Penderitaan Flower Michelin ternyata belum berakhir setelah kematian kedua orangtuanya. Ia ternyata juga harus kehilangan harta kekayaan sang ayah karena utang dari perusahaan pria itu yang begitu banyak.
Gadis itu akhirnya meninggalkan rumah tempat kelahirannya dengan perasaan tak terbaca. Ia sudah nampak dingin dan beku.
Air matanya juga sudah kering dan tak mampu menangis lagi. Hanya beberapa barang peninggalan kedua orang tuanya yang ia bawa bersamanya.
"Flo, jangan pergi sayang. Kamu bisa tinggal di rumahku sementara kamu mencari pekerjaan," ujar Bibi Matilda dengan perasaan yang sangat sedih. Perempuan itu memeluk tubuh gadis itu dengan menangis sesenggukan.
"Aku harus melaporkan diri ke dinas sosial yang akan mengurusku Bibi. Mereka akan memberikan pelatihan agar Aku bisa mempunyai keterampilan," ujar Flower seraya membalas pelukan perempuan paruh baya itu.
"Saat weekend tiba, aku akan datang padamu dan kita akan melakukan banyak hal," lanjut gadis itu dengan bibir yang ia paksa untuk tersenyum.
Bibi Matilda menyusut airmatanya. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia tidak punya hak untuk menahan gadis itu karena mereka tidak punya hubungan keluarga. Dan yang punya tanggung jawab untuk kehidupan gadis itu saat ini adalah negara.
"Aku pergi bibi. Jaga dirimu dengan baik," ujar Flower seraya melepaskan pelukannya pada perempuan baik hati itu.
Bibi Matilda tersenyum. Akhirnya ia hanya bisa memandang kepergian gadis cantik itu dengan rasa sedih yang tidak bisa lagi ia ungkapkan.
Flower Micheline meninggalkan tempat itu dengan menumpang sebuah bus yang akan membawanya ke pusat kota. Ke sebuah kantor dinas sosial yang akan memberikan perlindungan padanya sesuai aturan di negara itu.
Tak cukup satu jam berkendara, ia pun sampai ke kantor itu dengan wajah dingin dan datar. Seorang perempuan bernama Linda Brown menyambutnya dengan suka cita.
"Hai Flower, Aku Linda Brown. Kita bisa menjadi teman yang menyenangkan sayang," ujar perempuan cantik itu dengan senyum lebar diwajahnya yang berkulit coklat.
"Hai Miss Brown. Senang berkenalan denganmu. Kuharap engkau bisa memberikan aku pelatihan yang sangat menyenangkan," balas Flower ikut tersenyum.
Ia memandang perempuan cantik eksotik itu dari atas sampai ke bawah dengan harapan bisa membantunya mencari pria pembunuh itu.
"Baiklah Flo. Aku akan mendaftarkanmu dalam beberapa kursus selama beberapa hari ke depan."
"Terimakasih banyak Miss Brown. Anda sungguh baik sekali," ujar Flower tersenyum.
"Kamu ingin belajar apa sayang?" tanya perempuan cantik itu seraya menyerahkan sebuah brosur progam Dinas sosial yang harus dipilih dan diikuti oleh setiap warga negara yang terjaring dalam program dinas tersebut.
Flower Michelin meraih brosur itu dan mulai membacanya dengan serius. Setelah itu ia menatap Linda Brown dengan tatapan berbinar.
"Aku ingin mengambil kursus bela diri Miss Brown," ujarnya dengan wajah berubah senang. Gadis itu merasakan semangat membara kembali berkobar dalam dadanya.
Di depan matanya ia sudah bisa membayangkan dirinya menjadi wanita yang kuat dan tangguh untuk menghadapi kenyataan hidupnya yang sangat menyedihkan.
"Bagus Flo. Aku suka wanita yang kuat," ujar Linda Brown dengan wajah gembira. Ia menepuk bahu gadis itu dengan rasa bangga dihatinya. Ia yakin sekali kalau Flower pasti akan bangkit dari keterpurukannya.
"Setiap penghuni tempat ini harus memilih dua atau tiga kursus. Jadi pilihlah lagi yang lainnya," lanjut Linda Brown dengan menunjukkan kembali brosur yang sudah di serahkan kembali oleh gadis itu.
"Aku ingin kursus memasak saja Miss, ibuku pernah mengharapkan aku bisa menjadi seorang chef hebat," putus Flower Michelin dengan bayangan senyum Ibunya yang meneduhkan.
"Baiklah Flo. Siapkan dirimu sayang. Hari ini adalah jadwal untuk kursus bela dirinya."
"Baik Miss. Aku akan siapkan diriku," jawab gadis itu dengan semangat membara. Ia pun segera memasuki sebuah ruangan untuk berganti pakaian ditemani oleh Linda Brown.
🌺🌺🌺
Frederico Patria merasakan kepalanya berdenyut sakit. Sudah beberapa hari ini ia merasakan kesehatan tubuhnya sangat mengkhawatirkan. Ia tidak bisa tidur di malam hari dengan perasaan yang sangat tidak nyaman.
Rintihan dan teriakan putri Yousef Michelin selalu mengganggu hari-harinya yang selama ini baik-baik saja. Belum lagi hasratnya yang memuncak ketika mengingat gadis itu membuatnya semakin gila.
Akhirnya ia memutuskan untuk terbang kembali ke negara dimana Yousef Michelin itu tinggal. Bersama dengan asistennya, ia mendatangi rumah itu dan berpura-pura sebagai seorang tamu yang sudah lama merindukan teman lamanya.
"Pintunya terkunci Tuan," ujar George dengan memperlihatkan pintu yang tergembok dari luar itu. Penampakan rumah itu pun sudah sangat menyeramkan dan tak terawat. Tak ada lagi tanda-tanda kehidupan di sana.
"Maaf, kalian Siapa?" tanya Bibi Matilda pada dua orang asing itu. Perempuan paruh baya itu sedang melewati rumah itu dan merasa mencurigai sesuatu.
"Kami adalah teman lama Tuan Michelin, Nyonya."
"Oh ya?" Bibi Matilda memandang dua pria asing itu bergantian.
"Sebuah kejadian buruk menimpa keluarga ini dan rumah ini juga sudah disita oleh bank," jawab Bibi Matilda dengan wajah sedihnya.
"Oh sayang sekali Nyonya. Kami sangat menyesal mendengarnya," ujar Frederico Patria dengan wajah berpura-pura simpati.
"Tapi bagaimana dengan penghuninya, apakah Nyonya tahu dimana mereka berada?" lanjut mafia kejam itu dengan wajah sangat penasaran.
Ia sungguh ingin tahu dimana keberadaan putri Yousef Michelin berada saat ini. Ia ingin menjadikannya sebagai obat pelampiasan hasratnya.
"Mereka semua sudah tidak ada di Dunia ini, pembunuh itu sangat kejam dan tidak punya perasaan sedikit pun."
Frederico Patria merasakan tubuhnya membeku. Ia tiba-tiba merasakan jantungnya di hujam belati yang sangat tajam.
Apa gadis itu mati karena perbuatanku padanya?
Pantas saja ia selalu menghantuiku seperti itu.
"Kalau begitu kami permisi Nyonya," ujar Frederico Patria dengan wajah berubah pucat. Ia sepertinya sangat membutuhkan psikiater saat ini.
Sedangkan bibi Matilda menggigit lidahnya karena sudah berbohong tentang Kematian Flower Michelin. Ia hanya takut dan khawatir ada lagi yang ingin menyakiti hati gadis baik hati itu.
🌺🌺🌺
*Tobe Continued.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
🍁🅰🅽🅶💃🅺🅰🆃🆁🅸🅽❣️
bagus bi ... biar flo pinter bela diri dulu gpp KLO bibi bilang KLO Flo sudah mati
2024-12-22
0
Rusmini Rusmini
thor kenapa usia Flower masih muda banget di naikin dikit jd 20 /Smug//Smug/
2024-12-14
0
Nana Niez
setuju bibin Matilda
2024-03-06
2