Pergi

Siang harinya, karena merasa sudah lapar, Dinda memasukkan nasi, ayam goreng dan sedikit sambel ke dalam piring nya. Ia akan makan sebentar, mengisi ulang tenaga untuk melanjutkan pekerjaan yang tidak akan ada habis-habisnya.

Ibu-ibu yang ikut membantu Dinda memasak tadi sudah pada pulang, karena sebentar lagi waktu Zuhur akan datang. Ibu-ibu itu sudah membawa beberapa potong ayam goreng ke rumah mereka, karena saat Dinda menawari mereka untuk makan, mereka menolak. Alhasil jadinya Dinda memberi buah tangan kepada mereka berupa ayam goreng, karena kalau tidak di beri, Dinda merasa tidak enak sama mereka, karena mereka sudah ikut membantu.

''Makan nya jangan banyak-banyak,'' tiba-tiba sang adik bersuara. Sang adik yang baru masuk ke dapur. Dinda yang baru hendak menyuapkan makanan ke dalam mulutnya menjadi urung. Ia menatap Naira lekat.

''Kamu semakin hari semakin keterlaluan saja, Naira,'' balas Dinda dengan dada terasa sesak. Sungguh, ia sangat-sangat mengutuk sikap Naira yang tak pernah menghormati dirinya sama sekali sebagai kakak.

''Yang di katakan Naira itu benar, Dinda. Nanti lauk nya tidak cukup untuk tamu yang datang, bukan hanya keluarga besar calon suami Naira saja yang datang, tapi kerabat dekat kita juga mau datang,'' sang mama menimpali membela Naira. Naira tersenyum menang mendengar sang mama membela dirinya. Wanita yang tak lagi muda itu melihat Ayam goreng yang terdapat di dalam piring kaca yang cukup besar, lalu ia berkata lagi, ''Ini ayam nya kenapa jadi sedikit gini? Apa sebagian sudah kamu bungkus untuk kamu bawa pulang? Untuk kamu kasih makan suami mu yang miskin itu! Karena kalian pasti jarang sekali makan ayam goreng, sungguh menyedihkan!'' sang mama menatap Dinda curiga. Mendapati sikap sang mama yang juga sudah begitu keterlaluan dalam menuduh nya, membuat selera makan Dinda menguap begitu saja. Kini, dirinya sudah tidak mau makan lagi, karena dirinya sudah merasa kenyang dengan kata-kata menyakitkan yang sang mama dan sang adik lontarkan untuk nya. Sungguh, kali ini Dinda merasa mama dan adik nya sudah benar-benar keterlaluan dalam menghina nya, apalagi mama nya juga membawa-bawa nama sang suami dalam percakapan barusan. Dinda merasa kerja keras nya dalam membantu memasak dan bersih-bersih rumah sama sekali tidak di hargai.

''Ini, ambil semuanya! Aku tidak jadi makan. Mama jangan menuduh aku sembarang. Beberapa potong ayam goreng aku berikan kepada Ibu-ibu yang ikut membantu aku tadi. Aku sama sekali belum mencicipi ayam goreng ini dan aku juga tidak membungkus ayam goreng untuk aku bawa pulang. Jangankan membungkus, kepikiran untuk mengambil nya pun tidak!'' racau Dinda dengan netra berkaca-kaca. Ia meletakkan piring yang berisi makanan nya di atas meja, lalu setelah itu ia berjalan dengan langkah kaki lebar meninggalkan dapur.

''Eh, kamu mau ke mana, Dinda? Ini pekerjaan nya masih ada yang belum selesai!'' seru sang mama saat tubuh Dinda sudah tiba di ambang pembantas antara dapur dan ruang keluarga.

''Aku mau pulang. Suruh Naira saja yang meneruskan pekerjaannya, bukankah ini acara lamaran nya?! Dulu, saat Mas Bima akan melamar aku, semua pekerjaan aku sendiri yang siap dan selesai kan tanpa ada bantuan dari kalian sedikit pun.'' Dinda berkata tanpa rasa takut. Kali ini emosi nya benar-benar sudah tidak bisa di bendung lagi.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Dinda, membuat Naira dan Mama nya menjadi pias. Mereka tidak mau mengotori tangan mereka dengan pekerjaan yang ada di dapur. Mereka jadi menyesal karena telah membuat Naira marah.

''Kalau kamu berani pulang sekarang, maka ke depannya jangan pernah kamu injakan kaki di rumah ini lagi, Dinda!'' ancam sang mama, sengaja. Supaya Dinda tidak jadi pulang.

Dinda sama sekali tidak mengindahkan ancaman sang mama, ia tetap melangkah kaki nya meninggal orang-orang yang tak pernah bisa menghargai nya. Keluarga, tetapi terasa bagai musuh yang paling kejam.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Jun Kamikaze

Jun Kamikaze

aeo2qps1

2023-09-18

0

menunggu_hilal

menunggu_hilal

pernah bantu temen masak dari awal sampek akhir tinggal bungkus tak tinggal, dan aku gak ditawari samsek pas udah jadi

2023-06-07

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

sdh cape dari subuh ngerjai pekerjaan babu pas giliran makan di marahi kejam dan tak punya hati..bagus dinda tinggalkan sj toh ibu jg saudara mu tak tak menghargai orang..sdh cukup di hina nikmati z naira ktx di lamar orang kaya knp tdk pesan makanan catering sih..dasar mediit..lanjuy thor yg rajin up ya thor biar pembaca tambah 👍👍👍👍

2023-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!