I'M An Antagonist [Transmigrasi]
Prolog
⚠️Disclaimer ⚠️
1. Cerita ini hanya fiktif belaka!
2. Face claim tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Ingat, karena ini hanya cerita fiksi!
3. 18+ karena cerita ini banyak mengandung hal-hal berikut: kata kasar, kekerasan, mention of death, dan lain sebagainya.
4. Harap bijak dalam membaca!
Part ini mengandung warning nomor 3! Please, harap bijak dalam membaca!
Hari ini adalah hari bahagia bagi Raline dan Gavin—suami Raline. Karena, hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua.
Keduanya baru saja resmi menikah, dan sekarang tengah menyalami dan mengucapkan terimakasih kepada para tamu undangan.
Gavin Oliver
Duduk saja, Lin
Gavin Oliver
Tidak baik berdiri terlalu lama dengan sandal tinggi itu
Gavin berbicara sembari menyalami para tamu undangan.
Raline Azeva
Aku baik-baik saja.
Raline Azeva
Tidak sopan kalau aku duduk.
Gavin Oliver
*memaksa tubuh Raline duduk
Raline Azeva
Ugh?! *terkejut
Gavin Oliver
Duduk saja, semuanya sudah beres *senyum
Raline Azeva
*mengerutkan keningnya bingung
Benar, Raline baru saja duduk. Dan para tamu undangan yang Raline duga akan menyalaminya, melangkah menjauh—tidak jadi menghampiri kedua pengantin baru itu.
Raline Azeva
Pengaruh keluargamu memang beda,
Raline Azeva
Aku hanya duduk, dan mereka langsung tidak jadi menghampiri.
Raline Azeva
*senyum tipis
Gavin Oliver
Daripada istriku ini pegal, lebih baik mereka yang mengalah
Gavin Oliver
Mengucapkan selamat bisa kapan saja
Gavin Oliver
*duduk di samping Raline
Gavin Oliver
Apapun untukmu, istriku *mengusap pipi Raline
Raline Azeva
*senyum senang
Gavin Oliver
*melihat HP-nya
Gavin Oliver
Astaga, aku lupa!
Gavin Oliver
Aku harus menghampiri seseorang yang penting itu
Raline Azeva
Oh, rekan bisnismu yang dari luar negeri itu?
Raline Azeva
Dia sudah datang?
Gavin Oliver
Iya, aku harus menghampirinya
Raline Azeva
*ikut berdiri
Gavin Oliver
Tidak, kamu tunggu saja di sini
Gavin Oliver
Aku tidak mau membuat kakimu samakin lama berdiri
Gavin Oliver
Duduk saja, ya? *mendudukkan Raline
Raline Azeva
Baiklah. *menghembuskan nafasnya pasrah
Gavin mengecup kening Raline sebelum pergi meninggalkan istrinya untuk menghampiri tamu pentingnya.
Raline Azeva
*melihat sekitarnya
Raline Azeva
(Aku tidak menyangka semua ini benar-benar terjadi pada diriku.)
Raline Azeva
(Memakai gaun pengantin, dan menikah dengan laki-laki pilihanku.)
Raline Azeva
(Semuanya terasa tidak nyata.)
Raline Azeva
*senyum tipis
Setelah memutuskan untuk menikah dengan pujaan hati. Raline, si pembunuh bayaran yang terkenal akan kekejaman dan kebengisannya dalam menjalankan tugas, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan kotornya itu.
Raline Azeva
*menatap kedua tangannya
Raline Azeva
Ku harap aku benar-benar tidak akan melakukan pekerjaan itu lagi.
Raline Azeva
Eh? Lia! *terkejut
Raline Azeva
Kau datang?! *berdiri
Amalia
Iya, aku tidak mungkin tidak datang di hari bahagia sahabatku *senyum
Amalia
Selamat ya, aku turut senang *lirih
Raline Azeva
Hey, aku yang menikah, tapi kenapa kau yang menangis?! *khawatir
Amalia
Maafkan aku... *lirih
Karena khawatir tangis Amalia mengganggu para tamu undangan. Raline mengajak Amalia masuk ke dalam mansion. Pesta pernikahannya di tinggal sebentar pasti tidak apa-apa, pikir Raline.
Amalia
Maafkan aku... Lin.. *lirih
Raline Azeva
Tidak apa-apa, aku mengerti kenapa kau baru mau menjumpaiku.
Raline Azeva
Bagaimana kabarmu selama ini?
Amalia
A-aku.. tidak tau, aku benar-benar... tidak tau.. hiks.. *menangis
Raline Azeva
*memeluk tubuh Amalia
Raline Azeva
Tenanglah. Aku mengerti keadaanmu.
Raline Azeva
Semua pasti akan baik-baik saja. *mengusap punggung Amalia
Amalia
M-maaf.. *menangis di pelukan Raline
Raline dan Amalia melepaskan pelukan mereka. Keduanya menatap seseorang yang baru saja memanggil nama Amalia.
Raline Azeva
Eh?! *terkejut
Unknown
Tuan muda sedari tadi menangis, Nona
Unknown
*menyerahkan bayi ke tangan Amalia
Amalia
Kau boleh pergi *menerima bayi
Amalia
*menatap bayi di gendongannya yang terus menangis
Unknown
Baik, saya permisi Nona *pergi
Raline Azeva
Siapa bayi itu, Lia?
Raline Azeva
Apakah anakmu?
Raline Azeva
Hey, kenapa kau menangis bayi kecil? *hendak menyentuh bayi
Raline Azeva
*tidak jadi menyentuh bayi
Raline Azeva
*menatap Amalia terkejut
Raline Azeva
Jadi, i-ini?! Lia, kenapa kau tidak bercerita tentang ini?!
Raline Azeva
Selama ini kau tidak pernah menjumpaiku karena kau hamil?!
Amalia
*menitihkan air matanya lagi
Raline Azeva
Katakan padaku, siapa laki-laki brèngsek itu?!
Amalia
Dia anak suamimu, tapi... aku tidak menginginkannya
Amalia
Jadi, aku... berniat membunuhnya *lirih
Amalia
Maafkan aku, Lin... *menunduk dengan mata yang sudah menangis
Raline Azeva
A-apa?!... *terkejut
Raline Azeva
M-maksudmu... *mata berkaca-kaca
Amalia
Maafkan aku... hiks.. *berbalik dan pergi
Raline Azeva
*menatap punggung Amalia dengan mata yang mulai menitihkan air mata
Raline Azeva
J-jadi... *memegang dadanya
Raline ingat, beberapa bulan yang lalu, Amalia—sahabatnya pernah bercerita. Kalau dia di lecehkan oleh laki-laki yang tak lain adalah kating di kampusnya dulu.
Raline tentu terkejut mendengarnya, apalagi Amalia bercerita lewat telepon dengan tangis yang mampu membuat hati dingin Raline tergores.
Amalia memutuskan untuk pergi dari kota untuk menenangkan dirinya. Amalia tidak mau bertemu dengan Raline. Bahkan sekedar untuk menanyakan kabar pun Amalia enggan membalas pesannya. Mungkin Amalia butuh waktu sendiri, pikir Raline.
Tapi walaupun Amalia tidak pernah membalas pesannya. Raline sering sekali mengirimkan pesan kepada sahabatnya itu. Ia juga tidak lupa memberitahu dan mengundang Amalia ke hari pernikahannya.
Raline tidak terlalu berharap lebih Amalia datang ke pernikahannya. Tapi, siapa sangka. Amalia datang ke hari pernikahannya sembari membawa bayi dan kabar yang sangat amat membuat hati Raline tergores, kecewa, dan marah.
Tidak, Raline bukan kecewa dan marah kepada Amalia. Ia kecewa kepada dirinya sendiri dan sangat kecewa dan marah kepada Gavin.
Raline Azeva
*mengusap kedua matanya
Raline Azeva
Miria. *dingin
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Saya, Nyonya. *sigap berdiri di hadapan Raline
Raline Azeva
Kejar Amalia, dan ambil bayi yang dia bawa.
Raline Azeva
Jangan sampai Amalia menjadi pembunuh.
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Baik, saya laksanakan, Nyonya. *pergi
Raline Azeva
*mengepalkan tangannya
Raline Azeva
Bàjingan, sîalan. *menitihkan air matanya lagi
Malam hari, setelah pesta pernikahan Raline dan Gavin selesai.
[Kamar Raline dan Gavin di kediaman Gavin.]
Raline Azeva
*menatap bayi di atas kasur
Itu adalah bayi Amalia dan Gavin. Miria, berhasil mengambil bayi kecil itu dari Amalia, ketika wanita itu hendak mencekik bayinya sendiri.
Raline Azeva
Bagaimana dengan Amalia?
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Sesuai perintah Nyonya, saya menyuntikkan obat tidur kepada Nona Amalia,
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Sekarang Nona Amalia sedang tertidur di apartemen milik Nyonya.
Raline Azeva
Bagaimana dengan penjagaannya?
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Saya sudah menyuruh 4 pengawal untuk berjaga di luar apartemen,
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Dan 2 pengawal berjaga di luar kamar, Nyonya.
Raline Azeva
Jangan sampai Amalia pergi dari apartemen.
Raline Azeva
Aku akan menghampirinya setelah masalah ini selesai.
Raline Azeva
Kau boleh pergi.
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Baik, saya undur diri, Nyonya. *membungkuk lalu pergi
Raline Azeva
*menatap bayi di atas kasur dengan tangan yang mengepal kuat
Raline Azeva
*menggendong bayi
Raline Azeva
Maafkan aku karena harus memisahkanmu dengan Ibumu.
Raline Azeva
Maafkan Ibumu juga yang berniat mencelakaimu. *mengusap pipi bayi
Raline Azeva
*menitihkan air matanya
Gavin Oliver
Kenapa kamu menangis?! *berlari ke arah Raline
Gavin Oliver
*hendak memegang wajah Raline
Raline Azeva
*menahan tangan Gavin
Gavin Oliver
*tersentak kaget
Gavin Oliver
*baru sadar dengan bayi
Gavin Oliver
Bayi siapa ini?
Raline Azeva
Bayimu. *dingin
Gavin Oliver
*mengerutkan keningnya bingung
Gavin Oliver
Bayiku? AHAHA, Lin *tertawa lecil
Gavin Oliver
Kamu ingin segera memiliki anak, ya?
Gavin Oliver
Baiklah, tapi sebelum itu. Dia ini bayi siapa?
Gavin Oliver
Kenapa kamu membawanya ke sini?
Gavin Oliver
Apakah ini keponakan—
Raline Azeva
Sudah ku bilang ini bayimu, bódoh.
Gavin Oliver
Apa maksudmu? Kenapa kamu mengumpatiku?
Gavin Oliver
Apa kamu marah karena aku terlalu lama menghampiri mereka tadi?
Gavin Oliver
Maafkan aku *hendak memegang wajah Raline
Raline Azeva
*menepis tangan Gavin
Raline Azeva
Kau pantas di umpat, karena kau memang bódoh.
Raline Azeva
Bàjingan bódoh lebih tepatnya.
Gavin benar-benar terkejut dan tak mengerti dengan sikap Raline yang tiba-tiba dingin seperti ini.
Gavin Oliver
Apa salahku, sayang?
Gavin Oliver
Kenapa kamu dingin sekali?
Raline Azeva
Ini bayimu, anak kandungmu.
Gavin Oliver
Bagaimana bisa bayi ini bayiku? *bingung
Raline Azeva
*berjalan ke luar kamar
Raline memanggil pelayan dan menyerahkan bayi kecil kepada pelayan.
Raline Azeva
Kosongkan rumah ini, jangan ada seorangpun.
Unknown
Pelayan:
Baik, Nyonya.
Raline Azeva
*masuk ke dalam kamar
Gavin Oliver
Kenapa kamu menyuruh mereka mengosongkan—
Raline Azeva
*memeluk tubuh Gavin
Gavin Oliver
Sayang, sebenarnya kamu kenapa?
Gavin Oliver
*hendak membalas pelukan Raline
Raline Azeva
*menusuk perut Gavin menggunakan belati
Gavin Oliver
Argh?! *tertusuk
Raline Azeva
*melepaskan pelukan
Gavin Oliver
S-sayang?! A-apa maksudnya ini?... Akh! *terkapar
Raline Azeva
Bayi tadi adalah anakmu! *meninggikan suaranya
Gavin Oliver
A-aku benar-benar tidak mengerti... shhh!
Raline Azeva
Tentu saja, karena kau itu bódoh!
Raline Azeva
*berjalan menghampiri Gavin
Raline Azeva
KAU BÀJINGAN SÎALAN!
Raline Azeva
BERANI-BERANINYA MENIKAHKU SETELAH MELECEHKAN SAHABATKU!
Raline Azeva
KAU BRÈNGSEK, GAVIN!
Raline Azeva
*menampar pipi Gavin keras
Gavin Oliver
Shhh! *sudut bibir sobek
Raline Azeva
KAU MENGKHIANATIKU!
Raline Azeva
BAYI TADI ITU ANAKMU, ANAKMU DENGAN AMALIA!
Raline Azeva
ASAL KAU TAHU! BETAPA HANCURNYA AKU KETIKA TAHU,
Raline Azeva
LELAKI BRÈNGSEK YANG MELECEHKAN SAHABATKU ADALAH SUAMIKU SENDIRI!
Raline Azeva
*teriak dengan mata yang terus menitihkan air matanya
Gavin Oliver
K-kamu.. *masih terkejut
Gavin Oliver
*menetralkan ekspresi terkejutnya
Gavin Oliver
PFT! *menahan tawanya
Gavin Oliver
Argh, sîal! *memegang perutnya
Raline Azeva
Heh. *menatap Gavin yang tersenyum tidak habis pikir
Gavin Oliver
Ku pikir... aku sudah menyembunyikan... semuanya dengan baik... shhh!
Gavin Oliver
Ternyata kamu... langsung tahu, bahkan sebelum... kita melakukan malam pertama—
Raline Azeva
KAU PIKIR AKU MAU BERHUBUNGAN DENGAN LELAKI BÀJINGAN SEPERTIMU?! *marah
Gavin Oliver
Apa kamu... cemburu?...*smirk
Gavin Oliver
Sayang.. ayolah.. aku hanya menyentuh Amalia sedikit saja...
Gavin Oliver
Dia hamil... itu pasti karena dia berhubungan... dengan laki-laki lain.. shh! *memegang perutnya
Raline Azeva
BRÈNGSEK! MATI KAU!
Raline Azeva
*mengarahkan belati ke wajah Gavin
Gavin Oliver
*menahan tangan Raline sekuat tenaga
Gavin Oliver
Kalau aku mati... kamu juga harus mati, sayang...
Gavin Oliver
Aku ingin... kita sehidup semati—
Raline Azeva
HENTIKAN OMONG KOSONGMU ITU! *menekan belati
Gavin Oliver
Argh! *tangan bercucuran darah karena menahan belati
Gavin Oliver
*menendang perut Raline
Gavin Oliver
Maafkan aku.. hah.. hah.. shhh! *ngos-ngosan
Gavin Oliver
Kamu benar-benar kuat... *tersenyum bangga
Raline Azeva
*mengeluarkan pistol
Gavin Oliver
Tenanglah, sayang... aku bisa menjelaskan—
Satu tembakan pistol melesat melewati tubuh Gavin, ya melewati. Karena Gavin berhasil menghindari pistol itu.
Beberapa tembakan melesat karena Gavin memang lihai dalam menghindar. Tapi, entah tembakan ke berapa berhasil mengenai lengan laki-laki itu.
Gavin Oliver
SHHH! *memegang lengannya
Gavin Oliver
S-sayang... bukankah... kamu terlalu... kasar? Akh... *terduduk lemas
Raline Azeva
MATI KAU! SÎALAN!
Gavin Oliver
*menembak tepat di paha Raline
Gavin Oliver
Hah... shhh! *lemas
Gavin Oliver
M-maaf, sayang... aku benar-benar... ingin sehidup semati denganmu...
Raline Azeva
*melihat pahanya yang terus mengeluarkan darah
Raline Azeva
Tapi aku tidak sudi!
Dengan gerakan cepat, Raline mengambil pisau di balik bajunya dan menyayat kedua lengan Gavin. Laki-laki itu mengerang kesakitan. Tubuh Gavin semakin terkulai lemas karena kehilangan banyak darah.
Raline Azeva
Kau laki-laki yang membuatku berjanji untuk tidak melakukan pembunuhan lagi.
Raline Azeva
Tapi, ternyata kau juga yang membuatku melanggar janji itu.
Raline Azeva
*menatap Gavin dingin
Raline Azeva
*berjalan keluar kamar
Gavin Oliver
*menarik kaki Raline
Raline Azeva
Akh! *terjatuh
Gavin Oliver
M-maafkan aku.. sayang... *mengarahkan pistol ke arah Raline
Gavin menembakkan peluru tepat ke jantung Raline. Dan Raline juga ternyata menembakkan peluru tepat di kepala Gavin.
Keduanya menembakkan peluru secara bersamaan. Dan menghembuskan nafas terakhir mereka di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka.
Raline Azeva. Pembunuh bayaran yang terkenal kejam dan bengis ketika melakukan tugasnya. Tidak pernah sekalipun Raline tidak berhasil membunuh dan menghancurkan target para kliennya. Tapi, Raline berhenti menjadi assassin tepat 5 bulan sebelum menikah dengan Gavin.
Sifat Raline itu sangat dingin dan tak tersentuh. Tidak kenal ampun kepada musuh-musuh dan hama yang mengganggu hidupnya. Tapi di balik sifatnya itu, Raline sangat peduli terhadap orang-orang yang sangat ia sayangi.
Author
Bagaimana? Lanjut tidak? ^_________^
Author
Jangan lupa di fav, like, komen, sama vote!
Comments
𝖒𝖔𝖔 𝕰𝖔𝖓𝖓𝖎🐮
setia menunggu otor up/Scowl//Sob/
2024-02-03
1
ινу
⭐⭐⭐⭐⭐
2023-10-25
0