Menyalahkan

Malam ini, sepulang bekerja Chandra berniat mau ke rumah temannya, tapi ditengah perjalanan, ia melihat seorang wanita yang sangat dikenalnya tengah berjalan lunglai.

"Itu kan, Non Sonya?" gumam Chandra.

Chandra kemudian menepikan motornya dan terus memperhatikan Sonya. Betapa terkejutnya Chandra melihat Sonya tengah berjalan menuju jalan raya.

"Apa yang akan Non Sonya lakukan?" Chandra terus memperhatikannya. Chandra mulai panik, saat dari jauh ada sebuah mobil melaju cukup kencang ke arah Sonya.

"Non... awas!!"

Dengan langkah kaki seribu, Chandra mendekati Sonya dan menariknya dari jalan raya.

Bugh.

Sonya jatuh tepat di atas tubuh Chandra dan saat membuka matanya....

"Chandra...."

Sonya menatap kesal wajah Chandra. Gara-gara dia menyelamatkan dirinya, gagal sudah untuk mengakhiri hidupnya.

!

Sonya langsung bangun dari tubuh Chandra dan saat sudah bangun tiba-tiba perutnya terasa sakit.

"Aaww... Sakit," rintih Sonya, memegangi perutnya yang yang terasa sakit.

Chandra yang mendengar Sonya kesakitan, langsung panik. Takut kalau Sonya kenapa-napa, akibat ulahnya yang menarik Sonya dari jalan raya.

"Kenapa dengan perutnya, Non?" Tanyanya penuh kekhawatiran.

"Perutku sakit banget...." jawab Sonya meringis, memegangi perutnya yang sangat sakit.

"Kalau gitu, kita pergi ke rumah sakit saja." Ucap Chandra yang sangat mencemaskan keadaan Sonya dan Chandra tidak mau kalau Sonya sampai kenapa-napa.

Chandra segera menyalakan motor bebeknya yang ia parkirkan tidak jauh dari sana dan Chandra segera membawa Sonya ke rumah sakit terdekat. Berkali-kali Chandra melirik Sonya lewat kaca spion dan berharap kalau Sonya bisa menahan rasa sakitnya.

Tiba di rumah sakit, Chandra langsung mengangkat tubuh Sonya. Sebab rasa sakit yang di rasakan oleh Sonya semakin bertambah.

"Sus! Tolongin dia, sus." Chandra berteriak meminta tolong kepada petugas medis.

"Letakkan pasiennya disini." Suruh suster.

Chandra mengangguk dan merebahkan tubuh Sonya di atas bankar, lalu Sonya di bawa ke salah satu bilik UGD dan di periksa oleh dokter.

Chandra menunggu dengan sangat gelisah dan juga sangat mencemaskan keadaan Sonya.

Lama menunggu, akhirnya dokter pun keluar. Chandra segera menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaannya, dok?" Tanya Chandra penuh kecemasan.

"Untung pasien langsung di bawa ke sini, kalau sampai terlambat di bawa ke sini. Bisa-bisa, pasien mengalami keguguran."

"Keguguran, dok?" Chandra terkejut mendengar perkataan dokter dan Chandra tidak mengetahui kalau Sonya tengah hamil.

"Iya. Karena anda membawanya tepat waktu, jadi kandungan pasien bisa terselamatkan."

"Syukurlah. Mm... Tapi saya boleh melihatnya?"

"Tentu saja. Silahkan."

"Terima kasih, dok."

Chandra segera melihat keadaan Sonya, yang kini terbaring lemah.

"Apa masih sakit, Non?" Tanya Chandra, yang berdiri di samping ranjang.

"Iyalah! Ini semua gara-gara kamu!" Ketus Sonya, menatap sebal wajah Chandra.

"Maaf, Non. Lagian ngapain Non berdiri di tengah jalan. Kalau Non sampai tertabrak bagaimana?"

"Kalau tertabrak ya mati lah!" Jawab Sonya jengkel dan memang itu niatnya ia berdiri di tengah jalan, tapi Chandra malah menariknya dan gara-gara Chandra ia harus berada di rumah sakit, karena perutnya tiba-tiba sakit akibat terjatuh.

Setelah keadaan Sonya sudah membaik, Sonya pun sudah di perbolehkan pulang. Chandra mendorong Sonya yang duduk di kursi roda danmeninggalkan ruang rawatnya.

Setibanya di pintu keluar rumah sakit. Sonya tercengang saat Chandra menunjukkan mobil yang akan membawanya pulang.

"Kamu nggak salah nyari mobilnya?" Tanya Sonya menatap kesal wajah Chandra, sebab mobil yang akan membawanya pulang adalah mobil angkot.

"Maaf, Non. Saya sudah cari taksi sekitar sini, tapi nggak ada taksi yang lewat. Non nggak apa-apa kan kalau pulangnya naik angkot daripada naik motor."

"Kalau nggak ada taksi, kenapa nggak pesan taksi online saja!" Ketus Sonya.

"Saya nggak punya aplikasinya, Non," jawab Chandra yang memang tidak memiliki aplikasi tersebut, di tambah lagi ponsel miliknya jadul.

Sonya menggeram menahan emosi. Rasanya Sonya ingin menjitak kepala Chandra.

"Jadi gimana, Non?"

"Ya sudah! Mau gimana lagi!" Akhirnya Sonya tidak punya pilihan selain pulang naik angkot. Apalagi ia sudah ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan menuju pulang, Sonya terus memikirkan pertemuannya dengan Regi. Sonya sungguh menyesal telah mencintai Regi. Andai dirinya tahu kalau Regi hanya mempermainkannya, pasti dirinya tidak akan memberikan kesuciannya untuk Regi. Sekarang hanya penyesalan yang Sonya rasakan.

***

"Pelan-pelan turunya, Non," kata Chandra, ketika sudah tiba di rumah majikannya.

"Hmm...." jawab Sonya.

Chandra segera membayar angkotnya, lalu Chandra menemani Sonya sampai depan pintu kamarnya.

"Ngapain kamu masih berdiri di situ. Sana pergi!" Usir Sonya.

"Baik, Non." Sahut Chandra, yang berlalu dari hadapan Sonya.

Sonya langsung berbaring dan ia kembali menangis. Sonya masih belum bisa menerima kenyataan ini dan menyesali kebodohannya mencintai Regi.

"Aku benci kamu!" Ucapnya penuh kekesalan, sembari memuku bantal yang tak bersalah.

Sambil menangis Sonya menatap perutnya yang kini sedang tumbuh calon buah hatinya. "Gara-gara si brengsek, kamu harus ada di dalam perutku! Dasar pembawa sial!" Cicit Sonya yang kini justru memukul-mukul perutnya. Sonya menyalahkan calon buah hatinya yang tak bersalah.

"Mati kamu di perutku!" Pekiknya, masih dengan memukul perutnya.

"Non...!" Chandra terkejut melihat Sonya tengah memukuli perutnya. Dengan langkah cepat Chandra mendekati Sonya dan menghentikan aksi Sonya memukuli perutnya. Andai ia tak berniat membuatkan minum untuk Sonya, mungkin janin yang ada di perut Sonya bisa keguguran.

"Non apa-apain, sih!" Ucap Chandra sedikit membentak Sonya. Chandra jelas tidak suka dengan apa yang Sonya lakukan. Apalagi di dalam perutnya ada malaikat kecil yang sedang tumbuh di perutnya.

"Pergi kamu! Kamu nggak usah ikut campur urusanku!" Hardik Sonya, yang geram karena Chandra selalu mencampuri urusannya.

"Maaf Non, kalau saya ikut campur. Tapi apa yang Non lakukan itu sangat membahayakan dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Non... Saya tahu Non putus asa, tapi nggak seharusnya Non memukuli perut Non, kasihan yang ada di dalam perut."

"Bodo amat! memang aku mau dia lenyap dari perutku."

"Jangan bicara seperti itu, Non. Biarkan dia tumbuh dengan baik di perut Non. Anak itu adalah anugerah dan seharusnya Non menjaganya, bukan memukulinya."

Sonya memutarkan bola matanya, Sonya tidak peduli dengan apa yang dikatakan Chandra, yang jelas ia tak menginginkan bayinya lahir. Sonya tetap ingin bayi itu tidak ada lagi di dalam perutnya.

Terpopuler

Comments

Riskejully

Riskejully

mungkin uangnya disimpen takut suatu waktu diambil lagi sama tuh tuan

2023-03-05

0

Kirana Pramudya

Kirana Pramudya

Jangan terlalu mencintai pria, kalau akhirnya perih yang didapatkan

2023-03-05

1

vhieh

vhieh

Emang sih kalo udah merasakan sakit hati yang mendalam, janin yang ada di perut pun enggak akan di peduliin😢😢

2023-02-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!