Empat pria tampan memasuki sebuah cafe berkelas dengan gaya khas masing-masing. Mike dengan gaya jantannya, Billy dengan senyum menawannya, Marcel dengan ketampanannya dan Eric dengan wajah rupawannya. Keempatnya masuk ke cafe itu dengan santai setelah sepakat untuk berkumpul sore itu
" Hey, Marcel. Kamu kenapa?" tanya Eric ketika matanya menangkap pandangan tajam sahabatnya pada sebuah pasangan yang duduk di pojok samping dinding kaca. Marcel menggeleng sebagai tanggapan bahwa dia baik-baik saja, lalu keduanya mulai berjalan kearah meja yang sudah lebih dulu ditempati oleh Billy dan Mike
" Kali ini apa bahasan yang ingin kau dengar, Billy?" tanya Mike membuka pembicaraan dan Billy tersenyum
" Oh ayolah! Ini perkumpulan terakhir kita sebelum kau lepas dari status bujangmu Mike. Bukankah besok kau akan menikah dengan Imelda, si Barbie seksi itu" jawab Billy seperti biasa
" Baiklah. Kau benar kali ini Bil! Jadi, apa bahasan kita sekarang?" timpal Mike
" Banyak yang harus kita bahas! Terutama keadaan sahabat kita, Eric" ujar Billy tegas. Eric memandang Billy
" Ada apa denganku?" tanya Eric bingung
" Eric, kamu berhenti bekerja di restoran. Biarkan salah satu dari kami memperkerjakanmu dengan gaji yang layak" kata Billy membalas tatapan sang sahabat
" Terima kasih kalian telah memperhatikanku tapi, maaf aku tidak bisa menerimanya. Kalian sudah terlalu sering membantuku. Jadi, sekarang biarkan aku berjuang sendiri dulu" tutur Eric mencoba menolak tanpa menyakiti hati sahabatnya yang sudah berbaik hati untuk menolongnya
" Lalu apa artinya kami sebagai sahabatmu?" tanya Billy serius. Eric tersenyum
" Kalian berarti segalany bagiku kawan. Tapi untuk saat ini biarkan aku berjuang sendiri dulu. Nanti kalau aku butuh bantuan, aku pasti akan datang meminta bantuan pada kalian" jelas Eric dengan senyuman bahagia. Siapa yang tidak akan bahagia ketika mengetahui seberapa rasa sayang yang diberikan oleh sahabatmu pada dirimu. Rasa sayang yang bahkan melebihi rasa saudara kandung sekalipun. Mendengar jawaban Eric, ketiganya hanya mampu memandang pria miskin tampan itu tanpa tau harus berkata apa. Eric masih saja menolak kebaikan mereka
Saat keempatnya sibuk dengan pembahasan. Dari pintu masuk cafe , masuklah seorang gadis cantik dengan gaya elegan dan anggunnya. Hampir setiap pasang mata di cafe itu tertuju pada si gadis, tak terkecuali keempat pria tampan itu. Eric langsung mengenal wanita itu sebagai wanita kaya yang sombong. Wanita yang berpenampilan anggun namun mematikan. Ya, wanita itu adalah Lisa
Lisa Anita Holger, seorang gadis kaya raya atas semua harta peninggalan orang tuanya yang kesepian. Namun, gadis itu menutupi kesepiannya itu dengan sifat arogannya pada orang-orang kecil atau lebih tepatnya bersikap munafik
Lisa memasuki Cafe dengan senyum lembut yang terpasang diwajahnya, membuat banyak orang terpukau memandangnya. Namun, pada kenyataannya Lisa sangat benci melihat itu semua, dikarenakan dirinya yang selalu pergi ke cafe itu sendirian tanpa ada teman maupun pasangan. Dia memandang para pengunjung cafe. Semuanya datang dengan teman ataupun pasangan, sedang dirinya selalu sendirian, menyedihkan.
Lisa langsung memilih sebuah meja dan mendudukkan diri di kursi yang tersedia sembari memesan pesanannya dengan menahan malu akan tatapan para pengunjung, dirinya selalu sendirian. Billy memandang kearah Lisa dengan penuh minat, sifat playboynya mulai keluar menguar dan tatapan Billy itu tidak luput dari perhatian Eric
" Sebaiknya jangan kau dekati wanita itu!" peringat Eric pada Billy yang masih terfokus pada Lisa
" Kenapa memangnya! Dia cantik loh" umbar Billy yang terus-terusan memamerkan senyumnya
" Bukankah kamu ingin mendekati suster Dira?" timpal Eric lagi
" Kamu benar Ric. Tapi aku hanya ingin kenalan saja kok dengan gadis itu" tambah Billy lagi dengan riang. Eric hanya mampu menggelengkan kepalanya saat sifat playboy sahabatnya kambuh. Mike juga hanya mampu menghembuskan nafas malas melihat kelakuan Billy serta Marcel yang hanya terdiam, pikirannya masih penuh dengan berbagai kemungkinan buruk tentang gadis yang diciumnya tempo hari
Billy bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati meja yang ditempati oleh Lisa dan berdehem untuk menarik atensi gadis itu, jurus jitunya yang paling ampuh. Tidak heran Billy mendapat gelaran playboy di dirinya. Lisa menatap pada pria yang cukup dikenalinya, karena memang Billy punya nama dalam dunia hiburan sebagai seorang fotografer handal
" Oh maaf, bolehkah saya duduk disini, Nona?" ucap Billy
" Oh tentu saja! Boleh kok" jawab Lisa yang kembali memasang topeng malaikatnya. Imagenya sebagai wanita lembut harus tetap terlihat walau nyatanya gadis itu sangat tidak nyaman dengan kehadiran Billy yang menyapanya
" Kenalkan! Aku Billy Anderson" Billy memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya
" Aku Lisa Anita" balas Lisa tanpa menyambut uluran tangan Billy dan juga tidak mengatakan nama belakangnya. Tanpa diberitahu, orang-orang juga pasti mengenal dirinya. Begitulah yang Lisa pikirkan. Billy kembali menarik tangannya saat tidak ada sambutan dari gadis itu
" Kenapa sendirian?" tanya Billy hanya sekedar untuk basa-basi
" Karena tidak berdua" jawab Lisa asal. Billy tertawa mendengarnya. Jelas sekali terlihat kalau Lisa tidak tertarik pada kehadirannya
" Wow menarik! Sebenarnya aku cukup mengenal Anda nona. Anda pemilik perusahaan garment disisi utara kota bukan?"
" Iya, itu aku" jawab Lisa lugas tanpa harus repot-repot membantah dan dia juga tidak terkejut sedikitpun
Saat Billy sibuk bicara dengan Lisa, tanpa sengaja salah seorang adik kembar Eric yaitu Riani yang bekerja paruh waktu di cafe tersebut tersandung yang mengakibatkan minuman yang dibawanya tumpah dan mengenai rok serta kaki Lisa
Spontan Lisa berdiri hendak memarahi si pelaku. Namun, Lisa sadar kalau saat ini dirinya berada dalam khalayak ramai dan tidak bisa menunjukkan sisi gelapnya itu. Lisa hanya bisa menahan kekesalan dalam hati
Melihat adiknya membuat kesalahan walau tanpa sengaja, Eric langsung bergerak mendekat pada meja yang ditempati oleh Lisa
" Maaf...maaf kak, aku tidak sengaja" ujar Riani ketakutan, gadis remaja itu jelas tidak ingin membuat kesalahan, namun kesialan sedang menimpanya saat ini. Lisa memandang Riani tajam sebelum digantinya ekspresinya itu dengan senyuman lembut untuk menutupi sifat aslinya
" Tidak apa-apa dik! Ini cuma terkena tumpahan di kaki saja kok" ujar Lisa tersenyum lembut. Riani menatap pada wanita cantik didepannya dengan takjub
Baru Riani hendak mengucapkan kata menjawab tuturan lembut Lisa. Eric langsung menggeser tubuh Riani kesamping menghadapi Lisa yang tersenyum kearah remaja itu
" Dia tidak sengaja dan dia masih remaja. Jangan mendendami dirinya" ucap Eric yang kini memandang Lisa secara berhadapan. Lisa cukup terkejut tapi dirinya tetap memamerkan senyum lembutnya untuk sekedar menutupi kekesalan yang sedang memenuhi hatinya
.
.
.
Kritik dan saran diharapkan🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Murtaza taza
lanjut kk
2023-02-01
2
Aditya HP/bunda lia
hehehehe ... tempo hari kakanya yang numpahin minuman sekarang adiknya .... nasibmu Lisa ketumpahan minuman terus ...
2023-01-04
2
Melisa Bee
lanjut kk...keknya seru
2023-01-04
2