Nety menyenggol lengan Nazura, sembari mengangkat dagu berkali-kali untuk meminta penjelasan keponakannya karena Nety merasa penasaran sepertinya Nazura mengenal lelaki itu. Namun, Nazura yang sudah paham akan kode dari sang bibi hanya menggeleng lemah sebagai tanggapan.
"Jadi, dia yang akan dijadikan penebus hutang kalian?" tanya Roger. Mengalihkan perhatian semua orang.
Nety mengangguk cepat, sedangkan Bima hanya membisu. Tidak tahu lagi harus berbicara apa karena merasa bersalah seandainya Nazura benar-benar akan menjadi istri Roger. Namun, sekali lagi kalau pikirannya sudah buntu dan hanya itu jalan satu-satunya.
"Lumayan." Roger mengusap dagu perlahan seraya memindai tubuh Nazura dari atas sampai bawah. Mendengar ucapan Roger, seketika senyum Nety mengembang. Ia yakin kalau Roger akan menerima Nety sebagai istrinya dan hutangnya pun menjadi lunas.
"Saya yakin kalau keponakan saya ini tidak akan mengecewakan Anda, Tuan. Walaupun nanti status dia adalah istri Anda, tetapi Anda bisa memperlakukan dia sebagai pembantu."
"Nety!" Bima membentak sembari menatap istrinya tajam. Ia merasa kalau ucapan Nety sudah sangat keterlaluan.
Berbeda dengan Roger yang saat ini sudah menunjukkan senyuman licik hingga membuat jantung Nazura berdegup kencang. Gadis itu benar-benar takut apalagi saat tatapan mereka bertemu. Nazura merasa dirinya seperti seekor rusa yang masuk ke kandang singa.
"Kemasi barangmu sekarang. Aku menunggu dua puluh menit," perintah Roger.
"Ta-tapi, Tuan ...."
Belum juga Nazura selesai berbicara, Nety sudah menarik tangan keponakannya meninggalkan ruang tamu. Dengan cepat Nety membantu memasukkan baju Nazura ke dalam tas secara asal.
"Bibi, apa ini sebuah kenyataan? Apa kalian sudah yakin dengan keputusan ini?" tanya Nazura ragu. Sungguh, ia tidak menyangka jika kisah hidupnya akan seperti ini.
"Diamlah, Na! Jangan banyak bicara! Kamu itu harusnya nurut! Jangan lupa kalau tanpa paman dan bibimu ini, kamu sudah pasti jadi gelandangan atau bahkan mati kelaparan!" bentak Nety.
Kedua mata Nazura terasa memanas ketika cairan bening hendak memaksa keluar dari sudutnya. Bentakan sang bibi benar-benar membuat hatinya terasa begitu sakit.
Ia merasa lemah. Tidak bisa lagi membantah perintah mereka. Dengan berusaha sekuat tenaga menahan air mata agar tidak terjatuh, Nazura pun memasukkan pakaian yang tersisa ke dalam sebuah tas. Lalu mereka pun bergegas keluar karena takut Roger akan menunggu lama.
Melihat kedatangan Nazura, dengan segera Roger bangkit berdiri dan merapikan jasnya. Tatapannya begitu dalam ke arah Nazura yang justru terlihat tidak bersemangat.
"Baiklah. Aku akan bilang kepada kalian berdua bahwa ketika gadis ini sudah sah menjadi istriku maka ia tidak berhak lagi datang ke sini. Apa pun yang terjadi," kata Roger tegas.
Nazura hendak menolak, tetapi Nety dengan cepat mendahului gadis itu untuk berbicara. "Tidak apa, Tuan. Kami tidak keberatan. Lalu bagaimana dengan hutangnya, Tuan?"
"Lunas!"
Jawaban Roger sontak membuat Nety bersorak kegirangan. Bima pun mengembuskan napas lega meskipun dalam hati merasa tidak tega. Yang bisa dilakukannya sekarang adalah berdoa semoga keponakannya bisa hidup bahagia.
Roger pun memerintah anak buahnya untuk menjemput penghulu. Pria itu tidak mau menunggu terlalu lama, sedangkan Nazura sejak tadi hanya terdiam dan terus menangisi semuanya di dalam hati. Ia tidak ingin siapa pun melihatnya menangis. Jangan sampai ia terlihat cengeng di depan orang lain.
Setelah lima belas menit berlalu, penghulu tersebut datang. Mereka pun segera melangsungkan ijab kabul. Semua serba mendadak dan bahkan berkasnya pun akan diurus setelahnya. Dengan kekuatan uang yang dimiliki, Roger bisa melakukan semuanya semau sendiri.
Ketika ijab kabul telah selesai, Roger segera membawa Nazura menuju ke apartemen miliknya. Tidak ada yang dilakukan Nazura saat ini selain menuruti perintah Roger. Bagaimanapun juga saat ini Roger adalah suaminya sah yang harus ia taati.
"Buatkan aku kopi hitam. Satu sendok penuh kopi dicampur setengah sendok gula. Aku tidak terlalu suka manis," perintah Roger ketika mereka baru saja masuk ke apartemen.
"Ba-baik, Tuan." Nazura membungkuk hormat kemudian berlalu pergi meninggal Roger di ruang tamu. Sepeninggal Nazura, Roger tampak memijat pelipisnya.
Semoga keputusanku menikahi gadis ini bukanlah sebuah kesalahan. Maafkan aku, Soraya. Yakinlah kalau aku hanya main-main saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
kompiang sari
Roger itu siapa Thor?
2024-04-09
0
Yunerty Blessa
Soraya apanya roger
2023-01-20
0
cahaya_zidna
apa soraya itu kekasihnya
2023-01-02
1