Episode 5

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Saat aku masuk lift,tidak sengaja aku masuk bersamaan dengan seorang pria.Kalau aku lihat,dia bukan pegawai di kantor ini.Karena bagaimana pun aku sedikit tahu tentang orang-orang yang kerja di kantor ini.

Dia tampak gagah dan aku akui dia tampan juga.Kalau di lihat-lihat dia berusia tidak terpaut jauh dengan ku.

Tanpa sadar aku pun sedikit memperhatikannya sejak tadi aku masuk bersama dia ke dalam liftnya.

"Ngapain kamu lihat-lihat?" ucapnya ketus.

"Ish orang ini,tampangnya aja yang cakep. Ternyata dia ketus,tidak sesuai dengan penampilannya." ucap ku dalam hati.

"Heh,kamu malah bengong lagi." ucapnya kembali.

"Maaf mas,bukan saya bermaksud apa-apa.Saya soalnya baru lihat mas nya di kantor ini."

"Emang penting yah,kamu tahu siapa saya."

Dia pun langsung meraih HP yang di simpan di dalam saku celananya.Setelah itu,karena kami sudah sampai di lantai,Aku pun keluar lebih dulu karena memang kantin nya berada di lantai 4.

"Ya ampun itu cowok,ketus banget sih." ucap ku sambil berjalan menuju kantin yang berada di ujung lorong.

Sesampainya di sana,aku bertemu dengan Savira yang merupakan sekertaris pribadi pak Burhan. Kami pun saling menyapa satu sama lain.

"Hai El....." ucapnya.

"Hai juga,"

"Pasti kamu mau beli es coklat yah,"

"Tahu banget kamu,kamu sendiri bagaimana?"

"Ini aku di minta pak Burhan untuk memesan makanan untuk beliau dan satu orang tamunya hari ini."

"Tamu?" tanya ku penasaran.

"Iya,aku juga tidak tahu tamunya siapa.Soalnya pas tadi aku sampai di kantor dia sudah lebih dulu datang dan sudah menunggu di ruangan bersama pak Hendra manager HRD kita."

"Oh gitu,soalnya kan biasanya kalau ada tamu aku atau pun Susan pasti di kasih tahu juga sama pak Eko."

"Iya aku juga nggak tahu,mungkin itu rekan kerja beliau."

"Ya udah yah,aku duluan.Takutnya di cariin juga,"

"Iya......"

"Sampai ketemu nanti yah,"

Savira pun berlalu meninggalkan aku lebih dulu,begitu pun aku yang langsung menuju tempat pemesanan minumannya.

"Seperti biasa ya bu El,es coklat dengan sedikit susu." ucap pak Teguh.

"Iya pak,"

"Sebentar ya bu El, saya akan menyiapkannya lebih dulu."

Aku pun memilih untuk duduk di samping jendela sambil memainkan ponsel ku.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah menunggu sekitar 5 menitan pak Teguh pun mengantarkan pesanan ku.

"Ini bu El,"

"Makasih ya pak."

Aku pun langsung menuju kembali ke tempat kerja ku.Mungkin sekarang Susan sudah keluar dari ruangan pak Eko.

Sesampainya di lantai 5,aku tidak sengaja melihat laki-laki yang tadi sempat bertemu dengan ku masuk ke dalam ruangan pak Burhan.

"Apa mungkin,dia tamu yang di ceritakan Savira tadi." ucap ku pelan.

"Sudahlah El,kamu lagian ngapain sih malah ngurusin hal kayak begituan,kepo banget." ucap ku kembali.

Ternyata pas aku sampai di meja kerja ku,Susan belum juga keluar dari ruangan pak Eko.

Karena aku masih melihat HP nya yang tergeletak di atas mejanya.

"Eh,kok Susan masih belum keluar sih dari ruangan pak Eko?" tanya Sakti tiba-tiba menghampiri aku.

Dia merupakan bagian marketing yang mejanya berada tidak jauh dari tempat duduk ku.

"Aku juga tidak tahu,kamu tahu sendiri aku juga baru balik dari lantai bawah."

Saat aku dan Sakti tengah mengobrol,tidak lama setelah itu terdengar suara pintu yabg terbuka.Ternyata itu Susan yang baru saja keluar dari ruangan pak Eko dengan wajah yang agak lesu.

"Lah,dia kenapa? Kok dia tampak lesu kayak gitu." ucap Sakti.

"Aku juga nggak tahu Sakti,"

Susan pun langsung duduk di kursinya dengan sedikit kasar dan langsung melihat ke arah aku dan Sakti.

"Kalian tahu,aku di minta untuk di pindah tugaskan bersama El ke Semarang." ucapnya.

Sakti pun langsung kaget dengan apa yang di katakan Susan barusan.

"Yang benar San?"

"Seriusan,aku baru aja di kasih tahu langsung oleh pak Burhan dan pak Eko."

"Kalau kalian berdua di pindah,berarti di ruangan ini hanya tinggal aku saja dan pak Prasetya."

"Terus,beliau bilang nggak siapa yang akan gantiin posisi kalian berdua nantinya?" tanya Sakti kembali.

"Katanya sih,pak Burhan sudah meminta dua orang dari kantor cabang yang lain untuk menggantikan posisi kami berdua di sini." jelas Susan.

"Aku kira,mereka akan mendadak membuka lowongan pekerjaan untuk posisi kalian berdua ini.Kalau seperti itu ceritanya,aku mersa lega mendengarnya."

"Kalian tahu sendiri bagaimana pak Eko,kalau mengajarkan anak baru seperti apa.Kenapa aku nggak di minta untuk ikut sama kalian aja sih sekalian?"

"Terus di sini siapa yang mau gantiin posisi kamu?" timpal ku.

"Secara kamu kan senior marketing yang paling di percaya di sini." lanjut ku.

"Tapi aku dengar,bos di Semarang itu katanya orangnya itu kejam dan jarang bicara,sekalinya bicara itu buat sakit hati. Tahu kan kalian gosip yang beredar di sini,"

"Katanya banyak sekali sekertaris dan bagian yang lainnya pada keluar masuk karena sikapnya itu.Tidak heran sih,kenapa pak Burhan dan Pak Eko memilih kalian berdua untuk di pindahkan ke sana.Secara kalian berdua lah yang selama ini paling kuat menghadapi pak Eko yang cerewet itu." lanjut Sakti.

"Hush kamu ini,bagaimana kalau nanti ada yang dengar? Jangan asal bicara Sakti," ucap Susan.

"Itu faktanya Susan," ucap Sakti langsung berbalik arah.

Ternyata dia sudah lebih dulu melihat pak Eko yang baru saja keluar dari ruangannya. Aku kira beliau akan menghampiri kami,ternyata dugaan ku salah.Beliau malah langsung menuju ke ruangan personalia yang berada di ujung lorong.

"Ish aku kira dia akan ke sini," ucap Susan pelan.

"Iya aku juga sepemikiran sama kamu."

Kami pun langsung melanjutkan kerjaan kami yang sempat tertunda.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Tidak terasa,waktu sudah menunjukan pukul 11.30 wib. Dan sekarang waktunya untuk kami beristirahat. Seperti biasa,aku dan teman-teman ku memilih untuk memesan makanan secara online untuk makan siang kami hari ini.

Sebenarnya kami bisa saja makan siang di kantin,hanya saja aku dan Susan malas untuk ngantri dan pastinya kantin nya sudah di penuhi oleh pegawai yang lain juga.

"Nih,kalian mau nggak?"

Sakti menyodorkan rujak buah yang dia bekal.

"Mau lah," aku langsung mengambilnya.

"Tumben kamu bawa bekal hari ini?" lanjut ku.

" Iya kebetulan ibu ku semalam buat rujak untuk pesanan.Karena ada sisa,jadinya aku bawa aja ke sini."

"Oh iya,pak Pras kemana? Dari tadi aku lihat dia tidak ada di sini?" tanya Susan.

"Beliau sedang ada kerjaan di divisi 2,katanya ada yang tidak masuk hari ini di divisi 2. Jadinya beliau menggantikannya untuk hari ini." jelas Sakti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!