“Nak Lucas. Apakah Kiana tadi ikut bersama kamu dan juga Wessika? Karena kami tidak bisa menemukannya di manapun bahkan pelayan juga sudah mencarinya ke setiap sudut rumah dan kami baru menyadari jika sejak dari tadi ruang Kiana tidak ada di rumah,” ucap Raka dari seberang sana.
Tanpa menjawab Lucas langsung menutup panggilan telepon itu secara sepihak. Kedua gigi Lucas saling menyatu dengan mata merah tajam menghunus tubuh Kiana yang masih duduk di atas ranjang dengan ekspresi wajah ketakutan setengah mati. Kiana beranjak berdiri dari ranjang dengan kaki gemetar hebat, sekujur tubuhnya melemas setelah ia melihat tatapan membunuh yang Lucas tunjukkan saat ini.
“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu sudah dengar jika aku tidak bersalah.” Nada suaranya terdengar gemetar dengan kedua tangan menggengam erat kebaya yang sedang ia kenakan saat ini, Kiana ingin menunjukkan sikap tenang tapi hal itu tidak mampu ia lakukan karena Lucas terlalu menakutkan.
Berdecih. Lucas merasa muak setiap kali ia melihat wajah tidak berdosa yang Kiana tunjukkan kepadanya, bagaimana mungkin Kiana masih bisa berbohong setelah melakukan kesalahan sebesar ini. Lucas mulai berpikir jika Kiana mencintainya hingga gadis itu menghalalkan semua cara untuk menjadi pengantinnya-mengantikan Wessika sang kekasih pujaan hati.
Berjalan cepat menghampiri Kiana, “Kamu masih bisa berbohong! Kamu sembunyikan dimana Wessika.” Suara Lucas yang terdengar menggeleggar hampir saja membuat telinga Kiana berdarah-darah. Pria itu kembali menjambak kasar rambut Kiana sampai gadis itu meringis kesakitan setelah merasakan tarikan yang begitu kuat di bagian belakang kepalanya saat ini.
“Ap-apa maksud kamu? Aku tidak mengerti,” ucap Kiana dengan isak tangis yang menyayat hati. “bukankah papa sudah menjelaskan yang sebenarnya, lalu kenapa kamu masih marah kepadaku,” tanya Kiana dengan polos. Ia pasti tidak pernah menyangka jika kedua orangtua angkatnya justru membalikkan fakta yang ada demi melindungi putri mereka-Wessika.
Plak!
“Kamu sembunyikan di mana Wessika?” Lucas berbicara dari sela-sela giginya dengan rahang yang sudah mengeras.
“Aku tidak menyembunyikan Kak Wessika, dia pergi sendiri. Bukankah tadi kedua orangtua angkat ku sudah memberitahu kamu yang sebenarnya,” jawab Kiana dengan nada suara naik satu oktaf. Kiana percaya jika Raka dan juga Anna akan berbicara jujur mengenai kepergian Wessika.
“Raka mencari keberadaan kamu dan dia mengira yang menikah denganku adalah Wessika.” Lucas menjatuhkan kasar tubuh Kiana ke lantai marmer ruangan kamar ini.
Nuansa kamar pengantin yang seharusnya menjadi saksi bisu atas menyatunya cinta dari kedua orang kini mulai berubah menjadi kamar pengantin yang begitu mencekam bahkan suasana horor lebih pekat terlihat di dalam ruangan ini, sorot mata Lucas bagaikan iblis kejam yang siap membunuh siapa saja yang berani melintas di hadapannya.
“Itu tidak mungkin! Papa sendiri yang tadi menyuruh aku untuk menikah dengan Kak Lucas.”
“Kamu bisa berbohong dengan ucapan sampah kamu itu! Tapi aku tidak akan pernah mau percaya jika Wessika meninggalkan aku! Dan jika dia sampai melakukan itu pasti ada alasan yang jelas, pasti kamu yang telah menyuruh Wessika pergi meninggalkan pernikahan ini.” Tuduh Lucas.
“Sungguh aku tidak melakukan hal licik seperti itu, aku menyayangi Kak Wessika, mana mungkin aku merebut miliknya.”
“Kiana! Apakah kamu mencintaiku?”
“Aku tidak pernah mencintai kamu sedikitpun,” bantah Kiana sembari berdiri dari posisi duduknya dengan kaki yang terasa lemas. Tatapan Lucas seakan membuat seluruh tenaganya hilang dengan sekejap mata.
Bukk!
Lucas menjatuhkan tubuh Kiana ke atas ranjang dengan kasar dan dengan sekejap pria itu sudah berada di atas tubuh Kiana dengan kedua tangannya menggenggam erat tangan Kiana. Kiana semakin ketakutan, ia mencoba melepaskan diri tapi seluruh tenaganya terasa sia-sia, sebab Lucas terlalu kuat untuk dia jadikan lawan. Apa yang harus Kiana lakukan? Dia tidak bisa bergerak sedikitpun Lucas tidak memberikan cela untuknya bisa menghindar.
“Ap-apa yang mau kamu lakukan?” tanya Kiana gemetar. Ia memberanikan diri menatap mata elang milik Lucas
“Wajah kamu memang terlihat polos sekali, tapi hati kamu sangatlah busuk, cih! Di mana kamu sembunyikan Kekasihku?” tanya Lucas untuk kesekian kalinya Pria itu mulai kehabisan kesabaran dalam menghadapi sikap bungkam Kiana sekarang.
“Sudah aku bilang, aku tidak tahu. Lepaskan aku, sakit,” rintih Kiana setelah merasakan genggaman tangan Lucas seperti hendak meremukkan pergelangan tangannya.
“Lepaskan! Di dalam mimpi saja aku tidak akan pernah melepaskan kamu.” Menatap dengan serius. “Aku akan mencari keberadaan Wessika walaupun tanpa bantuan kamu, tapi jangan harap jika aku akan memperlakukan sampah seperti kamu seperti aku memperlakukan Wessika-kekasihku.”
“Lalu kamu mau apa?” tantang Kiana dengan perasaan benci yang mendalam.
“Aku akan menyiksa kamu seperti di neraka.”
“Kamu sungguh kejam!” Bentak Kiana.
Plakkk!
“Jangan berani kamu bicara kasar ketika sedang berada di hadapanku.”
_ _ _
Senja telah tiba warna merah yang sedang menghias langit seakan menunjukkan jika alam begitu marah melihat perlakuan Lucas terhadap gadis malang itu semalam. Seorang gadis tengah meringkuk di salah satu gudang yang terlihat begitu gelap dan juga pengap siapa lagi jika bukan Kiana sosok gadis malang yang tengah mendapatkan hukuman atas kesalahan yang tidak sepenuhnya ia lakukan. Semalam Lucas menyeret tangan Kiana kemudian mengurung gadis itu di gudang yang pengap dan hanya terdapat sedikit saja ventilasi udara di sana. Kiana mengerjapkan pelan matanya saat sinar senja mulai menerobos masuk melalui cela jendela. Belum sempat gadis itu membuka mata, ia langsung di sambut dengan guyuran air di wajahnya.
“Bangun! Lekas bersihkan seluruh rumah ini,” ucap Lucas sembari menaruh kedua tangannya di perut dengan tatapan arogan.
“Tidak mau, aku mau keluar saja dari rumah ini,” sahut Kiana sembari mengusap wajahnya yang basah.
Kiana merasakan sakit di bagian hidung karena air yang Lucas guyurkan tadi masuk ke dalam hidungnya, Kiana sudah terduduk dengan merasakan sakit di sekujur tubuh. Kedua pipi terasa nyeri pasti memar dan badan yang seakan di gebukin oleh orang satu kampung. Tinggal di sini dan juga di kediaman Hitsyah sama saja pikirinya tapi ada perbedaan sedikit. Jika tinggal di kediaman Hitsyah ia akan di siksa secara batin dan juga hatinya tapi jika tinggal di kediaman Lucas ia merasa tubuhnya sakit semua karena pria tidak memiliki hati itu selalu melayangkan tamparan dan juga pukulan keras kepadanya.
“Jika kamu berani keluar dari rumah ini, maka akan aku buat keluarga Hitsyah hancur! Bahkan setelah aku menemukan keberadaan Wessika! Aku akan tetap menyiksa kamu.” Sungguh pria arogan yang sangat menakutkan sekali, dia bahkan lebih kejam dari para penjahat di luar sana pikir Kiana muak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Lucas tidak mau mendengar kan apa yang dikatakan oleh Kiana adalah benar.. terlalu percaya pada kekasih nya..
2023-04-14
0
Hilman damara
untung kamu tidak di perkosa kiana Ama Lucas
2023-01-04
0
Ana_Mar
kelak suatu saat kamu akan membayar kelakuanmu ini lucas, dan juga buat ortu angkat dan wessika.
berpendidikan tapi otak bodoh banget kamu lucas. ga bisa apa cari kebenarannya gimana. semoga ada seseorang yang menolong kamu kiana.
next
2023-01-03
1