Setelah keadaan sang Ayah membaik. Eric akhirnya mambawa ayahnya pulang. Dia sangat berterima kasih pada Billy yang sudah bersedia menanggung semua biaya pengobatan ayahnya. Namun, Eric berjanji dalam hatinya kalau dia akan membayar semua uang itu nantinya. Eric tidak mau menerima bantuan, ketika dirinya masih mampu melakukan itu semua walau nyatanya saat ini dirinya sedang terdesak
Kini, pikiran Eric kembali terngiang pada gaun si wanita kaya yang arogan. Darimana dia bisa mendapatkan uang untuk membayarnya? Akhirnya setelah melalui pergelutan batin semalaman, Eric mengambil langkah untuk meminjam uang pada Marcel, karena memang Marcel adalah sahabat terdekatnya daripada yang lain, Billy dan Mike
Dan disinilah Eric berada sekarang, di depan gerbang sebuah rumah mewah untuk mengembalikan gaun yang sudah di belinya dengan penuh perjuangan.
Eric berhasil mendapatkan pinjaman sebesar 5 juta dari sahabatnya walau Eric yakin sahabatnya bahkan akan rela memberikan sepuluh kali lipat dari itu semua. Tapi, kembali lagi pada dirinya yang tidak mau terlalu merepotkan para sahabatnya
Eric menggunakan uang itu dengan segera untuk membeli gaun yang sempat di kotorinya. Batinnya mendesah lesu melihat harga sebuah gaun kurang bahan itu. Jika bukan karena ingin bertanggung jawab, lebih baik dia beli pakaian biasa untuk 2 adiknya yang mungkin bisa mendapat 10 baju buat mereka masing-masing dengan uang 5 juta itu
Perlahan Eric menekan bel yang terdapat di gerbang rumah mewah itu. Tidak lama seorang pria paruh baya keluar menemuinya
" Cari siapa ya?" tanya pria paruh baya itu bingung. Pasalnya, belum pernah ada pria tampan yang bertamu kerumah nonanya selama ini
" Saya mencari nona Lisa Anita Holger. Apa benar ini alamatnya?" tanya Eric sembari menunjukkan kartu nama Lisa
" Oo benar. Tapi Nona belum pulang..." perkataan sang pria paruh baya itu terpotong ketika sebuah mobil mendekati gerbang dan berhenti tepat didepan dua pria itu. Pintu mobil terbuka dan keluarlah seorang gadis dengan penampilan memukaunya
" Oh! Kau datang" ujarnya dengan angkuh memandang bungkusan kantong belanjaan di tangan Eric. Sang pria yang ditanya hanya memandang gadis itu datar tanpa berniat menjawab
" Kamu yakin kalau apa yang kamu bawa itu sudah benar?" Lisa berucap dengan nada mengejek memandang Eric sinis
" Saya sudah mendapatkan yang sama persis seperti gaun Anda. Ini saya kembalikan dan permisi!" ucap Eric menyerahkan kantong belanjaan itu pada Lisa dan melangkah hendak pergi, malas untuk berurusan dengan wanita sombong seperti Lisa
" Eit...tunggu! Aku harus memastikan dulu apakah gaun ini sama dengan gaunku" ujar Lisa membuka gaun baru itu. Dirinya menatap takjub gaun di tangannya itu. Gaun itu benar-benar sama persis dengan gaun yang dipakainya tempo hari. Tapi rasa gengsi dan arogannya menolak untuk mengakui kalau itu sama. Lisa tidak mau kalah begitu saja dari pria miskin itu. Rasa gengsinya terlalu besar dan mengumbar
" Wah! Sekilas gaun ini terlihat mirip, warna dan modelnya sama. Namun sayang, bahannya sangatlah berbeda. Bahan gaun ini, bahan murahan yang tidak pantas ku pakai. Aku tidak mau kulitku gatal-gatal setelah memakainya! Aku bahkan tidak yakin kamu membelinya di toko ternama, pasti kamu mendapatkannya di pasar obral dan harganya tidak lebih dari seratus ribu" umbar gadis itu merendahkan Eric yang mulai mengepalkan tangannya menahan marah atas penghinaan itu. Apa kata wanita itu! Bahannya tidak sama? Pasar obral? Dan harganya 100 ribu?
Wanita itu berhasil membuat Eric naik darah. Apa wanita itu tidak tahu perjuangannya dalam mendapatkan gaun itu. Eric bahkan harus kena marah bosnya karena terlambat masuk kerja hanya demi mencari gaun yang sama di seluruh toko di Jakarta dan harganya cukup untuk biaya makan keluarganya untuk sebulan kedepan
" Aku tidak sudi memakai gaun murah ini" ujar Lisa sembari melempar gaun ditangannya sembarangan. Eric menatap gadis itu tajam, sarat akan kemarahan
" Kenapa! Kamu tidak suka. Tenang saja, kamu tidak perlu membayarnya lagi. Lagian kamu tidak akan mampu untuk membelinya" ejeknya sembari masuk ke mobil mewahnya dan langsung melajukannya kedalam halaman rumah mewahnya
" Pak Ujang, tutup gerbangnya" perintah Lisa dengan arogan
Sang pria paruh baya yang dipanggil pak ujang buru-buru melaksanakan perintah majikannya walau dirinya memandang prihatin pada Eric yang memandang gaun yang tercampakkan ditanah. Sebuah gaun yang dibelinya dengan penuh perjuangan dan seenak jidatnya wanita sombong itu membuangnya. Sekali lagi Eric memandang rumah mewah itu dibalik gerbang sebelum beranjak pergi dan Eric berharap tidak akan pernah lagi berurusan dengan wanita sombong itu
🍀🍀🍀
Eric memandang kedua adik kembarnya yang berebut ingin memakai gaun yang dibawa pulang olehnya. Gaun indah yang dibelinya dengan penuh perjuangan dan dibuang oleh Lisa dengan begitu sembarangan
" Jangan berebut! Pakai secara bergantian. Pertama Riani dan setelah itu Riana" ujar Eric melerai. Riani langsung bersorak senang sembari meraih gaun itu sedang Riana berubah cemberut. Selalu dia yang harus mengalah hanya dikarenakan dia lebih tua dua menit dari saudari kembarnya, Riani. Eric tersenyum memandang kelakuan kedua adik kembarnya. Selalu ada kebahagiaan ketika melihat dua jiwa tanggung jawabnya itu merasa begitu senang. Ditengah kelelahan fisik yang menimpanya karena terlalu bekerja keras, selalu saja ada alasan baginya untuk terus bangkit dan bersemangat. Terutama senyum kedua adiknya dan kesembuhan ayahnya. Eric akan terus berjuang sampai titik penghabisannya demi keluarga yang menjadi tanggungannya itu
" Kakak dapat dari mana gaun seindah ini dan harganya pasti mahal?" tanya Riani menciumi gaun itu dengan begitu senang. Seumur-umur dirinya belum pernah memakai gaun seindah ini. Kedua gadis kembar itu bahkan tidak pernah bermimpi hanya sekedar untuk menyentuh gaun indah seperti apa yang teraba di tangannya
" Itu pemberian salah seorang teman kakak. Dia tidak muat untuk memakainya lagi dan memberikannya pada kakak untuk dibawa pulang buat kalian berdua, tapi kalian harus memakainya secara bergantian karena gaun itu hanya satu" jawab Eric dengan penjelasan buat adiknya agar saling berbagi dan menghargai. Pemberian! Eric tertawa kepada dirinya sendiri setelah mengatakan itu gaun pemberian. Yang ada, itu gaun yang dibuang wanita kaya yang gila dan Eric memungutnya untuk dibawa pulang buat adik-adiknya ketika teringat berapa harga dan susahnya dirinya mendapatkan gaun itu
" Wuah! Teman kakak baik sekali. Dia pasti sangat cantik" ujar Riana menambahkan dengan kata-kata penuh pujian. Eric tidak menjawab, dia hanya mengangguk tersenyum menanggapi
" Dia cantik tapi hatinya tidak baik" ujar batinnya dengan sedih. Namun, Eric sudah cukup bahagia melihat senyum kedua adik kembarnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah pesan dari Billy muncul yang mengajaknya besarta dua sahabatnya yang lain untuk berkumpul di tempat biasa sore ini
.
.
.
Kritik dan saran diharapkan🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Murtaza taza
hebat kk
2023-01-30
1
Aditya HP/bunda lia
tetap semangat Thor 💪💪😘
2023-01-04
2
yuna v
next thor
semangat kk farhati fara😘😇🤗
2023-01-03
4