Hazel tampak sedih karena harus menyusahkan sahabatnya terus, tapi dia tidak punya pilihan lain selain tinggal di sana karena Bella adalah satu-satunya sahabat baik yang bisa menolongnya.
"Hai, Sayang," suara seorang pria keluar dari kamar Bella.
"Hai, Cris." Mereka berdua malah berciuman di depan Hazel tanpa sungkan.
"Ehem!" Ada aku di sini. Apa kalian lupa?" celetuk Hazel yang membuat mereka akhirnya melepaskan ciuman.
"Maaf, Hazel. Bagaimana kabar
kamu?"
"Baik, Cris. Kamu semalam menginap di sini?"
"Iya karena nanti malam aku mau mengajak Bella pergi berlibur selama beberapa hari."
"Berlibur?"
"Iya, Hazel, aku lupa mau memberitahu kamu kalau nanti malam aku dan Cris akan pergi selama beberapa hari karena tempat kerja Cris bosnya mengajak para karyawannya berlibur di sebuah pulau."
"Jadi aku akan tinggal sendiri di sini?"
"Iya, tapi kamu jangan khawatir karena aku menyediakan semprotan bawang untuk kamu dan ada nomor darurat di teleponku tinggal kamu tekan dan akan ada petugas langsung datang ke sini."
"Terima kasih. Kalaupun mereka sudah tau aku di sini, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku akan memberi mereka uang saja agar mereka tidak menyakitiku atau kalian," ucap Hazel sedih.
"Hazel, apa kamu tidak punya keluarga lagi selain di sini?"
Gadis itu menggeleng pelan. "Mamaku pernah bercerita kalau dia memiliki sahabat baik di luar negeri, tapi aku tidak mungkin ke sana karena tidak ada biaya untuk ke sana."
"Apa kamu membutuhkan uang? Berapa banyak?"
"Cris, aku tidak mau merepotkan kamu dan Bella lagi. Biar saja aku bekerja di sini dulu dan akan menabung sedikit demi sedikit."
"Aku juga tidak punya cukup uang karena aku sedang menabung agar bisa menikah dengan Bella, tapi kalau meminjamkan aku mungkin bisa."
"Tidak usah Cris. Aku mau tidur dulu sebelum nanti malam bekerja lagi."
"Kamu tidak mau makan bersama kami? Aku traktir."
"Terima kasih, aku kemarin malam sudah malam. Nanti aku makan makanan yang kemarin aku bawa pulang."
"Ya sudah! Kalau begitu kamu tidur saja, nanti aku kunci pintunya."
Di tempatnya, Rhein pagi itu memilih mandi karena semalam dia malah tidak bisa tidur.
"Gadis itu kenapa malah mengganggu pikiranku?" Rhein berceloteh di bawah guyuran dinginnya shower.
Rhein menyudahi mandinya karena dia malah teringat ciumannya pada Hazel. Rhein benar-benar tidak tau kenapa gadis seperti Hazel malah seperti hantu mengikutinya.
Ponsel Rhein berdering dan dia melihat nama Sean di sana.
"Halo, Rhein."
"Ada apa, Sean?"
"Nanti malam apa kamu akan ke tempatku?"
"Aku tidak tau, memangnya kenapa?"
"Wanita istimewa yang pernah aku janjikan, nanti malam akan bisa menemani kamu, dan aku yakin kamu tidak akan menyesal."
Rhein lagi-lagi malah teringat dengan wajah Hazel. "Sepertinya aku tidak akan ke tempatmu karena aku ada meeting sampai malam dan mungkin langsung istirahat saja."
"Ahahahah! Meeting sampai malam? Meeting apa bermalam di rumah seseorang? Cepat sekali mendapatkan wanita di sini?"
"Aku meeting dengan klien. Ada pekerjaan penting di sini." Sebenarnya Rhein berbohong, dia terganggu dengan wajah Hazel jika nanti dia sampai datang ke club malam milik Sean.
"Sayang sekali, padahal dia sudah aku persiapkan untuk kamu karena kamu baru pertama datang ke negara ini setelah sekian lama kamu betah tinggal di negaramu."
"Lain kali saja karena aku benar-benar sibuk."
"Ya sudah kalau begitu."
Mereka mengakhiri panggilan teleponnya. Rhein bersiap untuk turun sarapan pagi di cafe dekat apartemennya.
Di cafe itu Rhein duduk sendirian sambil menikmati kopi panas kesukaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mimma💕
🥰
2023-02-11
1
Bernadeth Meilan
wow
2023-02-09
1