Tamparan Keras

''Sayang, Mas mohon kamu terima Maria dengan baik di rumah ini, ya. Mas harap kalian bisa jadi teman yang baik, saling bekerja sama dalam membersihkan rumah dan dalam menyenangkan Mas,'' ucap Sandi enteng terdengar sedikit memelas. Ia menatap Inara lekat. Ia menyusul Inara ke dalam kamar, lalu dirinya duduk di pinggir kasur, sedangkan Inara duduk di bagian tengah kasur dengan punggung dan kepala bersandar di kepala ranjang. Tatapan mata Inara fokus menatap lembar novel yang sedang ia baca. Kehadiran sang suami di dalam kamar, membuat dirinya tidak fokus melanjutkan membaca novel kesukaannya itu.

Inara merasa amat kesal setelah mendengar apa yang di katakan oleh Sandi. Memang apa kurangnya dirinya selama ini? Selama ini Inara sudah mengurus pekerjaan rumah dengan baik tanpa bantuan asisten rumah tangga, selain itu ia juga telah memberikan Sandi seorang anak yang begitu tampan, yang saat ini sudah berusia tujuh tahun. Saat ini anak mereka lagi sekolah.

Di usia pernikahan mereka yang ke delapan tahun, teganya Sandi membawa wanita muda ke rumah, yang ternyata adalah istri baru nya. Kalau sudah bosan kenapa tidak berterus terang? Kenapa harus berselingkuh dan berkhianat dengan menikahi wanita yang bernama Maria. Pikir Inara teramat geram dengan hati yang terasa amat sakit bagai tercabik-cabik, ia masih berusaha untuk meyakinkan dirinya kalau Sandi benar-benar telah menghadirkan madu untuk dirinya. Selama ini ia tulus mengabdikan dirinya untuk sang suami tanpa banyak menuntut, tapi sang suami malah ngelunjak. Tidak tahu terimakasih dan tidak tahu di untung.

''Enak banget jadi diri mu, ya!'' Inara berkata lantang. Ia menutup lembaran novel, lalu meletakkan di atas nakas. Tatapannya kini begitu tajam menatap sang suami yang nampak salah tingkah. Ekpresi wajahnya datar.

''Se, semua sudah terlanjur, Sayang. Mas tidak sengaja bertemu dengan Maria saat Mas lagi bekerja di luar kota. Lalu setelah itu hubungan kami berjalan begitu saja, karena kami sama-sama merasa nyaman.'' Jawab Sandi lagi dengan jari-jari tangan saling bersahutan memegang ujung kemeja yang ia pakai. Sandi sebenarnya merasa takut sama sang istri, tapi ia ingin terlihat bahwa dirinya keren dan hebat di mata Inara. Wanita yang telah di nikahi nya dari delapan tahun yang lalu. Mereka menikah karena sama-sama suka, karena mereka memang sudah berpacaran dari zaman masih kuliah.

''Lalu kamu sudah merasa tidak nyaman lagi sama aku? Kalau begitu ceraikan aku sekarang juga!'' ucap Inara penuh penekanan. Ia beranjak dari atas kasur, lalu ia berjalan, berdiri di depan jendela kamar, tatapan matanya menatap keluar, dengan mata berkaca-kaca, sekuat dan se tegar apapun seorang wanita, kalau sudah di khianati, pasti akan merasakan sakit dan akan menangis juga. Tapi Inara mencoba untuk menyembunyikan air matanya dari sang suami, sungguh dirinya tidak ingin terlihat lemah di hadapan pria yang telah tega mengkhianati nya. Ia mencoba melonggarkan dadanya yang terasa sesak. Protes pun percuma karena semua sudah terlanjur terjadi. Kita tidak dapat memaksa seseorang untuk terus bersama kita. Kalau orang itu benar-benar mencintai dan menyayangi kita, ia pasti akan selalu setia dan tidak akan tega untuk melakukan sesuatu yang dapat melukai hati orang yang di cintai. Dan sekarang Inara yakin kalau Sandi sudah tidak lagi mencintai, Inara sudah menyiapkan hatinya untuk melepaskan Sandi, tapi sebelum itu, ia akan mengurus semua harta yang menjadi hak nya, dan sebelum pergi dari hidup Sandi, Inara akan memberikan pelajaran kepada Sandi dan Maria.

''Bu, bukan begitu Sayang. Mas masih merasa nyaman dengan dirimu. Mas tidak akan mungkin menceraikan kamu, yank. Bagi Mas kamu tetap nomer satu di hati, Mas.'' Sandi berkata begitu lembut, ia menyentuh pundak Inara dengan pelan, tapi dengan cepat Inara menepis tangan Sandi agar tak menyentuh nya. Entahlah, Inara benar-benar merasa jijik bila bersentuhan dengan sang suami, apalagi saat ia teringat kalau sang suami telah tidur dengan wanita lain selain dirinya.

''Lepas! Dasar brengsek, rakus! Kalau begitu izinkan aku berhubungan dengan pria yang bisa membuat aku nyaman, aku sudah tidak nyaman lagi sama kamu, Mas. Yang ada sekarang aku begitu muak dan jijik melihat wajah mu yang sok kecakepan itu.'' Umpat Inara dengan tarikan nafas menggebu.

''Maksud mu apa, Sayang? Kamu tidak boleh berhubungan dengan pria manapun selain dengan Mas. Kamu itu milik, Mas. Dan sampai kapanpun tetap milik, Mas!'' Sandi terlihat emosi setelah mendengar perkataan sang istri. Ia benar-benar tak rela kalau Inara berhubungan dengan pria lain. Hatinya terasa sakit saat Inara berkata seperti itu.

''Kenapa? Dasar egois!''

''Mas tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk berhubungan dengan pria lain. Apa-apaan ini, kamu itu sudah menjadi milik, Mas, dan selama akan menjadi milik, Mas. Titik!'' Sandi mengulang ucapan nya dengan tegas.

''Egois sekali kamu. Sedangkan kamu sendiri sudah mencari tempat sandaran lain, sementara aku, kenapa kamu melarang aku?'' Inara sengaja berkata seperti itu, ia sengaja memancing emosi Sandi.

''Karena wanita itu memang hanya di perbolehkan untuk mempunyai satu orang suami saja. Sedangkan kaum pria, di perbolehkan untuk mempunyai hingga empat orang istri selama mereka merasa mampu untuk bersikap adil. Dan Mas yakin, Mas bisa bersikap adil sama kamu dan Maria.'' Sandi berkata yakin dengan senyum miring.

''Ciuh! Apa-apaan itu! Kalau begitu kamu ceraikan aku sekarang juga, supaya aku bisa berhubungan dengan pria yang lebih baik dari kamu. Pria yang setia dan tidak suka berbohong di belakang istrinya.''

''Mas tidak bisa melakukan itu. Hati Mas merasa sakit bila melihat kamu bersama pria lain.''

''Sakit, 'kan? Aku juga sakit, Mas.''

''Tapi rasa sakit di hati kamu hanya untuk sementara Sayang. Lama kelamaan kamu pasti bisa menerima kehadiran Maria.''

''Tidak!'' ucap Inara bersikukuh tidak mau menerima Maria di tengah-tengah rumah tangganya.

''Apaan sih ribut-ribut. Eh Mbak Inara, mana kamar untuk aku? Apa kamar untuk aku sudah Mbak bersihkan? Soalnya aku pengen tiduran di atas tempat tidur. Atau kamar ini saja untuk aku? Kalau begitu buruan Mbak keluar dari kamar ini sekarang juga.'' Maria dengan lancang nya masuk ke dalam kamar Inara dan Sandi. Karena pintu kamar tidak di kunci. Maria berkata begitu angkuh, seakan ia bisa menguasai semua yang ada di rumah itu.

Inara dan Sandi menoleh ke arah Maria yang ada di belakang mereka, Inara merasa begitu murka mendengar perkataan Maria.

Inara berjalan ke arah Maria, begitu sudah sampai di depan Maria.

Plak!

Inara menghadiahkan satu tamparan keras ke pipi mulus Maria. Sandi begitu kaget melihat apa yang sang istri pertama lakukan kepada sang istri kedua. Ia ingin membela Maria, tapi ia takut sama Inara. Alhasil ia hanya berdiam diri di tempat dengan perasaan bingung harus berbuat apa.

Sedangkan Maria berdiri dengan tangan mengusap pipinya yang terasa panas, nyeri, nyut-nyutan, dan pedih. Ia sungguh tidak menyangka, Inara yang terlihat lugu dan penurut ternyata berani menamparnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

1.perzinahan kuhp 284 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.

2.pernikahan diam diam tanpa izin dr istri pertama dan sah kuhp 279 ayat 1 pidana 5 thn penjara suami dan wanitanya ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.

begitulah jd org diam tdk dihargai sama suami dan pelakor,kenapa di kasih masuk rumah! hrsnya pada saat nau masuk rumah ada apa guci,vas bunga hiasan rumah lempar kemukanya. jd tdk berani masuk kerumah. besok pagi masak air panas seember begitu mereka duduk du meja makan siram air panas kemeja makan kena semua biar lari tunggang langgang. besok pesen ular kobra di pasar jatinegara. pesan aja 4 ekor. lepas di kamar mereka.
hbs ini ganti semua kunci2 rumah biar suamimu tdk bisa masuk. cuma kunci ksmar yg mereka pakai. anak ungsiin dulu kerumah saudara. terus suamimu tiap hr kasih kopi sianida dr biji apel. beli apel 1 dus.buahnya dijus biji nya dijemur dijaddin bubuk kopi. campur di kopi oagi dan sore. 3 minggu kemudian sendy mati engga lumpuh total.

2024-10-23

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh semangat

2023-05-22

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

RASAIN kau Maria, sok berkuasa

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!