Hari-hari berlalu, Diva menjalani ujian nya dengan sangat baik dan Diva lulus. Diva diberi beasiswa untuk bisa masuk kampus elit di daerah nya.
Liburan yang seharusnya Diva dambakan tidak berjalan dengan semestinya, Diva harus membantu urusan sosok-sosok yang harus di bantunya.
Minggu pagi, Diva dan Tania pergi menuju rumah Bu Yaya. Diva mengajak Tania karena kedua orang tuanya yang meminta Tania ikut agar Tania tidak selalu ketakutan.
Beberapa menit mereka sudah sampai di rumah Bu Yaya, Bu Yaya mempersilahkan Diva dan Tania untuk duduk.
"Apa kau siap untuk menerima semua resiko nya jika kau ikut?" Tanya Bu Yaya kepada Tania.
"Saya akan menerima resiko nya bu" Balas Tania gugup tidak yakin dengan alasan yang diambilnya.
"Dan kau Diva apa kau sudah siap untuk membantu mereka yang membutuhkan kita?" Tanya Bu Yaya kepada Diva meyakinkan.
"Saya siap bu" Balas Diva.
Sebelum hendak pergi, mata batin Tania dibuka atas permintaan Tania tersebut. Usai membuka mata bantin Tania, Tania kaget dan takut melihat gadis kecil berada di samping Diva.
"Ada hantu di sebelahmu Diva, muka nya gak jelas" Ucap Tania menjerit menutup kedua matanya dengan tangan.
"Buka mata mu Tania" Ucap Bu Yaya menenangkan.
Usai tenang dan diam, Diva menjelas kan siapa gadis kecil yang dilihat Tania.
"Oke tenanglah Tania, ini Eca dia teman beda alam ku. Kau tidak usah takut padanya, Eca sangat baik dan selalu menolongku walaupun wajah Eca seperti ini dia tidak jahat" Ucap Diva melihat ke arah Eca.
"Apa kau yakin Tania akan melanjutkan membuka mata batin ini?" Tanya Bu Yaya pada Tania.
"Aku pasti akan terbiasa bu" Balas Tania masih ketakutan.
Mereka pun pergi menaiki mobil Tania, beberapa jam di perjalan membuat Diva bosen dan akhir nya tertidur. Pulas tidur akhirnya Diva dibangun kan Tania bahwa mereka telah sampai di suatu desa.
Dari penglihatan Diva desa ini berbeda dengan desa lainnya. Pertengahan desa di buat rumah susun, tanpa pikir panjang Bu Yaya, Diva, Tania dan Eca berjalan menuju rumah susun tersebut. Karena mobil tidak bisa masuk jadi mereka melanjutkan dengan berjalan.
Beberapa menit berjalan mereka bertemu dengan penjaga rusun, dari perawakan nya sudah sangat tua dan sedikit judes.
"Selamat sore Pa?" Sapa Bu Yaya sopan.
"Sore Bu, perkenalkan saya Tono penjaga rumah susun ini" Balas Pa Tono penjaga rumah susun.
Pa Tono menceritakan tentang banyak anak gadis seumuran Diva dan Tania mengakhiri hidup nya dengan melompat dari atas rusun tersebut.
Bu Yaya dibawa ke kamar lantai dua untuk beristirahat. Mereka disatu kamar kan karena takut terjadi yang tidak-tidak pada Tania.
Setelah magrib, Diva merenung di pinggir kasur sekelibat Diva melihat sosok gadis seumuran nya melewat. Diva dikagetkan oleh Eca yang tiba-tiba muncul
"Ka Diva!" Ucap Eca mengagetkan.
"Ah Eca bikin kaka kaget aja" Balas Diva sedikit kesal.
"Sebaiknya Ka Diva hati-hati disini, penghuni disini tidak baik" Ucap Eca lalu meghilang
Tak lama Tania datang dari kamar mandi.
"Bu Yaya kemana?" Tanya Tania mencari keberadaan Bu Yaya.
"Bu Yaya sedang kerumah Pa Rt" Balas Diva.
Kedua gadis itu merebahkan tubuh nya keatas ranjang, tak lama berbaring terdengar suara tangisan yang sangat amat terisak.
"Apa kau mendengar itu Diva" Tanya Tania Ketakutan.
"Tentu aku mendengar" Balas Diva santai.
"Mengapa kau tidak takut?" Tanya Tania heran.
"Pakai ini, aku membawa nya banyak pasang lagu biar kamu tidak mendengar tangisan itu" Balas Diva menyodorkan sebuah earphone.
Setelah tenang mendengar kan lagu masing-masing, kaki Diva terseret keluar kamar, Tania menelpon Bu Yaya untuk pulang. Diva terserat di jatuh kebawah tangga, Tania ingin menolong Diva tapi ditahan oleh Eca ini semua demi keselamatan Tania.
Tak lama Bu Yaya datang, Diva dijatuhkan dengan keras. Kepala, kaki, dan seluruh badan Diva hampir terluka. Bu Yaya langsung menggendong Diva di bantu Pa Tono.
Diva di obati oleh Bu Yaya dan Pa Tono, Diva meringis kesakitan. Diva tidak pernah di serang oleh mahluk yang tak kasat mata sampai separah ini.
"Apa kau yakin Diva untuk melanjutkan ini semua?" Tanya Bu Yaya.
"Saya yakin bu, dengan seperti ini saya jadi ingin tau lebih tentang mereka" Balas Diva yakin.
Kita sedang mengobati luka Diva, tiba-tiba terdengar isak tangis yang sendu lagi. Tania mendekat menuju Diva, coba semua tenang kita tanya apa yang ia inginkan disini.
Mereka melingkar duduknya sambil bergandeng tangan, semua memejamkan matanya.
"Siapa namamu?" Tanya Bu Yaya tegas.
"aku riantii hiiiihiiiiii"
"Apa ingin mu disini?" Tanya Bu Yaya.
"Ingin semua gadis disini mati hiiiihiiiii
Dalam hening, tiba-tiba tubuh Diva pentalkan. Bu Yaya, Tania dan Pa Tono langsung menghampirinya. Eca muncul seketika sosok wanita yang selalu menyerang Diva menghilang.
Diva kembali di obati Tania.
"Eca ada hubungan apa kamu dengan rianti?" Tanya Bu Yaya mengimintidasi Eca.
"Rianti kaka saya, dia membunuh ku di kontrakan ka Diva dulu. Lalu ia prustasi dan bunuh diri di rusun ini". Balas Eca apa adanya.
"Jadi tujuan rianti datang dan menyerangku apa alasannya?" Tanya Diva heran.
Tania dan Pa Tono hanya diam karena tidak tau apa masalahnya.
"Dia dendam pada ku waktu dulu, tapi aku tak tau apa alesannya" Balas Eca juga heran.
"Sepertinya, kita harus mencari lebih jelas lagi tentang perkara ini" Ucap Bu Yaya.
Diva dan Tania mengangguk setuju. Karena sudah larut malam kami tidur untuk memulihkan tenaga, pukul menujukan 01..05 dini hari. Tania seperti biasa pergi ke kamar mandi membawa senter karena keadaan kamar mandi yang di luar kamar dan lorong yang gelap.
"Pa Tono ko tidak ada" Batin Tania.
Dengan langkah yang gontai dan dengan rasa takut yang menggebu Tania menyusuri lorong untuk ke kamar mandi.
Dari dalam kamar, Diva mendengar teriakan ia terbangun dan melihat Tania tidak ada di sebelah nya. Diva membangun kan Bu Yaya, Pa Tono sudah menunggu di ambang pintu kamar menunggu Diva dan Bu Yaya keluar.
"Ada apa ini bu?" Tanya Pa Tono khawatir.
"Bapa tenang saja" Balas Bu Yaya menenangkan.
Bu Yaya, Pa Tono dan Diva menyusuri arah sumber suara tadi di dekat kamar mandi Bu Yaya melihat gadis sedang berjongkok menagis.
Bu Yaya mendekat dan menepuk bahu si gadis, sontak kaget ternyata itu Tania yang menangis dan langsung memeluk Bu Yaya.
"Saya takut bu" Ucap Tania menangis.
"Kamu tidak perlu takut, nanti saya ajarkan cara mengendalikannya" Balas Bu Yaya tersenyum.
Mereka kembali ke kamar lagi dan melanjutkan tidur nya masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Agita Trianna Tarigan
hadoh...
jantung ku kok jadi gak tenang gini.
tapi masih penasaran aja
2020-05-29
1