Inara dan Andre terlihat begitu bahagia, senyum keduanya tak pernah sirna di paras paripurna keduanya. Mereka makan bersama, setelah perut mereka kenyang, mereka berbelanja apa saja yang mereka inginkan. Kedua tangan Inara sudah penuh dengan paper bag yang berisi pakaian baru, sepatu baru dan tas baru. Semua barang-barang itu ia beli untuk dirinya dan juga untuk Andre.
''Sekarang ke mana lagi kita, Nak?'' tanya Inara kepada Andre. Sekarang mereka sedang berada di atas eskalator menuju lantai atas.
''Main, Ma. Aku mau main sepuasnya,'' jawab Andre riang.
''Baiklah, ayo jagoan,'' ucap Inara lagi.
Tidak lama setelah itu mereka memasuki ruangan yang luas, tempat berbagai macam dan jenis permainan tersedia di sana. Seperti permainan mandi bola dan lain-lain.
Inara duduk di sebuah kursi, dirinya selalu setia menemani dan mengawasi sang putra yang tengah bermain.
Saat Inara sedang menatap sang putra, tiba-tiba ponselnya yang berada di dalam tas berdering.
Inara mengambil nya cepat, lalu melihat siapakah yang menghubungi.
''Iist ganggu saja,'' ucap Inara kesel, ternyata Sandi lah yang tengah menghubungi nya. Inara sama sekali tidak berniat untuk mengangkat telepon dari sang suami. Diri nya bahkan menonaktifkan ponselnya agar Sandi tak menganggu lagi. Sungguh Inara ingin membuat Sandi merasa menyesal karena telah berani bermain-main dengan dirinya. Dan Inara juga ingin menghabiskan hari yang begitu menyenangkan dengan sang putra.
Jangan tanyakan Inara dapat uang dari mana untuk berbelanja. Inara adalah anak semata wayang dari seorang konglomerat yang begitu tersohor di negeri. Sang Papa memiliki perusahaan inti yang cukup besar dan memiliki anak cabang perusahaan di mana-mana, dan Sang Mama juga memiliki toko butik yang cukup besar. Bahkan saat ini Sandi memimpin salah saat anak cabang milik perusahaan papa nya. Itulah yang membuat Inara sangat geram dan sangat benci dengan Sandi. Menurutnya Sandi sangat tidak tahu terimakasih dengan menghadirkan madu untuknya dan dirumah nya. Padahal apa baiknya Inara selama ini, apa kurangnya Inara dalam melayani sang suami. Inara tak pernah salah apapun kepada Sandi, dasar Sandi nya saja yang tak tahu diri dan tidak tahu terimakasih. Sandi merupakan pria yang sederhana dan berasal dari keluarga yang biasa saja. Tapi saat ini? Ternyata harta telah membuat Sandi lupa diri.
***
''Argh! Ke mana sih Inara? Ini sudah sore, tapi dia masih belum pulang juga!'' Sandi berkata dengan nada cukup keras. Ia mengacak kasar rambut nya. Sandi merasa tidak suka kalau Inara keluar rumah lama-lama.
''Kan dari tadi sudah aku katakan, lebih baik kita makan di luar saja, Mas. Kamu kenapa sih Inara, Inara terus!'' Maria membalas dengan wajah sama kesalnya. Mereka berdua belum makan siang, karena mereka menunggu kepulangan Inara. Mereka menunggu Inara yang mempersiapkan makanan untuk mereka berdua. Sungguh, Sandi dan Maria benar-benar orang-orang yang tak tahu diri.
''Ya sudah, ayo kita keluar,'' ucap Sandi akhirnya. Mendengar itu Maria tersenyum senang. Tapi ada satu hal yang membuat Maria merasa begitu kesal, yaitu, karena dirinya tidak berhasil mengambil barang-barang berharga milik Inara. Inara mengunci pintu kamar dari luar dan membawa kunci bersamanya, hingga Sandi dan Maria tidak bisa masuk ke dalam kamar utama yang begitu luas dengan fasilitas lengkap di dalamnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Elisa Nursanti Nursanti
dasaaarrr maliiing....good inara 👍👍👍
2023-01-30
0
Hanipah Fitri
org sederhana yg diangkat derajatnya tapi tidak tau diuntung
2023-01-13
0
Yuliana Tunru
nikmati z inara dan andre selama ini cm tau di rmh ngurusi semuax eh suami senang bawa pulang madu tdk tau diri diangkat derajatx malah berhianat..emang sandy tdk tau ya thor klo inara orang kaya..buang sana sandy toh cm laki2 kere yg byk tingkah..lanjut thor sering2 up dong biar rame pembacax..
2023-01-10
1