“Biarkan Kiana saja yang menggantikan Wessika! Tapi jangan ada satu orangpun yang tahu sebelum akad pernikahan selesai.” Raka berbicara dengan mengusap kasar wajahnya. Ia merasa sangat bimbang sekali tapi jika pernikahan ini tidak di lakukan maka keluarga besar Lucas akan marah besar. “Awas saja kamu Wessika, dasar anak kurang ajar.”
_ _ _
Acara pernikahan yang kidmat itu berjalan dengan lancar seperti apa yang telah di rencanakan oleh keluarga Hitsyah. Semua tamu undangan telah pulang kerumah masing-masing. Ibunda Lucas sudah pergi meninggalkan kediaman Hitsyah terlebih dahulu sedangkan Lucas dan juga Kiana masih berdiri di teras rumah ini.
Memeluk Kiana dan menganggapnya sebagai Wessika, “Putriku tersayang, hiduplah dengan bahagia bersama dengan lelaki yang sangat kamu cintai.” Anna sungguh pandai sekali berakting, dia bahkan bisa mengeluarkan air mata palsu dan juga memainkan dramanya dengan cukup sempurna.
“Ma, Kiana takut,” bisik Kiana lirih di samping telinga Anna.
“Diam lah dan hadapi saja Lucas dengan sabar, dan Jangan sekali-kali kamu mencoba untuk menggodanya,” bisik Anna dengan penuh penekanan.
“Iya. Kiana tahu.” Kiana melepaskan pelukannya dari Anna dan bergantian memeluk Raka. Raka menyambut hangat pelukan Kiana, walaupun di dalam hati ia merasa sangat enggan sekali.
“Semoga kamu hidup berbahagia bersama dengan lelaki yang kamu pilih,” ucap Raka dengan melepaskan pelukan Kiana. Kiana menjawab dengan satu anggukan kepala lemas.
“Pa, Ma.” Menatap kedua orang tersebut dengan bergantian. “kenapa dari tadi aku tidak melihat Kiana?” tanya Lucas merasa aneh.
“Ki-Kiana kurang enak badan jadi dia Mama suruh beristirahat saja di dalam kamarnya,” sahut Anna dengan jantung yang berdetak kencang. Anna berbicara setenang mungkin agar Lucas tidak menyadari kebohongan di setiap kalimat yang ia ucapkan.
_ _ _
Setelah berpamitan kepada kedua orangtuanya, Kiana di bawah pergi kerumah Lucas, sebab sebelum pernikahan Lucas sudah membeli rumah baru yang nantinya akan dia tempati dengan Wessika. Niat Awal Lucas hendak menikah dengan Wessika tapi tidak tahunya dia malah menikah dengan adik angkat kekasihnya.
Setelah menempuh beberapa waktu, Kiana sudah tiba di depan rumah mewah dan juga megah, tapi sayangnya gadis itu tidak bisa melihat apa yang terjadi sebab sejak tadi dia terus menundukkan kepalanya dengan pikiran terbang kemana-mana bahkan tubuhnya tidak berhenti gemetar menahan rasa takut dengan kedua tangan menggengam kebaya penggantinya erat sampai tangan itu basah oleh keringat dingin.
Lucas mengandeng tangan Kiana yang basah oleh keringat menuju ke kamar pengantinnya. Lucas hanya tersenyum senang melihat sikap gugup Wessika, karena biasanya kekasihnya itu tidak pernah diam seperti saat ini dan itu membuat Lucas semakin gemas saja.
“Aku sudah tidak sabar untuk menjadikan kamu istriku yang seutuhnya,” ucap Lucas lirih di samping telinga Kiana.
Kiana merinding seketika, namun rasa takut semakin menjalar kesetiap sendi-sendi tulangnya dan itu semua membuat Kiana ingin kabur saja dari rumah ini andai saja itu bisa dia lakukan. Lucas membuka pintu kamarnya dan mereka berdua masuk kedalam kamar pengantin itu. Kamar ini sudah di hias dengan begitu indah, dengan banyak sekali lilin aromaterapi berbentuk love di bawah jendela, ranjang yang di penuhi dengan mawar merah berbentuk love seolah menunjukkan betapa cintanya Lucas pada kekasihnya ini. Tapi sayang semua ini bukan milik Kiana.
“Kenapa kamu masih tidak mau bicara juga? Kalau begitu biar aku saja yang membuka Veil yang menutupi wajah cantik kamu ini,” ucap Lucas lirih. Manik mata Lucas sudah menantikan wajah cantik kekasih yang sangat dia cintai dan juga sayangi. Bahkan senyuman tipis tidak luntur dari bibirnya dengan tangan yang sudah siap membuka Veil penutup wajah sang pengantin.
Deg! Mata Kiana langsung terpejam dengan erat sembari berdoa dalam hati seandainya saja dia bisa membuat Wessika berada di posisinya saat ini mungkin itu akan lebih baik tapi sayangnya itu tidak mungkin dan pernikahan ini terjadi juga karena kemauan dari Kiana sendiri.
“Kamu!” teriak Lucas dengan nada suara lantang, rahang pria itu mulai mengeras dengan mata membulat sempurna ketika melihat siapa wanita yang berada di dalam kain Veil ini.
“Maaf.” Satu kata yang hanya bisa Kiana ucapkan sebab dia mengaku jika apa yang ia lakukan saat ini adalah sebuah penipuan. Tubuh Kiana semakin gemetar tatkala ia melihat tatapan setajam pedang yang di hunuskan langsung dari mata Lucas.
“Auch,” rintih Kiana saat Septian memegangi rahangnya dengan begitu kuat. Kiana seakan bisa merasakan jika pria itu ingin meleburkan tulang rahangnya dengan cengkraman yang begitu kuat sekali.
“Kenapa kamu bisa berada di sini?” tanya Lucas dengan tatapan setajam pisau. Sorot matanya yang di penuhi oleh kilatan api seakan siap membakar hidup-hidup tubuh Kiana sekarang.
“Kak Wessika yang menyuruhku untuk menggantikannya,” ucap Kiana dengan suara yang tercekat di tenggorokan.
“Hahaha,” tawa yang menggeleggar membuat Kiana semakin gemetar hebat. “kamu kira aku akan percaya dengan semua ucapan kamu itu.” Lucas menghempaskan rahang Kiana dengan kasar. “Kamu kira aku akan percaya dengan apa yang kamu katakan.” Lucas berbicara sembari menjambak kasar rambut Kiana sampai sanggul yang sempat gadis itu pakai jatuh begitu saja ke atas ranjang.
“Aku sungguh tidak berbohong Kak Lucas,” jelas Kiana dengan air mata yang sudah menganak sungai di pelupuk matanya.
“Pasti kamu yang sudah menyuruh Wessika untuk pergi dari acara pernikahan ini.” Tuduh Lucas dengan kejam. “kamu merasa iri pada Wessika yang selalu mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya, kamu itu harus sadar Kiana. Kamu adalah anak pungut yang mereka adopsi dari panti asuhan.” Inilah sosok Lucas yang sebenarnya, dia begitu kejam dan tidak memiliki hati.
Hancur sudah pertahanan Kiana, kini air matanya jatuh terburai di kedua pipi dengan kepingan hati yang sudah lebur bersama ucapan Lucas tadi. Kiana memang anak angkat tapi sungguh dia tidak pernah merasa iri pada Wessika. Kiana hanya bisa meminta bantuan pada Anna dan juga Raka sebab kedua orang tersebut mengetahui yang sebenarnya.
“Papa dan juga Mama tahu mengenai hal ini, coba saja kamu hubungi mereka jika tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan,” pinta Kiana dengan penuh percaya diri. Ia mulai merasakan rambutnya hampir terlepas dari kulit kepala saat tarikan tangan Lucas yang melilit pada rambutnya mulai mengeras.
Beranjak berdiri dari posisi duduknya, “Aku berharap kamu benar, tapi jika tidak maka terimalah hukuman yang setimpal.” Ancaman yang Lucas ucapkan benar-benar tidak main-main. Rahang pria itu masih mengeras seakan ia siap mengoyak tubuh kurus Liana hingga menjadi serpihan-serpihan kecil.
Kiana masih duduk di sudut ranjang dengan tatapan nanar. Lucas menyambar ponselnya yang berada di nakas samping ranjang kemudian dengan cekatan dia menghubungi nomor telepon Raka. Telepon tersebut langsung di angkat oleh Raka saat deringan kedua.
“Nak Lucas. Apakah Kiana tadi ikut bersama kamu dan juga Wessika? Karena kami tidak bisa menemukannya di manapun bahkan pelayan juga sudah mencarinya ke setiap sudut rumah,” ucap Raka dari seberang sana.
Tanpa menjawab Lucas langsung menutup panggilan telepon itu secara sepihak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ana_Mar
dasar ortu angkat kagak punya hati yaaa, makanya wessika nurun sifat licik kalian.
yang kuat kiana...
next
2023-01-03
2
resaiza
kasihan kiana di fitnah melakukan semua itu padahal itu semua kemauan wessika dan orang tua angkatnya pun tau tapi pura-pura tak tahu
next kk
2023-01-03
1