apaan?”

“Emmmm ... Gimana kalau horor,” usulku.

“Gak ah.”

“Kenapa? Kamu takut ya?” ledekku.

“Gak kok. Aku lebih suka action lebih seru.”

“Ya sudah.”

Aku memilih beberapa film yang ada di smart TV yang baru dibeli oleh mama, akhirnya aku tetap memilih film horor.

“Nah ini lagi tranding filmnya,” ucapku.

“Iya tranding karena diambil dari kisah nyata,” sahut Juna sambil memainkan game di ponselnya.

“Ah masa sih?”

Karena penasaran aku memutar film itu, dari soundnya saja sudah cukup menegangkan.

Aku menonton film itu hingga sampai dimana ada adegan yang menurutku pernah aku alami, seperti kursi yang bergerak dengan sendirinya serta suara aneh di atas plafon.

Dari latar tempat film itu juga berada di sebuah rumah tua yang besar.

“Jun, kalau posisi kamu seperti yang ada di film ini apa yang akan kamu lakukan?” tanyaku.

“Ya lawan lah gimana lagi memang?”

“Memangnya bisa melawan hal yang gak bisa dilihat?”

“Melihatnya bukan pakai mata.”

“Lalu apa? Kaki? Dengkul?”

“Pakai hati,” sahut Juna singkat.

“Widih kata-katamu Jun udah kaya apa aja,” sahutku.

Aku menonton film itu hingga selesai, mulai mencari lagi film yang lebih menegangkan namun Juna menahanku karena hari sudah sore bahkan hampir magrib.

“Lin ayo tutup pintu!” ucap Juna sambil berjalan menuju jendela.

“Biarin aja kenapa sih. Kan enah anginnya,” sahutku.

“Ini sudah mau magrib!”

Aku mendengus, “Iya ... Iya.”

Aku menutup pintu, baru saja aku ingin menguncinya aku mendengar suara mama memanggilku dari balik pintu.

“Elin?” 

'Mama,' gumamku.

Aku berniat membuka pintu namun tanganku di tahan oleh Juna.

“Jangan!”

“Kenapa sih mama di luar Jun!” ucapku.

“Coba kamu lihat lewat jendela ada gak?”

Aku mengerutkan alisku, aku menyingkai sedikit gorden yang ada di jendela lalu mengintipnya. Benar saja tidak ada satu orang pun di depan pintu padahal suara itu sangat jelas dan mirip dengan suara mama.

Aku mengunci pintu dan menyalakan semua lampu, terlihat Juna berjalan menuju kamarnya. Aku pun demikian, aku masuk ke dalam kamarku dan duduk di atas kasur.

“Bosan banget, ngapain ya enaknya,” ucapku.

Aku berjakan keluar kamar dan menuju pintu belakang, di belakang rumahku sebenarnya ada taman serta kolam renang, namun masih belum terlalu bersih.

“Serem banget,” ucapku.

“Lampunya belum dipasang semua ya?” 

Aku duduk di samping kolam sambil menjuntaikan kakiku ke dalam kolam itu, anginnya terasa sangat dingin. Aku mengayun-ayunkan kakiku di dalam kolam hingga aku merasakan kakiku menyentuh sesuatu.

Aku menaikkan kakiku dan memeriksa kolam itu, saat aku lihat tidak ada apa pun di kolam itu.

“Aneh banget perasaan aku tadi nyentuh sesuatu deh,” ucapku.

Aku terus memperhatikan kolam itu, aku melihat ada benda di dalamnya mirip seperti untaian rambut yang cukup panjang.

“Itu apa? Apa wig?” ucapku.

Saat aku fokus pada benda tersebut tiba-tiba Juna menepuk pundakku dan hal itu membuatku sangat kaget.

“Lin!” Juna menepuk pundakku.

“Aaaaaaaaa!” pekikku.

“Astaga Juna! Kamu ngagetin aku aja!” 

“Kamu ngapain disini?”

“Aku bosan jadi aku cari angin,” sahutku.

“Angin dicari. Tinggal nyalain kipas angin aja banyak anginnya!”

Sambil bicara kepadaku mata Juna terus menatap ke arah kolam renang.

“Ada apa?” tanyaku.

“Gak. Ayo masuk!” ajak Juna.

Aku pun masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarku, untuk mengisi waktu aku pun menonton video-video yang ada di media sosial hingga tanpa sadar aku tertidur dengan ponsel yang masih memutar video.

Saat aku berada di pertengahan alam sadarku, secara mengejutkan aku mendengar suara teriakan tepat di kupingku hingga aku kaget dan terbangun.

Rupanya suara itu berasal dari video yang aku putar, namun anehnya ponselku tidak berada di sampingku melainkan tertindih oleh kakiku.

Suara teriakan itu sangat jelas hingga membuat telingaku sedikit mendengung. 

“Ini pasti gara-gara aku nonton film horor tadi, jadi kebawa,” ucapku.

Aku mematikan video itu dan kembali tidur.

Terpopuler

Comments

Queen Bee✨️🪐👑

Queen Bee✨️🪐👑

wahhh

2023-01-20

0

Putri Minwa

Putri Minwa

Juna tahu aja ya kalau di luar tak ada siapa-siapa.

2023-01-19

0

jenny

jenny

sepertinya Juna sudah tahu klo rumah yang ditempati itu angker

2023-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!