Bab 4

...🌿🌿🌿...

"Keluarkan barangnya dan bawa ke atas. Ingat. Jangan pernah mencoba untuk kabur. Karena aku akan segera membunuhmu jika aku berhasil menemukan mu!" Kecam Andreas sebelum meninggalkan Anna di parkiran mobil.

Anna hanya bisa tertegun dan menelan salivanya yang terasa mencekik. Hatinya merasa cemas. Setelah menikahi Andreas, pria itu sangat menakutkan bagi Anna.

Pria tegap bertubuh jangkung itupun melangkah pergi setelah mengucapkan kalimat baritonnya, yang siap membuat wanita hamil muda itu bergetar ketakutan.

Entah apa yang telah merasuki Andreas. Pria yang Anna kenal begitu pendiam itu, kini berubah menjadi monster yang siap melahapnya kapan saja. Menikahinya sudah seperti menggali kubur kematian untuk diri sendiri. Tapi Anna juga berada di posisi yang serba salah. Dia tidak tahu kenapa dia bisa hamil. Satu-satunya bukti yang dia temukan hanya sapu tangan milik Andreas.

Tidak ada seorang pun yang mau masuk ke kamar pembantu selain sesama pembantu rumah tangga. Tapi Andreas adalah majikannya, lalu kenapa sapu tangan itu ada di kamarnya.

Berbagai Pertanyaan janggal mulai menguasai kepalanya. Rasanya Anna tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini. Kepalanya seakan berdenyut hebat karena masalah yang dia hadapi sekarang.

"Anna. Apa kau tuli. Cepat bawa barangnya!" Teriak Andreas lagi dari teras balkon kamarnya.

Anna gelagapan setelah sesaat yang lalu melamun di tepi mobil. Dia pun segera mengindahkan ucapan Andreas untuk membawa barang-barang ke dalam rumah.

Tadinya yang kata Andreas ingin pindah ke apartemen, kini Andreas berubah haluan dan malah membawa Anna ke sebuah Villa besar.

Anna langsung disambut oleh beberapa pelayan yang ada di sana. Bik Susi adalah orang yang paling ramah di Villa ini selain tukang kebun Pak Wanto dan juga penjaga rumah Pak Tarjo. Ketiga orang itu menyapa Anna dengan sangat ramah.

"Nona muda. Maaf kami tidak menyambut kedatangan anda!" Ujar Bik Susi ramah. Dia pun membantu Anna membawa semua barang-barang di dalam mobil.

"Siapa yang memerintahkan kamu membantu dia?" Tanya Andreas tajam.

Bik Susi berbalik badan dengan takut, wajahnya mengkerut dan sedikit tersenyum kecut.

"Tuan. Sa-saya.... Saya...hanya ingin membantu Nona muda." Bik Susi terlihat terbata, dia kesulitan mencari alasan yang tepat untuk memberikan alasan kepada majikannya itu. Sebelum datang kesana, Andreas sudah lebih dulu memberitahu Bik Susi dan ketiga penjaga Villa itu atas kedatangannya dan Anna. Namun Andreas mengatakan untuk tidak mengistimewakan Anna sebagai Istri majikan, melainkan sebagai budak yang selalu akan menjadi budak untuknya dan semua orang.

"Biarkan saja dia membawa semua itu sendiri. Jika Bibik masih bersikeras membantunya, sebaiknya bibik pergi saja dari sini! Dan satu lagi, jangan pernah menganggap dia sebagai Nona muda. Karena dia bukan istriku. Anggap saja dia budak disini. Karena itulah profesi yang cocok untuknya!" Ujar Andreas lagi yang terdengar tajam di telinga Anna.

Anna hanya bisa menarik nafas dan tersenyum tipis ke arah bik Susi, "Bik. Aku tidak apa-apa. Sebaiknya bibik menurut saja apa perkataan tuan Andreas. Masuklah!" Sambung Anna.

Bik Susi hanya bisa mengangguk pelan. Wajahnya nampak kasihan melihat Anna mengangkat barang-barang itu seorang diri.

Tatapan tajam Andreas yang mengarah kepadanya, membuat Bik Susi segera melangkah pergi dari sana. Andreas pun mengangkat sebelah bibirnya dan tersenyum licik, "Jangan harap untuk menjadi Nyonya dirumah ku wanita licik" Tukas Andreas. Lalu dia pun pergi meninggalkan Anna.

Anna hanya bisa menatap kepergian Suaminya itu dengan wajah sendu, "Apakah kebencian ini pantas untuk aku terima. Sebenarnya dia yang telah menodai aku, seharusnya aku yang marah kepadanya, tapi kenapa dia yang marah kepadaku?" Batin Anna sedikit kesal atas sikap Andreas.

Anna pun mengangkat satu-persatu barang-barang itu ke kamar Andreas dan menyusunnya dengan rapi. Termasuk foto-foto Andreas bersama Rayana pun Anna letakan di atas nakas dan dinding. Rasanya sangat sedih, tidak ada foto pernikahannya bersama Andreas, namun apalah daya dirinya yang hanya seorang pembantu rumah tangga. Rasanya tidak akan pantas jika dia mengharapkan sesuatu yang sangat mustahil kepada Andreas, sang majikan yang kini menjadi suaminya.

**

**

Malam hari pun tiba. Anna dan Andreas tidur di kamar yang berbeda. Sepanjang hari, Andreas selalu saja memerintahkan Anna untuk melakukan pekerjaan, hingga wanita itu kelelahan dan tidak bertenaga, dan memutuskan untuk tidur lebih awal.

"Anna!"

"Anna!"

Anna Menggeliat ketika mimpi indahnya terasa terganggu oleh seruan yang terdengar samar di telinganya itu.

Tubuhnya seakan bereaksi ketika sebuah tangan kekar menjamah tubuhnya dan Anna pun seakan terhipnotis dan terbuai oleh sentuhan lembut itu.

"Anna. Aku mencintaimu!"

Cup!

Anna yang tengah terlelap, membuka matanya perlahan ketika sebuah kecupan mendarat di bibirnya. Wajahnya nampak terkejut ketika Andreas sudah berada di atas tubuhnya dengan senyuman teduh.

"Aku mencintaimu sayang." Ujar Andreas lagi.

Anna masih tidak bisa berkata-kata apa-apa. Tangannya secara tiba-tiba tergerak memegang wajah Andreas untuk memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. Namun bibirnya seketika tersenyum dan seolah Andreas begitu nyata.

"Tuan. Apakah ini benar-benar anda. Apa tuan sudah menerima saya sebagai istri?" Tanya Anna penuh harap.

Andreas tidak segera menjawab, dia mengecup leher Anna yang membuat wanita muda itu menggeliat geli.

"Aku mencintaimu!" Bisik Andreas. Anna merasa sangat bahagia, akhirnya Andreas mau menerimanya sebagai istri.

Anna yang sudah terbuai tiba-tiba terkejut ketika Andreas berdiri dan mendorong tubuhnya dengan kasar.

"Cih. Wanita jalang. Pantas saja kamu hamil. Karena kamu sangat mudah digoda. Aku menjadi tidak yakin bahwa itu adalah anakku!" Andreas meludah salivanya dengan jijik ke wajah Anna yang masih terbaring.

"Tuan. Apa maksud anda?" Tanya Anna bingung dan bangun dari tidurnya.

"Katakan kepadaku. Anak siapa yang kamu kandung?" Pekik Andreas.

"Tu-tuan. Bukankah ini adalah anakmu?" Jawab Anna bergetar ketakutan.

"Jangan balik bertanya ketika aku bertanya Bodoh!" Teriak Andreas yang begitu geram hingga membuat Anna langsung tersentak karena saking terkejutnya.

"Tu-tuan..."

Andreas semakin geram ketika melihat Anna berbicara terbata, "Gugurkan anak itu Anna!" Pekik Andreas lagi.

Pria jangkung itu pun menarik rambut Anna dengan kasar, membuat Anna menangis menahan sakit dan melemparnya ke kamar mandi.

Andreas pun menendang perut Anna dengan sangat kasar, "Enyahlah kau wanita sialan!"

"Aaaagckkkhhhh!" Teriak Anna.

Anna tiba-tiba berteriak di dalam kamarnya, dengan penuh keringat yang membasahi wajahnya.

Anna segera terduduk dengan nafas tersengal. Wanita itu terbangun dari mimpi buruknya dan dia segera memegang perutnya yang masih rata dengan tubuh yang bergetar hebat. Takut! Itulah yang dia rasakan. Mimpi itu terasa sangat nyata untuknya. Sorot mata Andreas seakan menginginkan kematiannya dan juga Anaknya, membuat Anna sangat takut.

"Syukurlah, ini hanya mimpi" gumamnya yang sudah menarik nafas lega.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

lari saja untuk apa kau bertahan...

2024-01-24

0

nyonya

nyonya

kabur anna...

2023-02-10

7

Devinta ApriL

Devinta ApriL

ealahhh hanya mimpi toh😂😂😂

2023-01-04

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!