# Part 2 Mafia AHM

Frederico Patria terus menyerang gadis 17 tahun itu dengan hentakan-hentakan kerasnya. Ia benar-benar tidak perduli akan teriakan pilu gadis itu. Sampai Flower tak bisa lagi berkata-kata.

Hanya air mata yang terus mengalir dari sudut matanya yang menunjukkan begitu sakitnya ia saat ini. Sakit hati dan sakit fisik. Bagian bawahnya terasa sangat perih bagaikan tersayat-sayat. Sedangkan pria kejam itu masih terus menyentak-nyentak tanpa perasaan.

"Ternyata Putri si Youssef sialan itu lezat juga," gumam Frederick Partia seraya menutup matanya menikmati pelepasannya yang sudah kesekian kalinya di dalam tubuh gadis tidak berdaya itu.

"Aaaargh," ia mengerang lagi karena inti dirinya serasa di jepit dan dipijat dengan sangat lembut oleh milik putri Yousef Michelin. Dirinya kembali on karena sensasi yang sangat luar biasa itu.

Sungguh pengalaman yang sangat istimewa yang pernah ia rasakan setelah bersama dengan para perempuan-perempuan pemuas hasratnya.

Tak menunda waktu, ia menyerang kembali pertahanan Flower Michelin yang benar-benar sudah sangat tidak berdaya. Gadis itu terkulai lemas dan berharap mati saja. Tak ada lagi gunanya ia hidup dengan penderitaan yang sangat berat ini.

Frederico Patria akhirnya menarik juga senjatanya yang sudah sangat puas berkelana dalam sebuah tempat yang sangat luar biasa.

Tak ada lagi peluru yang ingin dimuntahkannya. Semuanya sudah habis di dalam tubuh si putri bajingan yang sudah ia lenyapkan. Pria itu pun turun dari tubuh Flower. Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sebuah tatto Scorpion besar di bawah pusar pria itu tiba-tiba nampak di pandangan mata Flower yang sedang membuka penglihatannya itu.

Cahaya rembulan yang hanya sedikit cuma bisa menunjukkan tanda itu saja sedangkan wajah dan ciri-ciri yang lainnya tak dapat ia lihat. Setelah itu ia pun sudah tidak sadarkan diri dengan posisi yang masih terikat tangan dan kakinya.

Frederico Patria memakai kembali pakaiannya dan segera pergi dari rumah itu. Hatinya saat ini sangat senang luar biasa. Rasanya ia ingin berpesta setelah hari ini sampai puas.

Flower Michelin terbangun saat cahaya matahari pagi sudah menembus tirai jendela di dalam kamar itu. Ia bergerak tak nyaman karena tangan dan kakinya masih terikat seperti semalam.

"Oh Tuhan. Ternyata ini bukan mimpi hiks," gadis itu menangis kembali seraya berusaha melepaskan ikatan tangannya.

Gadis itu terus bergerak tidak nyaman dengan posisi seperti itu. Ia ingin berteriak sekeras-kerasnya untuk meminta tolong tetapi tangisannya saja yang ingin keluar dari mulutnya.

"Flo, sayangku," sebuah suara panik ia dengar memasuki kamar itu. Flower Michelin merasa ia akan hidup. Itu berarti ada seseorang yang sedang datang untuk menolongnya.

"Ya ampun Flo, ada apa ini sayang?" Bibi Matilda menahan tangis dan marahnya saat membuka ikatan- ikatan pada tubuh gadis itu. Perempuan paruh baya itu bisa melihat bagaimana tersiksanya putri dari sahabatnya itu beberapa saat yang lalu.

"Bibi, dimana Ayah dan ibuku?" tanya Flower seraya mengelus pergelangan tangannya yang memberikan bekas ikatan pria jahat itu.

Bibi Matilda tidak menjawab. Hanya airmata yang keluar dari pelupuk matanya. Ia memeluk gadis tak berpakaian itu dengan perasaan yang sangat sedih.

"Kamu bersihkan dirimu sayang, kamu pasti sangat tidak nyaman dengan keadaanmu sekarang," ujar perempuan itu seraya membantu Flower untuk bangun. Ia tahu begitu kejamnya pelaku dari kejahatan ini hingga membuat keluarga kecil ini hancur sedemikian rupa.

"Aaawwwww, bibi. Ini sakit sekali." Flower mengernyit seraya mengeluh kesakitan di sekujur tubuhnya. Terutama dibagian inti dirinya yang sudah robek dan berdarah.

"Ah iya, Aku bisa melihatnya sayangku, kamu pasti sangat menderita," ujar perempuan itu seraya mencari kain untuk menutupi tubuh polos gadis itu. Setelah itu ia membawanya ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Apa kamu bisa sendiri sayang?" tanyanya lagi karena melihat tubuh gadis itu berdiri sempoyongan. di dalam kamar mandi itu. Kakinya gemetaran dan akhirnya jatuh tetapi Bibi Matilda berhasil menangkapnya.

"Flo, kamu harus kuat sayang. Ayah dan ibumu ingin kamu hidup dan bahagia," ujar Bibi Matilda berusaha memberi semangat kepada Flower Michelin. Gadis itu langsung menatap wajahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia tahu kedua orangtuanya sudah tiada. Dan sekarang ia tinggal sendiri.

"Iya bibi. Aku kuat. Dan Aku pastikan akan membalas bajingan itu!" ujar Flower dengan tatapan mata tajam. Airmata itu di susutnya dengan punggung tangannya.

"Bibi, Aku akan mandi. Bibi bisa menungguku di luar." lanjut Flower dengan tubuh ia tegakkan kembali. Ia berharap tubuhnya bisa bekerjasama dengan perasaan emosinya saat ini agar ia kuat untuk membalas dendam.

Bibi Matilda pun keluar dari sana dengan perasaan sedih dan khawatir. Ia yang merupakan sahabat dan tetangga dari Merlin tidak menyangka akan melihat kejadian buruk seperti ini.

Pagi-pagi sekali ia datang untuk membawakan kue kering rasa apel yang ia buat sendiri. Semalam ia ingin datang untuk merayakan ulang tahun Flower atas undangan Merlin tetapi kepalanya sangat sakit jadi ia tidak datang.

Akan tetapi begitu kagetnya ia karena pintu rumah itu terbuka dan mendapati dua mayat bergelimpangan di depan pintu. Darah dari keduanya sudah mengering di lantai.

Bibi Matilda sudah menghubungi 911 untuk meminta pertolongan. Setelah itu ia mencari keberadaan Flower yang ternyata mengalami hal yang lebih buruk lagi.

Perempuan itu melihat ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Ia bisa melihat wajah Flower yang sudah lebih segar daripada yang tadi. Ia pun menghampiri gadis itu dan memberinya pakaian.

"Berpakaianlah. Sebentar lagi polisi akan datang dan membangun kita menguburkan jenazah ayah dan ibumu," ujar bibi Matilda dengan perasaan hancur. Sungguh ia sangat berat mengatakan ini tetapi ia tetap harus melakukannya.

"Iya Bibi," jawab Flower kemudian segera memakai pakaiannya. Setelah itu ia pun keluar dari kamar itu mengikuti langkah bibi Matilda dengan langkah pelan. Rasa nyeri masih sangat ia rasakan pada bagian bawahnya.

"Ayah, Ibu," panggil Flower dengan airmata yang kembali menetes dipipinya. Ia menyaksikan 2 mayat orang-orang yang sangat dicintainya itu dibawa ke Rumah sakit untuk diautopsi. Ia dan Bibi Matilda pun ikut untuk memberikan kesaksian.

Flower terus menstimulus otaknya untuk membalas sakit hati dan penderitaannya ini agar ia tidak lemah. Sampai di ujung dunia pun, ia akan mencari pria kejam itu untuk membalas dendam.

🌺🌺🌺

*Tobe Continued.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya Okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

awalan aja dah seram amat thor

2024-12-14

1

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

gue heran knp gak di bunuh aja sekalian si flower

2024-12-21

0

Rahmas@

Rahmas@

Nyimak

2024-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 # Part 1 Mafia AHM
2 # Part 2 Mafia AHM
3 # Part 3 Mafia AHM
4 # Part 4 Mafia AHM
5 # Part 5 Mafia AHM
6 # Part 6 Mafia AHM
7 # Part 7 Mafia AHM
8 # Part 8 Mafia AHM
9 # Part 9 Mafia AHM
10 # Part 10 Mafia AHM
11 # Part 11 Mafia AHM
12 # Part 12 Mafia AHM
13 # Part 13 Mafia AHM
14 # Part 14 Mafia AHM
15 # Part 15 Mafia AHM
16 # Part 16 Mafia AHM
17 # Part 17 Mafia AHM
18 # Part 18 Mafia AHM
19 # Part 19 Mafia AHM
20 # Part 20 Mafia AHM
21 #Part 21 Mafia AHM
22 # Part 22 Mafia AHM
23 # Part 23 Mafia AHM
24 # Part 24 Mafia AHM
25 # Part 25 Mafia AHM
26 # Part 26 Mafia AHM
27 # Part 27 Mafia AHM
28 #Part 28 Mafia AHM
29 # Part 29 Mafia AHM
30 #Part 30 Mafia AHM
31 # Part 31 Mafia AHM
32 # Part 32 Mafia AHM
33 # Part 33 Mafia AHM
34 # Part 34 Mafia AHM
35 # Part 35 Mafia AHM
36 # Part 36 Mafia AHM
37 # Part 37 Mafia AHM
38 # Part 38 Mafia AHM
39 # Part 39 Mafia AHM
40 # Part 40 Mafia AHM
41 # Part 41 Mafia AHM
42 #Part 42 Mafia AHM
43 # Part 43 Mafia AHM
44 # Part 44 Mafia AHM
45 # Part 45 Mafia AHM
46 # Part 46 Mafia AHM
47 # Part 47 Mafia AHM
48 # Part 48 Mafia AHM
49 # Part 49 Mafia AHM
50 # Part 50 Mafia AHM
51 # Part 51 Mafia AHM
52 # Part 52 Mafia AHM
53 # Part 53 Mafia AHM
54 # Part 54 Mafia AHM
55 # Part 55 Mafia AHM
56 # Part 56 Mafia AHM
57 # Part 57 Mafia AHM
58 # Part 58 Mafia AHM
59 # Part 59 Mafia AHM
60 # Part 60 Mafia AHM
61 # Part 61 Mafia AHM
62 Part 62 Mafia AHM
Episodes

Updated 62 Episodes

1
# Part 1 Mafia AHM
2
# Part 2 Mafia AHM
3
# Part 3 Mafia AHM
4
# Part 4 Mafia AHM
5
# Part 5 Mafia AHM
6
# Part 6 Mafia AHM
7
# Part 7 Mafia AHM
8
# Part 8 Mafia AHM
9
# Part 9 Mafia AHM
10
# Part 10 Mafia AHM
11
# Part 11 Mafia AHM
12
# Part 12 Mafia AHM
13
# Part 13 Mafia AHM
14
# Part 14 Mafia AHM
15
# Part 15 Mafia AHM
16
# Part 16 Mafia AHM
17
# Part 17 Mafia AHM
18
# Part 18 Mafia AHM
19
# Part 19 Mafia AHM
20
# Part 20 Mafia AHM
21
#Part 21 Mafia AHM
22
# Part 22 Mafia AHM
23
# Part 23 Mafia AHM
24
# Part 24 Mafia AHM
25
# Part 25 Mafia AHM
26
# Part 26 Mafia AHM
27
# Part 27 Mafia AHM
28
#Part 28 Mafia AHM
29
# Part 29 Mafia AHM
30
#Part 30 Mafia AHM
31
# Part 31 Mafia AHM
32
# Part 32 Mafia AHM
33
# Part 33 Mafia AHM
34
# Part 34 Mafia AHM
35
# Part 35 Mafia AHM
36
# Part 36 Mafia AHM
37
# Part 37 Mafia AHM
38
# Part 38 Mafia AHM
39
# Part 39 Mafia AHM
40
# Part 40 Mafia AHM
41
# Part 41 Mafia AHM
42
#Part 42 Mafia AHM
43
# Part 43 Mafia AHM
44
# Part 44 Mafia AHM
45
# Part 45 Mafia AHM
46
# Part 46 Mafia AHM
47
# Part 47 Mafia AHM
48
# Part 48 Mafia AHM
49
# Part 49 Mafia AHM
50
# Part 50 Mafia AHM
51
# Part 51 Mafia AHM
52
# Part 52 Mafia AHM
53
# Part 53 Mafia AHM
54
# Part 54 Mafia AHM
55
# Part 55 Mafia AHM
56
# Part 56 Mafia AHM
57
# Part 57 Mafia AHM
58
# Part 58 Mafia AHM
59
# Part 59 Mafia AHM
60
# Part 60 Mafia AHM
61
# Part 61 Mafia AHM
62
Part 62 Mafia AHM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!