Chapter 2

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Ah soal itu,saya sudah mengetahuinya." balas ku ragu.

"Syukurlah kalau kamu sudah mengetahuinya,jadi saya tidak perlu menjelaskannya lagi sama kamu."

"Ya sudah,kalau begitu sampai ketemu besok." lanjut pak Eko.

"Iya pak......"

Beliau pun berlalu meninggalkan aku lebih dulu,setelah itu baru lah aku masuk ke dalam mobil ku untuk langsung pulang ke rumah.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menitan dari kantor,aku pun sampai di rumah dengan selamat dan seperti biasa,nenek sudah menunggu ku di teras depan sambil merajut syal.

Aku pun langsung turun dan mengambil tas kerja ku.

"Sore nek......" sapa ku.

Beliau pun menyunggingkan senyumannya yang setiap hari aku lihat saat beliau menyambut kepulangan ku.

"Tumben hari ini pulangnya lebih cepat dari biasanya,"

"Iya nek,untungnya pekerjaan hari ini tidak begitu banyak.Jadinya aku bisa pulang lebih awal."

"Ya sudah,kamu pasti capek.Lebih baik kamu langsung mandi,nanti kita makan bersama yah."

"Iya nek......"

"Oh iya,nanti Susan mau main ke sini.Takutnya aku masih mandi,"

"Iya nanti nenek akan menyambutnya."

Nenek pun menaruh alat rajutnya di atas meja,setelah itu baru lah kami masuk bersamaan.

"Hari ini,bi Nur tidak masuk kerja.Katanya anaknya sedang sakit,jadinya nenek belum menyiapkan makanan apa-apa untuk kita makan nanti."

"Kamu bisa kan,sebelum mandi nanti pesankan dulu beberapa makanan untuk kita makan?" lanjut nenek

"Iya nanti akan aku lakukan,"

"Ya sudah,"

Aku pun langsung menuju kamar ku dan menyimpan tas kantor di tempatnya.Setelah itu,baru lah aku bersiap untuk mandi.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Beberapa saat setelah aku selesai mandi,aku mendengar kegaduhan di luar sana.

"Sepertinya Susan sudah datang," ucap ku sambil mengeringkan rambut.

Dan benar saja,tidak lama kemudian Susan langsung menghampiri aku ke kamar sambil menenteng tas belanjaan.

"Apa itu?" tanya ku.

"Ini oleh-oleh yang di kirimkan oleh abang ku dari Malaysia."

"Wah,"

Aku pun langsung meraihnya dan melihat apa isi dari dalam tas belanjaannya itu.Ternyata abangnya membelikan aku sweater rajut berwarna mint dengan motif bunga.

"Gimana,kamu suka nggak?" tanya nya.

"Tentu saja,ini kan warna kesukaan ku.Kok abang kamu bisa tahu sih,kalau aku suka warna ini?"

"Ya kan aku yang bilang sama dia,"

"Oh gitu,sekali lagi makasih ya."

"Sama-sama......"

Susan pun duduk di ujung ranjang sambil meraih majalah yang setiap pagi aku baca sebelum berangkat kerja.

"Oh iya,kebetulan di rumah tadi ada saudara ayah ku lagi main.Paman Karim membawa ikan bakar yang cukup banyak hari ini ke rumah.Jadinya,aku bawa beberapa juga buat kamu dan nenek ke sini." jelas Susan.

"Ih,kamu kok tahu sih."

"Hari ini tuh,mba aku nggak masuk kerja.Jadinya nenek tidak masak apa-apa buat kita makan malam,".

"Emang yah,kamu itu penolong aku dan nenek." lanjut ku.

"Oh gitu,"

"Barusan nenek juga lagi makan martabak yang aku bawa.Tampaknya beliau sangat menyukainya,soalnya pas aku kasih beliau langsung menyambarnya." ucap Susan.

"Ish kamu ini,di kira nenek aku itu ayam apa."

Susan pun terkekeh mendengar ucapan ku barusan.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ...

Setelah selesai mengganti pakaian dan merapihkan rambut,aku dan Susan langsung menghampiri nenek yang sudah menunggu kami berdua di ruang makan.

"Ya ampun nak,nenek kira kalian kemana.Soalnya nenek sudah lama banget menunggu kalian berdua keluar dari kamar." ucap nenek setelah melihat kehadiran kami berdua.

"Iya maaf nek,soalnya cucu nenek ini lama banget dandannya." balas Susan.

"Ayo kita makan,nenek sudah tidak sabar ingin mencoba ikan bakar yang di bawa susan ini."

Kami pun makan malam dengan lahap dan memang benar saja ikan bakar yang di bawa oleh susan ini rasanya enak sekali.Beda sekali dengan ikan bakar yang biasa kami beli atau buat.

Sampai-sampai,kami bertiga menghabiskannya tanpa sisa sedikitpun di dalam piring.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Aduh sepertinya aku kekenyangan ini," ucap Susan sambil mengusap-usap perutnya.

"Sama nenek juga," timpal nenek.

"Enak ya nek?"

"Iya,beda banget sama ikan bakar yang biasa nenek beli dan buat di rumah."

"Iya,soalnya kan paman punya keramba di waduk.Jadinya ikan yang di bakar itu masih segar.Kebanyakan kan,ikan yang di jual di pasaran itu udah pakai es lebih dulu jadi nggak segar dan rasanya juga nggak enak." jelas Susan.

"Pantas saja,biasanya nenek satu ekor pun tidak habis.Tapi kali ini,sampai nambah beberapa kali."

"Makasih ya,nak Susan.Karena hari ini nak Susan sudah membawakan beberapa makanan untuk nenek dan Elvira." lanjut nenek.

"Sama-sama nek,itu bukan apa-apa.Aku senang kalau nenek sangat menyukainya."

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah kami bertiga mengobrol di ruang tengah sambil menonton TV,tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukan pukul 21.00 wib saja.Padahal aku merasa Susan baru saja dia sampai di rumah.

Susan pun langsung berpamitan sama aku dan nenek,karena memang jarak rumahnya cukup jauh dari rumah nenek.

"Kalau begitu,aku mau antar Susan dulu ke depan ya nek."

"Iya,"

"Hati-hati bawa mobilnya,yang penting kamu selamat sampai rumah." ucap nenek sambil mengusap tangan Susan.

"Iya nek,"

Aku dan Susan pun langsung menuju ke depan rumah.Setibanya di sana,Susan langsung berhenti dan membisikan sesuatu pada ku.

"Sepertinya kamu belum membicarakan tentang kepindahan kamu sama nenek yah?" bisik nya.

"Iya....."

"Paling habis ini,aku kan coba bicara sama nenek."

"Aku tahu ini pasti bukan hal yang muda buat kamu,tapi kan kamu bisa minta tolong ibu kamu untuk tinggal di sini sementara waktu buat jagain nenek."

"Bukannya Niken juga sekolahnya sudah selesai?" lanjut Susan.

"Iya,aku akan coba bicarakan ini sama ibu juga."

"Lebih cepat lebih baik,ingat kepindahan kamu itu hanya tinggal menghitung hari saja."

"Iya......."

Setelah itu,barulah Susan berpamitan dan langsung masuk ke dalam mobilnya.Dia pun langsung tancap gas melajukan mobilnya menuju gerbang depan.

Sepeninggal Susan,aku menghela nafasku dalam-dalam.Ini merupakan hal yang sulit untuk aku,rasa tidak tega meninggalkan nenek yang selama ini mengurus aku.

"Elvira,kenapa kamu hanya berdiri di sana? Cepatlah masuk,di luar itu dingin." ucap nenek mengagetkan ku.

"Iya nek,"

Aku pun langsung menghampiri nenek yang menunggu aku di ambang pintu.

"Kenapa? Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan sekarang."

"Cerita lah sama nenek,apa yang buat kamu terlihat murung seperti sekarang ini." lanjut beliau.

Terpopuler

Comments

Asna Hasan

Asna Hasan

lanjut thor

2023-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!