...🌻🌻🌻...
Adhisti nampak biasa saja kala berjejalan di dalam angkot berwarna biru tua, yang di dalamnya berisikan beberapa manusia langka itu. Mulai dari bencong, pengamen botak yang membawa ukulele, hingga makhluk setengah jadi kelas hompimpa.
Namun berbeda dengan Al, pria itu terlihat tak baik-baik saja sebab ia yang biasanya duduk di dalam mobil mentereng dan kinclong dengan jok empuk dan AC yang tiada berhenti mendinginkan, kini harus berhimpitan dengan ibu-ibu yang membawa sekeranjang sayur berisi jengkol dan lalapan.
Membuatnya pusing.
" Astaga, kenapa wanita itu terlihat biasa saja. Rongsokan ini sungguh bau!"
Al membatin seraya mendecak tak percaya ke arah Dhisti yang dengan santainya memainkan ponsel tanpa terlihat ada tanda-tanda terganggu dengan ketidaknyamanan itu.
" Kenapa?" Tanya Dhisti yang merasa jika pria di depannya itu nampak tak nyaman.
" Tidak apa-apa, aku hanya lapar!" Bohong Al seraya tersenyum sekilas walau tak terlihat karena tertutup masker.
Dhisti melengos kesal ke arah pria rewel itu. Terus dia harus membelikan makanan gitu? No way!
Saat angkot itu menepi karena ada satu orang penumpang yang turun, Dhisti seketika membulatkan matanya demi melihat orang lain yang kini masuk lalu duduk tepat di sampingnya.
Merasa sangat tak suka kala wanita itu masuk.
Dhisti yang melihat hal itu seketika mengambil posisi, lalu dengan perlahan mendekatkan diri dengan berpura-pura terjaduk, dan membuat dia dan wanita itu terhuyung bersama.
" Astaga, maaf-maaf!"
Wanita di dekatnya itu mengangguk kaku, tak menyadari apa yang telah Dhisti lakukan terhadapnya. Namun sejurus kemudian, Dhisti tersenyum licik sebab apa yang ia lakukan telah berhasil.
Membuat Al memicingkan matanya kala melihat Dhisti yang nampak memasukkan sesuatu kedalam tasnya.
" Kiri Pak!"
Al yang masih terlolong itu, kini mau tidak mau ikut turun karena sejatinya ia mengikuti wanita aneh itu agar ia bisa mengindari adiknya yang bisa kembali membuat semuanya runyam.
" Rumahmu sudah dekat?" Al bertanya ke arah Dhisti yang sibuk mengaduk tasnya dan terlihat puas dengan hasilnya. Tak menyadari akan perbuatan yang di lakukan oleh wanita ketus itu.
" Belum lah, masih jauh!" Sahutnya santai.
" Hah, kalau jauh kenapa turun?" Tanya Al yang sedikit kesal. Mendengus dibawah teriknya matahari yang sebenarnya sudah sedikit melorot ke sisi barat.
" Lu tu crewet banget ya? Katamu lapar, ayo kita makan mumpung aku dapat rezeki!"
Al menatap tak percaya wanita di depannya yang sebentar jutek, sebentar kalem itu. Benar-benar susah di selami.
" Terpaksa uang darimu kita kongsi lagi buat makan!"
Al hanya diam dan tak mau menjawab. Sudah kepalang tanggung untuk sekedar menyela.
Dhisti menyeret langkahnya menuju sebuah warung makan sederhana dengan menu merakyat. Pecek lele.
" Dua mbak, makan sini. Minumnya es teh manis aja!"
Al menatap iba sebuah warung makan sederhana, yang kini telah ia duduki bersama Dhisti.
" Untung aku ketemu cewek brengsek tadi. Duitnya lumayan. Enak aja dia bisa berkeliaran bebas setelah membuatku seperti ini!" Dhisti yang mengetuk-ngetuk meja bertaplak plastik dari bungkus kopi yang di renda itu, membatin sebab ia telah berhasil mencopet dompet milik wanita yang pernah menjadi penggoda mendiang ayahnya dulu.
" Silahkan mbak!"
Lamunannya menguap kala dua porsi makanan dengan lele garing yang di siram sambal kemangi segar itu, telah terhidang di meja.
Membuat Al menatap nanar makanan di depannya itu.
" Katanya lapar, ayo makan!"
Dhisti langsung mencelupkan tangannya ke wadah air basuhan, dan langsung mencubit daging lembut lele lalu menyuapkan ke mulutnya tanpa melihat Al yang masih ragu-ragu untuk menyantap.
" Mmmm!"
Al meneguk ludahnya demi rasa heran kala melihat Dhisti yang bisa makan seenak itu, di tempat jelek macam ini.
" Mmmm!"
Dengan ragu, Al turut mencelupkan tangannya lalu mencoba memakan makanan yang bahkan sama sekali belum pernah ia coba itu, demi melihat ekspresi berlebihan Dhisti.
Tentu saja ia tak pernah mencoba makanan seperti itu sebab pria kaya macam dirinya tak akan pernah mendatangi tempat seperti itu bukan?
" Kau ini kenapa? Katamu lapar, ayo makan ini enak tau. Sambelnya disini itu juara, dari dulu rasanya gak berubah!"
Al mendecah tak percaya jika keputusannya untuk menghilang sementara waktu, kini justru membuatnya terpaksa bersama wanita aneh.
Namun, diluar dugaannya, tempat yang menurutnya kurang bersih dan kurang higienis itu, ternyata memiliki rasa makanan yang sangat enak. Daebak!
" Enak kan?" Tanya Dhisti dengan posisi menggerogoti kepala ikan air tawar itu.
Ia yang di tatap Dhisti dengan tersenyum, kini turut mengangguk dengan menyuguhkan senyum yang sama. Menjadi pengalaman pertamanya makan di tempat reot dengan wanita yang mata duitan.
Kini mereka berdua menikmatinya makanan itu dengan lahap. Hingga, Dhisti yang kekenyangan seketika sendawa dan membuat Al menghentikan kegiatan mengunyahnya.
" Eeeikkkk! Alhamdulillah!"
Membuat pria di sampingnya itu seketika menyudahi aksi makannya.
" Kok sudah, masih banyak itu. Kau tidak mau ya?" Tanya Dhisti polos yang menatap kepala ikan lele yang tak terjamah oleh Al.
" Aku sudah kenyang!" Bohong pria bertopi hitam itu yang kini tersenyum meringis.
" Bodoh sekali, bagian lele yang paling enak itu kepalan. Kemarikan!"
Al kini mendelik tak percaya demi melihat Dhisti yang merampas kepala lele yang ada di piringnya dengan satu cakupan. Membuat Al geleng-geleng kepala.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Morin Morin
🤣🤣🤣 bener2 deh cewk gokil,, ngak da gengsinya,,
2023-06-28
0
Ta..h
cewek gokiiill g jaim aku suka 😅😅.
2023-05-08
0
M akhwan Firjatullah
satu speck ma Denok...
2023-02-01
1