"Sayang, aku mohon terimalah apa yang aku berikan, tinggallah di apartemenku, karena itu juga demi keamananmu. Aku selalu kepikiran dengan sosok mantan suami tak diri itu karena dia sepertinya pasti tidak akan pernah terima dengan kehadiranku yang sekarang sudah berada di sampingmu!" pintaku berusaha untuk membujuknya.
Aku selalu berusaha membujuk wanitaku yang sungguh kuat pendiriannya. Ingin rasanya ku nikahi wanita keras kepala ini sekarang juga, tapi sayangnya aturan agama sedang melarang kami melakukannya. Hidup di dunia ini memang tidak bisa sesuai dengan keinginan kita sendiri karena ada norma agama yang harus ditaati dan dijaga demi keberlangsungan hidup kita di masa depan dan juga berdampingan dengan masyarakat sekitar.
"By, kamu itu aneh deh, kan aku yang tinggal disitu, kok kamu yang gelisah sih? Mana bisa aku menerima semua itu, sementara aku ini belum sah menjadi istrimu. Sudahlah … pokoknya kamu nggak usah risau, deh! Oh iya, aku kemaren dapat surat dari pak Cokro, beliau bilang kalau sidang ketiga akan dilaksanakan hari senin minggu depan. Do’akan semuanya lancar ya, By," Ungkapnya menceritakan kasus sidang yang sedang dalam proses cerai lewat Cokro, sahabatku sendiri.
Saras, kamu selalu pandai membuat alasan dan aku senang dengan kabar baik yang kamu sampaikan. Itu artinya selama satu minggu ini aku harus bersabar, begitu ketok palu itu mengaung … maka aku akan langsung menikahimu. Bukankah Raju sudah lumayan lama mengucapkan tanah bahkan sampai tiga kali untuk Saraswati? Jadi masa iddah perempuan itu sudah terhitung sejak perceraian terjadi, hingga membuatku merasa riang gembira menunggu ketok palu dari ketua Hakim persidangan cerai Saraswati.
"Berarti kita bisa langsung menikah dong?" tanyaku sudah tidak sabar. Kuharap apa yang ada di dalam pikiranku benar-benar terealisasi jika masa iddah itu dihitung dari kata talak yang diluncurkan suaminya.
"Hahaha kamu itu salah kaprah, bikin aku gemes deh, ya belum bisa dong, aku kan harus selesaikan dulu masa iddah nya, baru nanti kita bisa melanjutkan rencana kita."
Melihat Saras yang menertawai kebodohanku, membuat hati ini sedikit menghangat walau sudah salah dan terlalu percaya diri. Entah kenapa wajah wanita yang sebentar lagi akan menjadi janda itu semakin cantik saja jika tertawa seperti itu. Biarlah dia menertawai ku, asalkan aku bisa melihat tawanya. Isshh segitu bucinkah aku sekarang? Hahaha sungguh konyol, aku pernah menjadikannya barang taruhan dengan Cokro, untung saat itu Cokro menolak mengikuti keinginanku untuk bertaruh. Kalau saja Cokro mengikuti kegila^an ku untuk melakukan taruhan dalam mendapatkan Saraswati, mungkin saat ini perempuan yang sekarang sedang bersama ku akan sangat membenciku seumur hidupnya.
"Yaah lama dong, keburu gosong aku, Yank," cicitku merengek seperti anak ayam.
Apalah aku ini, merengek di hadapan wanita pujaan seperti anak SD yang minta di beliin gulali, Anehnya di depan Saras aku memang tak pernah punya rasa malu karena mungkin rasa maluku telah tertidur habis dengan kebucinan yang sekarang melanda jiwa ini.
"By kamu tu ya, lama-lama aku geprek juga nih! Jadi orang itu yang sabar. Kalo emang kita berjodoh toh gak akan kemana juga. Lagian nggak baik melakukan sesuatu itu terburu-buru karena semua yang kita kerjakan dengan tergesa-gesa biasanya hanya menuruti hawa nafsu!" tegasnya membuatku langsung mati kutu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
apa nya yg gosong ravi
2023-01-21
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
Ravi udh gk sabar nikahin saras
2023-01-21
0
Nafi' thook
nah, kan kan Raviiii
2023-01-17
0