...🌻🌻🌻...
Wanita itu pasti sudah gila, bagiamana bisa dia malah berteriak saat Al ada disana karena sedang menepi guna bersembunyi. Benar-benar mengkhawatirkan.
Begitu bunyi batin Al kesal.
Dengan gerakan cepat, Al buru-buru mengambil masker, topi ,serta kacamata, lalu menarik sebuah Hoodie dari dalam ranselnya dan membuat Dhisti terlolong.
" Apa yang kau lakukan?" Tanya Dhisti dengan tatapan tajam seraya melihat Al sibuk mengenakan beberapa aksennya dengan cepat.
Al sedetik terdiam kala wanita di depannya itu tampak menatapnya kesal. Apa wanita itu tak mengenali dirinya? Mustahil sekali saat semua wanita memujanya, disini masih ada satu betina yang bahkan berani ketus terhadapnya.
" Aku hanya menumpang ganti baju karena toilet penuh. Apa kau tidak kesana, ada Alsaki yang membuat manusia itu berjubel"
" Aku tidak berminat!"
" Apa? Tidak berminat?"
"Tunggu dulu, kau tidak berniat untuk mencuri kan?" Tanya Dhisti dengan tatapan memindai penuh selidik. Membuat Al sedikit tersentak.
" Sial, pria setampan aku ada juga yang tidak mengenali, benar-benar!"
TRING!
Saat ia sibuk di tuding oleh wanita galak di depannya, ponsel Al berbunyi dan membuat wanita itu menatap gerakannya beberapa saat.
Kakak dimana? Tolongin aku dong meet and great peluncuran produk barunya Nicholas.
" Apa? Brengsek sekali!" Membuat Al mengumpat tak percaya sebab adiknya berniat memintanya untuk membantu kekasihnya. No way!
Dhisti yang mendengar Al mengumpat, sontak menatapnya lekat. " Kau mengumpatiku?" Tanya Dhisti dengan wajah marah.
Namun, saat melihat wanita itu menatapnya tajam, Al mendadak memiliki ide yang sangat licik.
"Maaf aku bukanlah pencuri, dan satu lagi...aku tidak mengumpat kepadamu!"
" Sekarang, bisakah kau menolongku? Aku ingin keluar tapi para wanita itu membuatku tak bisa lewat. Pria bernama Al itu benar-benar membuat orang lain repot!"
Dhisti yang mendengar hal itu langsung membenarkan ucapan Al, sebab rupanya ada yang sama dengan posisinya. Membuatnya mengangguk setuju.
" Kau benar, pria itu sungguh di puja-puja disana, tapi orang sepertiku ini yang harus membereskan kekacauannya. Bahkan para wanita menjadi sering lama-lama di toilet dan membuat pekerjaanku menjadi ganda!" Seru Dhisti dengan emosi yang meledak-ledak.
Membuat Al meringis keki sebab itu artinya kemarahan itu ditujukan untuk dirinya. Damned!
" Ternyata tidak semua orang menyukaiku ya?" Batin Al tak menyangka.
" Memangnya apa hebatnya dia? Untungnya aku tidak suka dengan para artis atau sejenisnya. Aku kadang juga heran dengan mereka, apa yang mereka dapatkan dari menjerit dan berteriak seperti itu. Apa pria bernama Al itu akan menggubrisnya? Sungguh halu yang kebablasan!"
Ya, Dhisti memang tak menyukai hingar bingar semacam itu. Lebih tepatnya tak memiliki kesempatan. Hidupnya habis untuk bekerja dan melakukan sebuah operasi terselubung, karena suatu hal.
Al menelan ludah seraya melirik wanita yang tampak bersungut-sungut dan terlihat tak bisa menahan kekesalannya itu. Dari tempat Al membagi konsentrasi, ia sempat melirik ID card wanita yang ternyata memiliki nama Adhisti itu.
" Adhisti!" Seru Al yang merasa jika ia harus menggunakan Adhisti untuk bisa menolongnya.
" Kau mengenalku?" Tanya Dhisti tak percaya.
" CK, itu kan ada namamu!" Seru Al mendecak dengan wajah datar. Membuat wanita itu langsung malu.
" Nih buat kamu. Tapi... tolong bawa aku turun ke bawah pakai lift karyawan!"
Dhisti langsung melongo manakala melihat empat pecahan rupiah bergambar proklamator, yang kini di suguhkan ke arahnya. Membuat tegukan ludah itu kini terjadi.
" Hah, gila! Empat ratus ribu cuman minta turun ke bawah?" Kebetulan listrik waktunya bayar, bisa buat beli beras juga nanti!" Batin Dhisti menimbang- nimbang dan terlihat tak mau menolak rezeki.
Membuat Al tersenyum menyeringai. Sepertinya, walau ketampanannya tak serta merta membuat semua orang mengenalinya, tapi uang yang ia miliki selalu bisa memuluskan jalannya.
Daebak!
" Ikut aku!" Seru Dhisti seraya ngeloyor pergi, dan membuat Al menarik seulas senyuman.
"Oke, this time for freedom!" Batin Al bersorak senang.
Namun rupanya, kata ' ikut aku' yang Dhisti ucapkan, tak pernah wanita itu sangka jika akan begitu membuatnya sebegitu repot.
Ya, saat jam pulang kerja Dhisti tiba, ia yang kini mencegat sebuah angkot, terkejut dengan kemunculan pria yang beberapa jam lalu memberinya empat ratus ribu hanya untuk melewati lift.
" Kau? Kenapa masih disini?" Tanya Dhisti dengan wajah kaget sebab tak mengira jika pria itu masih nongol di hadapannya.
" Aku perlu bantuanmu lagi!" Sahut Al yang masih mengenakan masker lengkap.
" Bantuan? Bantuan apa lagi?" Tanya Dhisti yang semakin heran.
" Emmhhh, boleh nggak aku ikut kamu pulang?"
" Hah?" Mata dan mulut wanita itu kini sama-sama melebar.
" Nggak, nggak ada. Ngawur aja, kenal kagak mau ikut pulang!" Ketus Dhisti yang tentu saja menolak mentah-mentah permintaan gila laki-laki asing itu.
Membuat Al langsung murung meski masker masih menutupi wajahnya.
" Maksudku... aku numpang sebentar dirumahmu sambil cari kontrakan, aku nggak kenal siapa-siapa di sini!"
" Emang kita kenal?" Sergah Dhisti yang malas.
" Ya... maksudku, selama 24 jam terakhir, kau adalah satu-satunya orang yang aku kenal. Namamu Dhisti kan?"
Dhisti mendengus demi melihat pria aneh yang kini membuatnya kesal.
" Sebenarnya...aku ini sedang mencari keluargaku tapi belum ketemu, sekarang nomer mereka bahkan tidak bisa dihubungi, jadi..."
" Kau kan bisa tinggal di hotel!" Potong Dhisti yang terlihat ogah di ikuti oleh pria itu.
" Uangku sudah kuberikan kepadamu semua. Nih lihat kalau nggak percaya! Mana mungkin aku menyewa hotel!"
Al menunjukkan isi dompetnya yang kosong dan menutupi kartu saktinya, sebab ia memang jarang menggunakan uang cash untuk transaksi.
Membuat Dhisti menatap tak percaya.
" Apa kau mau, uangku yang sudah ada padamu aku minta lagi?" Tanya Al menaikturunkan kedua alisnya dan membuat Dhisti mencelos.
Pria sialan!
"Enak aja dia, aku kan mau beli beras setelah ini!" Batin Dhisti yang tentu tak akan mau, sebab uang itu akan ia gunakan untuk membeli keperluannya.
No way, never ever!
" Ya udah ikut aku kalau gitu, tapi awas ya kalau kamu berani macem-macem!" Ancam Dhisti yang membuat Al mengangguk dengan seringai yang tak di sadari oleh Dhisti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ta..h
kereeen cewek bar bar sangat menarik.
2023-05-08
0
Raden Ajeng Safitri
yang aku suka dari novel mommy eng itu pakai bahasa yg luwes, percakapan sungguhan,,,jd dgn membaca aja sudah langsung berimajinasi,,,terbawa suasana,,seakan peran nya tu diri kita sendiri,enak dbaca,, berkali-kali baca novel putus di tengah bab,,the best dech pokoknya
2023-04-03
1
Mira Andani
menarik
2023-02-20
0