I'M An Antagonist [Transmigrasi]
Prolog
⚠️Disclaimer ⚠️
1. Cerita ini hanya fiktif belaka!
2. Face claim tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Ingat, karena ini hanya cerita fiksi!
3. 18+ karena cerita ini banyak mengandung hal-hal berikut: kata kasar, kekerasan, mention of death, dan lain sebagainya.
4. Harap bijak dalam membaca!
Part ini mengandung warning nomor 3! Please, harap bijak dalam membaca!
Hari ini adalah hari bahagia bagi Raline dan Gavin—suami Raline. Karena, hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua.
Keduanya baru saja resmi menikah, dan sekarang tengah menyalami dan mengucapkan terimakasih kepada para tamu undangan.
Gavin Oliver
Duduk saja, Lin
Gavin Oliver
Tidak baik berdiri terlalu lama dengan sandal tinggi itu
Gavin berbicara sembari menyalami para tamu undangan.
Raline Azeva
Aku baik-baik saja.
Raline Azeva
Tidak sopan kalau aku duduk.
Gavin Oliver
*memaksa tubuh Raline duduk
Raline Azeva
Ugh?! *terkejut
Gavin Oliver
Duduk saja, semuanya sudah beres *senyum
Raline Azeva
*mengerutkan keningnya bingung
Benar, Raline baru saja duduk. Dan para tamu undangan yang Raline duga akan menyalaminya, melangkah menjauh—tidak jadi menghampiri kedua pengantin baru itu.
Raline Azeva
Pengaruh keluargamu memang beda,
Raline Azeva
Aku hanya duduk, dan mereka langsung tidak jadi menghampiri.
Raline Azeva
*senyum tipis
Gavin Oliver
Daripada istriku ini pegal, lebih baik mereka yang mengalah
Gavin Oliver
Mengucapkan selamat bisa kapan saja
Gavin Oliver
*duduk di samping Raline
Gavin Oliver
Apapun untukmu, istriku *mengusap pipi Raline
Raline Azeva
*senyum senang
Gavin Oliver
*melihat HP-nya
Gavin Oliver
Astaga, aku lupa!
Gavin Oliver
Aku harus menghampiri seseorang yang penting itu
Raline Azeva
Oh, rekan bisnismu yang dari luar negeri itu?
Raline Azeva
Dia sudah datang?
Gavin Oliver
Iya, aku harus menghampirinya
Raline Azeva
*ikut berdiri
Gavin Oliver
Tidak, kamu tunggu saja di sini
Gavin Oliver
Aku tidak mau membuat kakimu samakin lama berdiri
Gavin Oliver
Duduk saja, ya? *mendudukkan Raline
Raline Azeva
Baiklah. *menghembuskan nafasnya pasrah
Gavin mengecup kening Raline sebelum pergi meninggalkan istrinya untuk menghampiri tamu pentingnya.
Raline Azeva
*melihat sekitarnya
Raline Azeva
(Aku tidak menyangka semua ini benar-benar terjadi pada diriku.)
Raline Azeva
(Memakai gaun pengantin, dan menikah dengan laki-laki pilihanku.)
Raline Azeva
(Semuanya terasa tidak nyata.)
Raline Azeva
*senyum tipis
Setelah memutuskan untuk menikah dengan pujaan hati. Raline, si pembunuh bayaran yang terkenal akan kekejaman dan kebengisannya dalam menjalankan tugas, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan kotornya itu.
Raline Azeva
*menatap kedua tangannya
Raline Azeva
Ku harap aku benar-benar tidak akan melakukan pekerjaan itu lagi.
Raline Azeva
Eh? Lia! *terkejut
Raline Azeva
Kau datang?! *berdiri
Amalia
Iya, aku tidak mungkin tidak datang di hari bahagia sahabatku *senyum
Amalia
Selamat ya, aku turut senang *lirih
Raline Azeva
Hey, aku yang menikah, tapi kenapa kau yang menangis?! *khawatir
Amalia
Maafkan aku... *lirih
Karena khawatir tangis Amalia mengganggu para tamu undangan. Raline mengajak Amalia masuk ke dalam mansion. Pesta pernikahannya di tinggal sebentar pasti tidak apa-apa, pikir Raline.
Amalia
Maafkan aku... Lin.. *lirih
Raline Azeva
Tidak apa-apa, aku mengerti kenapa kau baru mau menjumpaiku.
Raline Azeva
Bagaimana kabarmu selama ini?
Amalia
A-aku.. tidak tau, aku benar-benar... tidak tau.. hiks.. *menangis
Raline Azeva
*memeluk tubuh Amalia
Raline Azeva
Tenanglah. Aku mengerti keadaanmu.
Raline Azeva
Semua pasti akan baik-baik saja. *mengusap punggung Amalia
Amalia
M-maaf.. *menangis di pelukan Raline
Raline dan Amalia melepaskan pelukan mereka. Keduanya menatap seseorang yang baru saja memanggil nama Amalia.
Raline Azeva
Eh?! *terkejut
Unknown
Tuan muda sedari tadi menangis, Nona
Unknown
*menyerahkan bayi ke tangan Amalia
Amalia
Kau boleh pergi *menerima bayi
Amalia
*menatap bayi di gendongannya yang terus menangis
Unknown
Baik, saya permisi Nona *pergi
Raline Azeva
Siapa bayi itu, Lia?
Raline Azeva
Apakah anakmu?
Raline Azeva
Hey, kenapa kau menangis bayi kecil? *hendak menyentuh bayi
Raline Azeva
*tidak jadi menyentuh bayi
Raline Azeva
*menatap Amalia terkejut
Raline Azeva
Jadi, i-ini?! Lia, kenapa kau tidak bercerita tentang ini?!
Raline Azeva
Selama ini kau tidak pernah menjumpaiku karena kau hamil?!
Amalia
*menitihkan air matanya lagi
Raline Azeva
Katakan padaku, siapa laki-laki brèngsek itu?!
Amalia
Dia anak suamimu, tapi... aku tidak menginginkannya
Amalia
Jadi, aku... berniat membunuhnya *lirih
Amalia
Maafkan aku, Lin... *menunduk dengan mata yang sudah menangis
Raline Azeva
A-apa?!... *terkejut
Raline Azeva
M-maksudmu... *mata berkaca-kaca
Amalia
Maafkan aku... hiks.. *berbalik dan pergi
Raline Azeva
*menatap punggung Amalia dengan mata yang mulai menitihkan air mata
Raline Azeva
J-jadi... *memegang dadanya
Raline ingat, beberapa bulan yang lalu, Amalia—sahabatnya pernah bercerita. Kalau dia di lecehkan oleh laki-laki yang tak lain adalah kating di kampusnya dulu.
Raline tentu terkejut mendengarnya, apalagi Amalia bercerita lewat telepon dengan tangis yang mampu membuat hati dingin Raline tergores.
Amalia memutuskan untuk pergi dari kota untuk menenangkan dirinya. Amalia tidak mau bertemu dengan Raline. Bahkan sekedar untuk menanyakan kabar pun Amalia enggan membalas pesannya. Mungkin Amalia butuh waktu sendiri, pikir Raline.
Tapi walaupun Amalia tidak pernah membalas pesannya. Raline sering sekali mengirimkan pesan kepada sahabatnya itu. Ia juga tidak lupa memberitahu dan mengundang Amalia ke hari pernikahannya.
Raline tidak terlalu berharap lebih Amalia datang ke pernikahannya. Tapi, siapa sangka. Amalia datang ke hari pernikahannya sembari membawa bayi dan kabar yang sangat amat membuat hati Raline tergores, kecewa, dan marah.
Tidak, Raline bukan kecewa dan marah kepada Amalia. Ia kecewa kepada dirinya sendiri dan sangat kecewa dan marah kepada Gavin.
Raline Azeva
*mengusap kedua matanya
Raline Azeva
Miria. *dingin
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Saya, Nyonya. *sigap berdiri di hadapan Raline
Raline Azeva
Kejar Amalia, dan ambil bayi yang dia bawa.
Raline Azeva
Jangan sampai Amalia menjadi pembunuh.
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Baik, saya laksanakan, Nyonya. *pergi
Raline Azeva
*mengepalkan tangannya
Raline Azeva
Bàjingan, sîalan. *menitihkan air matanya lagi
Malam hari, setelah pesta pernikahan Raline dan Gavin selesai.
[Kamar Raline dan Gavin di kediaman Gavin.]
Raline Azeva
*menatap bayi di atas kasur
Itu adalah bayi Amalia dan Gavin. Miria, berhasil mengambil bayi kecil itu dari Amalia, ketika wanita itu hendak mencekik bayinya sendiri.
Raline Azeva
Bagaimana dengan Amalia?
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Sesuai perintah Nyonya, saya menyuntikkan obat tidur kepada Nona Amalia,
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Sekarang Nona Amalia sedang tertidur di apartemen milik Nyonya.
Raline Azeva
Bagaimana dengan penjagaannya?
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Saya sudah menyuruh 4 pengawal untuk berjaga di luar apartemen,
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Dan 2 pengawal berjaga di luar kamar, Nyonya.
Raline Azeva
Jangan sampai Amalia pergi dari apartemen.
Raline Azeva
Aku akan menghampirinya setelah masalah ini selesai.
Raline Azeva
Kau boleh pergi.
Unknown
Miria [Asisten Pribadi Raline]:
Baik, saya undur diri, Nyonya. *membungkuk lalu pergi
Raline Azeva
*menatap bayi di atas kasur dengan tangan yang mengepal kuat
Raline Azeva
*menggendong bayi
Raline Azeva
Maafkan aku karena harus memisahkanmu dengan Ibumu.
Raline Azeva
Maafkan Ibumu juga yang berniat mencelakaimu. *mengusap pipi bayi
Raline Azeva
*menitihkan air matanya
Gavin Oliver
Kenapa kamu menangis?! *berlari ke arah Raline
Gavin Oliver
*hendak memegang wajah Raline
Raline Azeva
*menahan tangan Gavin
Gavin Oliver
*tersentak kaget
Gavin Oliver
*baru sadar dengan bayi
Gavin Oliver
Bayi siapa ini?
Raline Azeva
Bayimu. *dingin
Gavin Oliver
*mengerutkan keningnya bingung
Gavin Oliver
Bayiku? AHAHA, Lin *tertawa lecil
Gavin Oliver
Kamu ingin segera memiliki anak, ya?
Gavin Oliver
Baiklah, tapi sebelum itu. Dia ini bayi siapa?
Gavin Oliver
Kenapa kamu membawanya ke sini?
Gavin Oliver
Apakah ini keponakan—
Raline Azeva
Sudah ku bilang ini bayimu, bódoh.
Gavin Oliver
Apa maksudmu? Kenapa kamu mengumpatiku?
Gavin Oliver
Apa kamu marah karena aku terlalu lama menghampiri mereka tadi?
Gavin Oliver
Maafkan aku *hendak memegang wajah Raline
Raline Azeva
*menepis tangan Gavin
Raline Azeva
Kau pantas di umpat, karena kau memang bódoh.
Raline Azeva
Bàjingan bódoh lebih tepatnya.
Gavin benar-benar terkejut dan tak mengerti dengan sikap Raline yang tiba-tiba dingin seperti ini.
Gavin Oliver
Apa salahku, sayang?
Gavin Oliver
Kenapa kamu dingin sekali?
Raline Azeva
Ini bayimu, anak kandungmu.
Gavin Oliver
Bagaimana bisa bayi ini bayiku? *bingung
Raline Azeva
*berjalan ke luar kamar
Raline memanggil pelayan dan menyerahkan bayi kecil kepada pelayan.
Raline Azeva
Kosongkan rumah ini, jangan ada seorangpun.
Unknown
Pelayan:
Baik, Nyonya.
Raline Azeva
*masuk ke dalam kamar
Gavin Oliver
Kenapa kamu menyuruh mereka mengosongkan—
Raline Azeva
*memeluk tubuh Gavin
Gavin Oliver
Sayang, sebenarnya kamu kenapa?
Gavin Oliver
*hendak membalas pelukan Raline
Raline Azeva
*menusuk perut Gavin menggunakan belati
Gavin Oliver
Argh?! *tertusuk
Raline Azeva
*melepaskan pelukan
Gavin Oliver
S-sayang?! A-apa maksudnya ini?... Akh! *terkapar
Raline Azeva
Bayi tadi adalah anakmu! *meninggikan suaranya
Gavin Oliver
A-aku benar-benar tidak mengerti... shhh!
Raline Azeva
Tentu saja, karena kau itu bódoh!
Raline Azeva
*berjalan menghampiri Gavin
Raline Azeva
KAU BÀJINGAN SÎALAN!
Raline Azeva
BERANI-BERANINYA MENIKAHKU SETELAH MELECEHKAN SAHABATKU!
Raline Azeva
KAU BRÈNGSEK, GAVIN!
Raline Azeva
*menampar pipi Gavin keras
Gavin Oliver
Shhh! *sudut bibir sobek
Raline Azeva
KAU MENGKHIANATIKU!
Raline Azeva
BAYI TADI ITU ANAKMU, ANAKMU DENGAN AMALIA!
Raline Azeva
ASAL KAU TAHU! BETAPA HANCURNYA AKU KETIKA TAHU,
Raline Azeva
LELAKI BRÈNGSEK YANG MELECEHKAN SAHABATKU ADALAH SUAMIKU SENDIRI!
Raline Azeva
*teriak dengan mata yang terus menitihkan air matanya
Gavin Oliver
K-kamu.. *masih terkejut
Gavin Oliver
*menetralkan ekspresi terkejutnya
Gavin Oliver
PFT! *menahan tawanya
Gavin Oliver
Argh, sîal! *memegang perutnya
Raline Azeva
Heh. *menatap Gavin yang tersenyum tidak habis pikir
Gavin Oliver
Ku pikir... aku sudah menyembunyikan... semuanya dengan baik... shhh!
Gavin Oliver
Ternyata kamu... langsung tahu, bahkan sebelum... kita melakukan malam pertama—
Raline Azeva
KAU PIKIR AKU MAU BERHUBUNGAN DENGAN LELAKI BÀJINGAN SEPERTIMU?! *marah
Gavin Oliver
Apa kamu... cemburu?...*smirk
Gavin Oliver
Sayang.. ayolah.. aku hanya menyentuh Amalia sedikit saja...
Gavin Oliver
Dia hamil... itu pasti karena dia berhubungan... dengan laki-laki lain.. shh! *memegang perutnya
Raline Azeva
BRÈNGSEK! MATI KAU!
Raline Azeva
*mengarahkan belati ke wajah Gavin
Gavin Oliver
*menahan tangan Raline sekuat tenaga
Gavin Oliver
Kalau aku mati... kamu juga harus mati, sayang...
Gavin Oliver
Aku ingin... kita sehidup semati—
Raline Azeva
HENTIKAN OMONG KOSONGMU ITU! *menekan belati
Gavin Oliver
Argh! *tangan bercucuran darah karena menahan belati
Gavin Oliver
*menendang perut Raline
Gavin Oliver
Maafkan aku.. hah.. hah.. shhh! *ngos-ngosan
Gavin Oliver
Kamu benar-benar kuat... *tersenyum bangga
Raline Azeva
*mengeluarkan pistol
Gavin Oliver
Tenanglah, sayang... aku bisa menjelaskan—
Satu tembakan pistol melesat melewati tubuh Gavin, ya melewati. Karena Gavin berhasil menghindari pistol itu.
Beberapa tembakan melesat karena Gavin memang lihai dalam menghindar. Tapi, entah tembakan ke berapa berhasil mengenai lengan laki-laki itu.
Gavin Oliver
SHHH! *memegang lengannya
Gavin Oliver
S-sayang... bukankah... kamu terlalu... kasar? Akh... *terduduk lemas
Raline Azeva
MATI KAU! SÎALAN!
Gavin Oliver
*menembak tepat di paha Raline
Gavin Oliver
Hah... shhh! *lemas
Gavin Oliver
M-maaf, sayang... aku benar-benar... ingin sehidup semati denganmu...
Raline Azeva
*melihat pahanya yang terus mengeluarkan darah
Raline Azeva
Tapi aku tidak sudi!
Dengan gerakan cepat, Raline mengambil pisau di balik bajunya dan menyayat kedua lengan Gavin. Laki-laki itu mengerang kesakitan. Tubuh Gavin semakin terkulai lemas karena kehilangan banyak darah.
Raline Azeva
Kau laki-laki yang membuatku berjanji untuk tidak melakukan pembunuhan lagi.
Raline Azeva
Tapi, ternyata kau juga yang membuatku melanggar janji itu.
Raline Azeva
*menatap Gavin dingin
Raline Azeva
*berjalan keluar kamar
Gavin Oliver
*menarik kaki Raline
Raline Azeva
Akh! *terjatuh
Gavin Oliver
M-maafkan aku.. sayang... *mengarahkan pistol ke arah Raline
Gavin menembakkan peluru tepat ke jantung Raline. Dan Raline juga ternyata menembakkan peluru tepat di kepala Gavin.
Keduanya menembakkan peluru secara bersamaan. Dan menghembuskan nafas terakhir mereka di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka.
Raline Azeva. Pembunuh bayaran yang terkenal kejam dan bengis ketika melakukan tugasnya. Tidak pernah sekalipun Raline tidak berhasil membunuh dan menghancurkan target para kliennya. Tapi, Raline berhenti menjadi assassin tepat 5 bulan sebelum menikah dengan Gavin.
Sifat Raline itu sangat dingin dan tak tersentuh. Tidak kenal ampun kepada musuh-musuh dan hama yang mengganggu hidupnya. Tapi di balik sifatnya itu, Raline sangat peduli terhadap orang-orang yang sangat ia sayangi.
Author
Bagaimana? Lanjut tidak? ^_________^
Author
Jangan lupa di fav, like, komen, sama vote!
Eps. 1
Unknown
*berdiri di ambang pintu
Unknown
*mengerjapkan kedua matanya beberapa kali
Unknown
(Apa ini? Aku masih hidup?)
Unknown
*teringat aksi penembakan dirinya dengan Gavin
Unknown
(Apa si bàjingan itu sudah mati?)
Unknown
(Bukankah aku tertembak di jantung?)
Unknown
(Kenapa aku masih hidup?)
Unknown
*menatap sekelilingnya
Man
Nyonya, anda sudah selesai?
Unknown
Kau berbicara padaku?
Unknown
(Mengapa suaraku terdengar berbeda?)
Man
Tentu, Nyonya. Apa urusan anda sudah selesai?
Man
Nyonya ingin langsung pulang atau mau mengantarkan Tuan Muda terlebih dahulu?
Unknown
Siapa kau? *dingin
Unknown
Kenapa berbicara denganku, seperti kita saling mengenal?
Louis
Ini aku Louis, pengawal pribadi Nyonya.
Louis
Maaf Nyonya. Apakah Nyonya sedang kurang sehat?
Louis
Wajah anda terlihat pucat.
Unknown
Louis? *mengerutkan keningnya bingung
Gwen Donnely Moraz
*menoleh
Woman
Maaf menyela pembicaraanmu dengan Tuan Louis, Nyonya
Woman
Tapi ini genting, Tuan Muda pingsan!
Louis
Tuan Muda pingsan?! *terkejut
Gwen Donnely Moraz
*mengerutkan keningnya
Gwen Donnely Moraz
Tuan Muda siapa?
Louis
Maaf Nyonya, saya harus segera membawa Tuan Muda ke rumah sakit! *masuk ke dalam ruangan
Gwen Donnely Moraz
*mengerjapkan kedua matanya bingung
Gwen Donnely Moraz
(Apa maksud semuanya ini?)
Woman
Mari Nyonya! *masuk ke dalam ruangan
Gwen Donnely Moraz
Aku tidak mengerti, tapi aku penasaran. *ikut masuk
Raline atau sekarang Gwen masuk ke dalam ruangan kecil yang kosong dan gelap. Tapi saat kakinya semakin masuk ke dalam, Gwen terkejut melihat pemandangan di depannya.
Banyak alat-alat yang Gwen ketahui seperti pemukul bola bisbol dan sabuk yang berjejeran rapi di sudut ruangan. Ada juga beberapa pisau dan gunting di atas meja yang terdapat di samping seorang anak laki-laki yang tengah terlelap.
Gwen Donnely Moraz
(Tidak, apakah dia yang katanya pingsan?)
Louis
*menggendong tubuh anak laki-laki ala bridal style
Louis
Saya akan membawa Tuan Muda ke rumah sakit.
Louis
Kau Ann, tolong antarkan Nyonya pulang.
Anna
Tapi, bagaimana kalau Tuan—
Louis
Saya akan mengabari Tuan di perjalanan.
Louis
Saya permisi, Nyonya. *pergi membawa anak laki-laki yang pingsan
Gwen Donnely Moraz
*bingung dengan semuanya
Gwen Donnely Moraz
Namamu Ann? *menghampiri Anna
Anna
Iya, Nyonya. Saya Anna.
Anna
Maafkan saya yang tadi lancang menyela pembicaraan anda dengan Tuan Louis.
Anna
Seperti yang anda lihat, Tuan Muda Kai benar-benar tidak sadarkan diri.
Anna
*menundukkan kepalanya takut
Gwen Donnely Moraz
Nama anak laki-laki tadi itu Kai?
Gwen Donnely Moraz
Nama yang bagus, sesuai dengan tampangnya. *bergumam
Gwen Donnely Moraz
(Eh, apa yang ku bicarakan?!)
Anna
*terkejut mendengar gumaman Gwen
Anna
Maaf Nyonya jika saya lancang.
Anna
Apakah Nyonya tidak mengenali saya dan Tuan Muda?
Gwen Donnely Moraz
*menatap Anna intens
Anna
Maafkan saya Nyonya, saya lancang! Saya mengaku salah! *hendak bersujud
Gwen Donnely Moraz
E-eh?! Apa yang kau lakukan?! *menahan tangan Anna
Anna
Maaf Nyonya, saya mengaku salah! *menundukkan kepalanya takut
Gwen Donnely Moraz
Mengapa kau sedari tadi memanggilku Nyonya?
Anna
Karena anda Nyonya besar saya, Nyonya.
Gwen Donnely Moraz
Tidak, tidak. Aku ingat, aku tidak mempunyai pelayan bernama Ann.
Gwen Donnely Moraz
Sepertinya kau salah orang.
Gwen Donnely Moraz
Oh ya, ini di mana?
Gwen Donnely Moraz
Kenapa aku bisa ada di sini?
Gwen Donnely Moraz
Apa kau tau, bagaimana bisa aku berada di sini?
Anna
*mengerjapkan kedua matanya
Gwen Donnely Moraz
Hey, aku bertanya padamu. *melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Anna
Anna
Maaf Nyonya, saya tidak sopan. *menundukkan kepalanya
Gwen Donnely Moraz
*menghembuskan nafasnya pasrah
Gwen Donnely Moraz
Terserahmu saja.
Gwen Donnely Moraz
Tapi, apa kau tidak tau, bagaimana aku bisa berada di sini?
Anna
Tentu saya tau, Nyonya.
Gwen Donnely Moraz
Kau tau?! *terkejut
Anna
Ya, Nyonya. Tentu saja.
Anna
Anda bisa berada di sini, karena anda baru saja selesai menghukum Tuan Muda Kai.
Gwen Donnely Moraz
Aku? Menghukum anak laki-laki tadi?
Gwen Donnely Moraz
Kenapa? *bingung
Anna
Karena Tuan Muda Kai membawa selembar foto anda ke sekolah,
Anna
Dan membuat teman-teman sekolah Tuan Muda Kai tau,
Anna
Kalau Tuan Muda Kai ada hubungan dengan anda.
Gwen Donnely Moraz
Ha? *bingung
Anna
Ada apa, Nyonya? Apakah aku melakukan kesalahan?
Anna
Eh, maaf, Nyonya! *panik
Gwen Donnely Moraz
Tidak, Ann. Berhentilah meminta maaf.
Gwen Donnely Moraz
Aku bingung dan tidak mengerti dengan apa yang kau jelaskan.
Anna
Maaf, Nyonya. Penjelasan saya yang salah! *semakin menundukkan kepalanya
Gwen Donnely Moraz
Tidak, tidak! Please! Berhenti meminta maaf!
Gwen Donnely Moraz
Aku bahkan bukan Nyonyamu!
Anna
Maafkan saya, saya yang salah. Nyonya tidak bersalah!
Gwen Donnely Moraz
Ugh! *memegang kepalanya
Gwen Donnely Moraz
Shhh! *meringis kecil
Tiba-tiba kepala Gwen terasa pening dan sakit.
Anna
Eh, Nyonya?! *berdiri
Anna
Anda baik-baik saja, Nyonya?! *panik
Gwen Donnely Moraz
Kepalaku.. sakit sekali! *memegang kepalanya
Gwen Donnely Moraz
*memukul kepalanya sendiri
Anna
Nyonya, apa yang anda lakukan?!
Anna
Berhenti, Nyonya! *panik dan berusaha menghentikan aksi Gwen
Gwen Donnely Moraz
Shhh! *terus memukuli kepalanya
Gwen Donnely Moraz
Apa kau punya pisau?! *memegang kepalanya
Anna
Pisau? Untuk apa Nyonya?!
Gwen Donnely Moraz
*teringat pisau yang tadi ia lihat
Gwen Donnely Moraz
*berjalan sempoyongan ke arah meja yang terdapat di sudut ruangan
Gwen Donnely Moraz
*mengambil pisau
Gwen Donnely Moraz
*menggores lengannya sendiri
Louis. Pengawal dan asisten pribadi Tuan Besar Moraz—suami Gwen, yang sekarang juga menjalankan tugas menjadi pengawal dan pengawas Gwen.
Anna. Pelayan di kediaman Gwen dan sang suami.
Author
Jangan lupa fav, like, komen, dan vote!
Eps. 2
Mafioso Devil's Blood
*memaksa kepala seseorang untuk menunduk
Man
Argh! *menunduk kesakitan
Unknown
Masih tidak mau mengaku?
Man
Aku tidak pernah mengkhianatimu, Dev!
Devarro Zand Moraz
Benarkah? *memutar-mutar pistol di tangannya
Devarro Zand Moraz
Lalu, aku salah karena menuduhmu yang tidak-tidak? *mengangkat satu alisnya
Man
Ya! Kau salah! Aku benar-benar tidak—
Mafioso Devil's Blood
*mencekik leher Man
Mafioso Devil's Blood
Rendahkan nada suaramu di hadapan, King.
Mafioso Devil's Blood
*melepaskan tangannya dari leher Man
Man
Hah... hah... *mengambil nafas sebanyak-banyaknya
Devarro Zand Moraz
*menatap Man datar
Devarro Zand Moraz
Aku tanya untuk terakhir kali.
Devarro Zand Moraz
Apa kau menjual informasi Devil's Blood kepada mereka?
Unknown
King, maaf mengganggu. *baru datang dan membungkuk hormat
Devarro Zand Moraz
Ada apa? Kau menggangguku, Lorenz.
Lorenzo
Maaf, King. Ada laporan penting dari Louis.
Lorenzo
Tuan Muda Kai masuk rumah sakit—
Devarro Zand Moraz
Ulah Gwen lagi?! *berdiri dan menatap Lorenzo intens
Lorenzo
Benar, King. Nyonya memberikan hukuman lagi kepada Tuan Muda Kai.
Devarro Zand Moraz
*menghembuskan nafasnya berat
Devarro Zand Moraz
Sampai masuk rumah sakit, apa ada luka serius?
Lorenzo
Banyak goresan di lengan Tuan Muda Kai, Louis bilang Tuan Muda—
Devarro Zand Moraz
Wanita sîalan itu tidak pernah berubah.
Devarro Zand Moraz
Aku akan ke rumah sakit sekarang, apa ada laporan lain?
Lorenzo
Ini tentang Nyonya.
Devarro Zand Moraz
Jangan beritahu aku kalau hanya laporan tidak penting,
Devarro Zand Moraz
Seperti lengannya lecet karena habis melukai lengan anaknya sendiri.
Devarro Zand Moraz
Aku sudah muak dengan semua itu.
Lorenzo
Tidak, King. Louis bilang keadaan Nyonya cukup serius.
Devarro Zand Moraz
Ada apa dengannya? *mengerutkan keningnya heran
Lorenzo
Nyonya menyayat tangannya sendiri, dan sekarang Nyonya sedang di tangani oleh Dokter.
Devarro Zand Moraz
Dia? Menyayat tangannya sendiri?! *terkejut
Devarro Zand Moraz
Bagaimana bisa wanita sepertinya melakukan hal seperti itu?! *tidak percaya
Devarro Zand Moraz
Lorenzo.
Devarro Zand Moraz
Bunuh dia, dan berikan kepalanya sebagai hadiah kepada mereka. *menatap Man sekilas
Man
Dev, percayalah! Aku tidak mengkhianatimu!
Devarro Zand Moraz
Aku akan ke rumah sakit sekarang. *berjalan ke luar ruangan
Mafioso Devil's Blood
*memukul kepala Man
Mafioso Devil's Blood
Sudahku bilang, rendahkan nada suaramu!
Raline Azeva
*membuka kedua matanya
Raline Azeva
*menatap sekelilingnya
Raline Azeva
Di mana lagi aku? *bangun
Raline saat ini tengah berada di tempat yang sangat luas dan tidak ada apapun di tempat ini, selain sungai yang berada di hadapannya.
Raline Azeva
Apakah aku di surga?
Raline Azeva
Tapi, tidak mungkin diriku yang seorang pembunuh berada di surga. *menatap pantulan wajahnya di air sungai
Raline Azeva
*senyum getir
Raline Azeva
Apa kejadian aneh tadi itu hanya mimpi?
Raline Azeva
Dan aku sebenarnya sudah mati, dan berada di sini?
Unknown
Tidak, yang kau alami tadi itu nyata.
Raline Azeva
*terkejut dan menoleh
Raline Azeva
Siapa kau?! *menatap seseorang waspada
Gwen Donnely Moraz
Aku Gwen, pemilik tubuh yang tadi dan seterusnya akan kau hinggapi.
Raline Azeva
Gwen? *mengerutkan keningnya
Raline Azeva
(Dia adalah wanita yang ada di ingatan aneh itu.)
Raline Azeva
Wajahmu terasa familiar. *bergumam
Gwen Donnely Moraz
Tentu saja, karena aku adalah model terkenal.
Gwen Donnely Moraz
Wajar saja kalau kau merasa familiar. *senyum
Raline Azeva
Begitukah? Seingatku, aku melihat wajahmu di foto yang klienku kirim untuk aku bunuh.
Raline Azeva
Tapi, aku menolaknya. Karena sayang, kau cantik. Dan tidak ada alasan khusus untukku membunuhmu—
Raline Azeva
Eh?! *terkejut dengan ucapannya
Gwen Donnely Moraz
*senyum
Gwen Donnely Moraz
Tidak apa, aku tau kau adalah seorang assassin.
Gwen Donnely Moraz
Dan tidak heran jika ada orang yang berniat membunuhku,
Gwen Donnely Moraz
Apalagi setelah aku menikah dengan Devarro.
Raline Azeva
Devarro? Laki-laki itu adalah suamimu kan?
Gwen Donnely Moraz
Iya. Kau sudah mulai menerima ingatanku ternyata. *senyum
Raline Azeva
Sebenernya, ada apa dengan semua ini?
Raline Azeva
Mengapa tadi aku terbangun di tubuhmu?
Raline Azeva
Dan sekarang, aku kembali ke tubuhku.
Gwen Donnely Moraz
Jiwamu bertransmigrasi ke tubuhku.
Raline Azeva
Transmigrasi?
Gwen Donnely Moraz
Iya, semacam perpindahan jiwa.
Raline Azeva
Perpindahan jiwa? Aneh sekali. *mengerutkan keningnya heran
Raline Azeva
Lalu, kalau jiwaku berada di tubuhmu.
Raline Azeva
Bagaimana dengan tubuhku, dan jiwamu?
Raline Azeva
Apa jiwa kita tertukar?
Gwen Donnely Moraz
Tidak, tubuhmu sudah meninggal tepat pada malam itu.
Gwen Donnely Moraz
Dan jiwaku, sudah tidak bisa berada di tubuhku lagi.
Gwen Donnely Moraz
Aku sudah meninggal, dan sekarang tubuhku adalah milikmu.
Raline Azeva
Jadi, aku sudah meninggal?
Gwen Donnely Moraz
Hanya tubuhmu yang meninggal, Raline.
Raline Azeva
*menghembuskan nafasnya berat
Raline Azeva
Mengapa jiwaku tidak ikut meninggal?
Gwen Donnely Moraz
Ada tugas yang belum kau selesaikan di dunia.
Gwen Donnely Moraz
Dan ku mohon. Tolong, tolong bantu aku untuk memperbaiki semuanya juga, Lin.
Raline Azeva
Memperbaiki apa? *bingung
Gwen Donnely Moraz
Kau tau, bagaimana hubunganku dengan keluargaku.
Gwen Donnely Moraz
Kau juga tau, bagaimana sikapku selama ini.
Gwen Donnely Moraz
*menundukkan kepalanya malu
Raline Azeva
Jadi, itu semua benar-benar nyata?
Raline Azeva
Kau benar-benar melakukan hal sekejam itu kepada mereka?!
Gwen Donnely Moraz
*mengangguk
Gwen Donnely Moraz
Ku mohon, bantu aku memperbaiki semuanya.
Gwen Donnely Moraz
Aku yakin kau bisa, aku percaya padamu.
Gwen Donnely Moraz
*senyum
Gwen Donnely Moraz
*membuka kedua matanya
Gwen Donnely Moraz
*menatap sekelilingnya
Gwen Donnely Moraz
*menghela nafas panjang
Gwen Donnely Moraz
(Sîal, kenapa aku harus hidup kembali di tubuh wanita sekejam itu?!)
Gwen Donnely Moraz
(Tunggu, aku juga kejam. Tapi, maksudku,)
Gwen Donnely Moraz
(Kenapa bisa semua ini terjadi lagi padaku?!)
Gwen Donnely Moraz
(Hidup dengan kekejaman dan tidak tentram lagi?!)
Louis
Nyonya, anda sudah sadar? Apa anda baik-baik saja?! *datang dengan raut khawatir
Gwen Donnely Moraz
*terkejut
Gwen Donnely Moraz
*menghembuskan nafasnya berat
Gwen Donnely Moraz
(Ku pikir ini semua hanya mimpi, aku sengaja menggores lenganku sendiri tadi.)
Gwen Donnely Moraz
(Ternyata percuma, ini semua benar-benar nyata!)
Louis
Kenapa Nyonya berteriak?
Louis
Apa keadaan Nyonya sudah lebih baik?
Gwen Donnely Moraz
*menampar pipinya
Louis
Kenapa menampar pipi anda sendiri, Nyonya?! *panik
Tidak hanya menampar pipinya, Gwen juga memukul kepalanya. Ia benar-benar masih belum percaya dan terima kalau semua ini itu nyata.
Louis
*memencet tombol di samping brankar beberapa kali
Louis
(Kenapa Dokter tidak kunjung datang?!)
Louis
Nyonya, ku mohon hentikan. *berusaha menghentikan Gwen
Unknown
Apa yang kau lakukan?! *datang dengan seorang Dokter
Louis
Tuan. *membungkuk hormat
Devarro Zand Moraz
Ada apa denganmu, Gwen?! *berjalan menghampiri Gwen
Adnan Oslean
Gwen, hentikan! *menahan kedua tangan Gwen
Adnan adalah Dokter yang datang bersama Devarro.
Gwen Donnely Moraz
*berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Adnan
Adnan Oslean
Berhenti menyakiti dirimu sendiri!
Adnan Oslean
*berusaha menenangkan Gwen
Devarro Zand Moraz
*menatap Gwen khawatir dan bingung
Gwen Donnely Moraz
*mulai berhenti memberontak
Gwen Donnely Moraz
*menghembuskan nafasnya panjang
Adnan Oslean
Bagaimana? Apa sudah merasa lebih baik?
Gwen Donnely Moraz
*menatap Adnan
Gwen Donnely Moraz
Siapa kau?
Gwen Donnely Moraz
Apa kau Dokter yang menanganiku?
Adnan Oslean
Kau tidak mengingatku, Gwen?! *terkejut
Gwen Donnely Moraz
Apa aku mengenalmu?
Gwen Donnely Moraz
Shhh! *meringis kecil
Adnan Oslean
Ada apa?! Apa yang sakit?! *panik
Devarro Zand Moraz
*sedari tadi hanya menatap Gwen intens dan khawatir
Gwen Donnely Moraz
(Aku ingat, dia adalah Adnan.)
Gwen Donnely Moraz
(Teman masa kecil Gwen dan sahabat baik Devarro.)
Gwen Donnely Moraz
*menatap Devarro
Devarro Zand Moraz
*menatap Gwen datar
Gwen Donnely Moraz
(Apa dia Devarro?)
Gwen Donnely Moraz
(Dari wajahnya, sepertinya iya.)
Gwen Donnely Moraz
(Tampan, hanya saja dia tidak jauh berbeda dengan wanita ini.)
Gwen Donnely Moraz
(Sama-sama iblis, ya aku juga sama si.)
Gwen Donnely Moraz
*menghela nafas
Gwen Donnely Moraz
Semuanya sama saja. *bergumam
Devarro Zand Moraz
(Ada apa dengannya?)
Devarro Zand Moraz
(Rencana apalagi yang sedang dia lakukan?)
Gwen Donnely Moraz, seorang model terkenal karena kecantikannya yang luar biasa. Namanya semakin terkenal ketika dikabarkan menikah dengan Devarro—pewaris kekayaan keluarga Moraz, salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh di dunia.
Sifat aslinya itu hangat, lembut, dan tenang. Tapi, semua sifat itu hilang ketika masa lalu yang kelam selalu menghantuinya. Wanita kejam dan iblis, itulah panggilan dari orang-orang yang mengenal, bagaimana kejamnya seorang Gwen terhadap anak-anaknya sendiri.
Author
Jangan lupa fav, like, komen, dan vote!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!