Rhein melihat pada gadis yang tengah tertidur dengan pulasnya.
"Hazel." Rhein coba memanggil Hazel, tapi dia malah melihat gadis yang dari tadi duduk di sebelahnya malah menggeliat tidak memperdulikan. "Dia ini bagaimana? Kenapa malah tidur? Menyusahkan saja," Rhein berdialog dengan kesal.
Rhein keluar dari dalam mobilnya dan dia bingung hendak membangunkan Hazel atau tidak?
Tidak lama keluar dua orang dari dalam rumah di mana tadi Hazel memberikan alamatnya. Dua orang itu tidak melihat Rhein dan mereka malah asik berciuman di sana.
"Ehem!" Rhein mencoba mengeluarkan suara dehemannya agar dua orang itu sadar jika ada Rhein di sana.
Namun, mereka tidak peduli dengan deheman Rhein yang mungkin mereka juga tidak mendengarnya karena asik berciuman. Rhein yang kesal kembali masuk ke dalam mobil dan mau tidak mau dia harus membangunkan Hazel karena tidak mungkin dia membawa Hazel ke tempatnya.
"Hei, bangun!" Rhein menepuk pipi Hazel, tapi gadis itu tidur seperti orang mati saja.
"Apa aku memberinya ciuman saja supaya dia bangun seperti putri tidur yang dibangunkan oleh sebuah ciuman sang pangeran?" Rhein malah tersenyum devil.
Rhein perlahan mendekat pada wajah Hazel dan jujur saja Rhein menyukai bibir ranum Hazel dengan lip balm berwarna peach. Benar-benar seperti cup cake saja.
"Jangan!" teriak Hazel dan dia segera membuka kedua matanya.
Rhein terkejut karena dia belum menyentuh bibir Hazel sama sekali, tapi kenapa dia sudah bangun?
"Kamu mau apa? Aku ada di mana?" tanya Hazel kebingungan. Sepertinya jiwa Hazel masih melayang ke mana-mana belum berkumpul sepenuhnya.
"Aku malaikat tampan yang akan membawa kamu ke surga. Apa mau ikut?"
Hazel mengerjapkan matanya beberapa kali. "Tuan Rhein, kenapa aku bisa di sini?"
"Kamu amnesia? Ini di depan rumah kamu. Kamu mau turun apa tidak?"
Hazel melihat sekelilingnya. "Iya, ini tempat tinggalku."Hazel yang agak takut sama Rhein segera turun dari mobil Rhein dan masuk ke dalam bangunan yang hampir mirip apartemen itu.
"Ck! Dia bahkan tidak mengucapkan terima kasih padaku. Awas saja nanti kalau dia membutuhkan aku." Rhein memutar mobilnya pergi dari sana.
Hazel masuk ke dalam ruangan yang tidak terlalu besar. Dia memang membawa kunci sendiri.
"Ya ampun! Berantakan sekali ruangan ini. Apa Bella baru saja mengadakan pesta? Kenapa banyak sekali kaleng minuman dan makanan ringan?"
Hazel sebenarnya masih mengantuk dan sangat lelah, tapi dia tidak suka melihat rumah berantakan. Hazel gadis yang suka akan kerapian.
Dia membersihkan ruangan itu dan merapikan semuanya, sampai akhirnya dia ketiduran di atas sofa panjang di sana.
"Hazel, bangun."
"Hm!"
"Hazel, ayo bangun!" Sekali lagi tangan seorang gadis seumuran Hazel mencoba membangunkan Hazel dengan menggoyangkan tubuhnya.
"Bella, aku masih mengantuk. Nanti saja kita bicara atau kalau kamu mau berangkat kuliah, kamu pergi saja," celoteh Hazel dengan mata masih tertutup.
Gadis yang di panggil Bella itu malah sekarang duduk di samping Hazel dengan bersandar pada pinggiran sofa.
"Ayah tirimu kemarin malam datang ke sini." Hanya satu kalimat dan berhasil membuat Hazel berjingkat kaget.
"Apa kamu serius?"
Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Aku sendiri terkejut, tiba-tiba dia ke sini, apa lagi dalam keadaan terpengaruh minuman keras.
"Ayah tiriku apa sudah tau jika aku berada di sini?"
"Saat dia bertanya, aku tidak mengatakan kalau kamu tinggal di sini. Kita pun hampir saja bertengkar karena ayah tiri kamu yang gila itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mimma💕
suka ceritanya
2023-02-11
3