“Ayo cepetan Jun!”
“Dabar kenapa sih.”
“Nanti Sinta lama nungguin kita!”
“Ma. Elin sama Juna berangkat ya,” ucapku.
“Iya pulangnya jangan malam ya!”
“Iya Ma.”
“Ayo cepetan Jun!”
Aku dan Juna melaju menuju Mall, aku mendapat pesan dati Sinta jika dia sudah berada disana.
Rencananya kami akan menonton film dan melihat-lihat barang diskon.
Saat di perjalanan aku berdebat dengan Juna.
“Ngapain aku harus ikut sih!” protes Juna.
“Ya biar seru lah.”
“Lagian capek tahu gak ngikutin cewek ke mall, nanti ujung-ujungnya aku disuruh pegang belanjaan kalian!”
“Gak tenang aja. Nanti kamu aku traktir,” ucapku.
“Serius?”
“Ngapain aku bohong.”
“Oke deh kalo gitu.”
Juna menambah kecepatannya hingga kami sampai ke mall tempat janjian aku dan Sinta.
Sinta mengatakan akan menunggu di depan pintu masuk, Juna memarkirkan motornya kami berdua berjalan menuju pintu masuk.
“Sinta,” panggilku.
Aku dan Juna menghampiri Sinta, “Maaf ya Sin. Kamu pasti lama nunggunya,” ucapku.
“Santai. Aku disini sambil cuci mata juga kok lumayan banyak cowok ganteng,” sahut Sinta.
“Ayo kita masuk!” ucap Juna yang berjalan mendahului aku dan Sinta.
Kami berjalan menuju bioskop, sebelumnya kami sudah memutuskan untuk menonton film yang sekarang sedang tranding.
Film akan dimulai 15 menit lagi, kami bertiga memilih untuk duduk di sofa untuk menunggu.
Saat itu aku kembali menceritakan tentang kejadian di ruang ganti kemarin.
“Sin, sebenarnya kemarin saat aku masuk ke ruang ganti ada yang aneh,” ucapku.
“Aneh kenapa?”
“Saat aku masuk pintu itu tiba-tiba nutup sendiri, spontan aku keluar. Saat keluar pintunya itu ketutup dan keras banget kaya ada yang banting,” tuturku.
“Tuh kan bener. Ruang ganti itu ada penunggunya,” sahut Sinta.
“Kalian ngapain sih iseng gitu?” ucap Juna.
“Kami gak iseng, kami kemarin kebelet jadi ke toilet!” sahut Sinta.
“Sertiap tempat kan memang ada penunggunya,” sahut Juna.
“Susah ngmong sama orang yang gak ngalamin,” sahut Sinta.
Obrolan kami terus berlanjut, hingga terdengar pengumuman jika film kami akan segera dimulai. Kami bertiga masuk ke dalam dan duduk dikursi kami masing-masing.
Hingga film selesai kami lanjut melihat-lihat barang diskon, aku memenuhi janjiku akan mentraktir Juna.
“Jun besok kamu mau kemana?” tanya Sinta.
“Gak kemana-mana di rumah aja, kenapa emangnya?”
“Emm ... Gak sih gak apa-apa.”
“Ngomong aja Sin,” bisikku.
“Apa dia mau?”
“Ya coba aja.”
“Anu Jun, besok jalan lagi yuk,” ajak Sinta.
“Gimana?” Juna berbalik bertanya kepadaku.
“Aahh ... Aku ada urusan ini soalnya penting. Kalian berdua aja ya.”
“Urusan apaan?” tanya Juna.
“Ada tugas kelompok. Senin dikumpul, Sinta enak sudah selesai aku sama kelompokku belum, ya kan Sin,” ucapku mencari alasan.
Mata Sinta melotot ke arahku, “I-iya Jun, aku sudah selesai sih. Makanya Lin jangan main sosmed terus,” ledek Sinta.
“Ya udah kalau gitu, mau aku jemput?”
Sinta kembali menatap ke arahku karena malu.
“Ya jemput lah Jun masa cewek yang jemput,” ucapku.
“Ya udah kalau gitu.”
Terlihat raut wajah Sinta yang begitu senang karena Juna mau dia ajak untuk jalan.
Acara jalan-jalan kami pun berakhir, kami berpisah di depan pintu masuk. Aku dan Juna melaju pulang menuju rumah.
“Kamu sengaja ya Lin?” tanya Juna.
“Sengaja apanya?” tanyaku.
“Kamu sebenarnya gak ada urusan kan?”
“G-gak kok aku beneran ada urusan.”
“Gak usah bohong, aku tahu kamu.”
“Iya ... Iya. Tapi kamu jangan batalin jalan sama Sinta ya.”
“Gak lah aku kan sudah mengiyakan.”
“Yaa ... Aku gak memaksa kamu untuk suka atau apa pun itu menyangkut perasaanmu. Tapi, setidaknya kita harus menghargai kan,” ucapku.
“Iya aku paham maksudmu.”
bersambung dulu gengs
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Putri Minwa
tetap semangat Thor
2023-01-19
0
jenny
masih dalam pantauan nih thor. .
lanjuuuttt
2023-01-07
1