Kalau di kampung memang setiap ada keramaian mereka selalu ingin menonton,tak terkecuali di kampung yang satu ini,tapi untung lah Suharto memiliki kepribadian yang baik sehingga semua para tetangganya tidak ada julit atau yang merasa kepanasan dengan apa yang terjadi, justru sebaliknya mereka berharap agar Anna anak dari Suharto mendapatkan kebahagiaan dengan menikah dengan orang kota tersebut.
"Mas Hartawan??" Suharto menyambut dengan hangat,ia memeluk sahabat kecilnya itu
"Alhamdulillah,akhirnya saya sampai juga,sudah lama saya tidak ke sini, untung masih hapal jalan nya" Hartawan tertawa lepas bersama sahabat nya ini
Saat melihat yang keluar dari mobil tersebut adalah pak Hartawan, semua tetangga di sana tampak terkejut,karena beberapa dari mereka sangat mengenalnya, karena Hartawan dulu nya tinggal di kampung sebelah sebelum ia sukses di kota.
"Eh itu teh kan kang hartawan,itu loh yang dulu tinggal di kampung sebelah,oh ternyata dia calon besan nya kang Harto,oh pantas saja sih soalnya dulu teh yah mereka berteman baik saat masih sekolah,"Ucap ibu ibu yang tadi
"Oh gitu," jawab ibu ibu di sebelahnya yang hanya manggut-manggut mendengar perkataannya.
"Ya ampun itu anaknya kang Hartawan teh ganteng pisan,"Saat melihat Natan keluar dari mobil
Satu persatu keluarga mempelai memasuki rumah Suharto dan duduk di tempat yang sudah di sediakan,saat semua nya sudah berkumpul,kini giliran Anna yang belum keluar dari kamarnya.
"Ambu, panggil si neng ke sini,??" Ucap Harto kepada istrinya
"Iyah bah sebentar Ambu Panggil kan,"Ucap Ambu sambil berdiri dan langsung melangkah menuju kamar Anna.
Nampaknya nya Anna sudah mulai tenang,tak ada lagi buliran air mata di pipinya,Ambu masuk ke dalam kamar nya sambil tersenyum.
"Keluarga mas Hartawan sudah datang bersama rombongan neng, sekarang ayo keluar,Ambu dampingi di samping neng" Ratmi menggandeng putri tersayang nya itu
"Iyah Ambu," Beberapa kali Anna menstabilkan nafasnya, mencoba untuk tenang
Anna keluar di dampingi oleh sang ibu menuju ruang tamu, semua mata tertuju pada Anna saat ia di bawa oleh ibu nya, semua orang tampak nya terpesona melihat kecantikan gadis desa ini,ia begitu anggun memakai kebaya modern yang membentuk lekuk tubuhnya yang terlihat mungil dan imut itu.
"Wah calon mantu mama cantik sekali," Ucap Ajeng kagum,saat pertama kali melihat Anna,karena sebelumnya Ajeng belum pernah bertemu dengan Anna, berbeda dengan Hartawan yang sudah menemuinya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk lamaran.
("Papa gak salah mau jodohin aku sama bocah,") Batin Natan
Natan melihat sekilas, walaupun menurut nya Anna lumayan cantik tapi dia terlihat masih bocah di mata Natan yang sudah memiliki pacar yang super seksi dan terlihat dewasa,yah pantas saja karena Anna baru saja lulus SMA Wajar saja kalau dirinya masih terlihat imut-imut.
Kini semua nya sudah lengkap, sekarang giliran keluarga Hartawan yang mengatakan niat baiknya untuk melamar anak dari sahabatnya itu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh??,"Ucap Hartawan memulai pembicaraan
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh" Sahut semua orang bersamaan
"Saya,Hartawan ingin mewakili anak saya yang bernama Natan Prayoga Hartawan untuk melamar Adelia Anastasia,putri dari bapak Suharto untuk menjadi calon istri untuk anak saya tersebut,maka dari itu semoga bapak ibu sekeluarga bisa menerima niat baik saya,saya ingin hubungan persahabatan antara kita bisa lebih erat lagi dengan ikatan pernikahan anak kita, bagaimana,bapak ibu apakah kalian menyetujui nya,??" Ucap Hartawan dengan lugas dan santun
Semua orang terlihat tegang menunggu jawaban dari keluarga Suharto, mereka sangat berharap agar lamaran nya bisa di terima dengan baik.
"Bagaimana neng,??" Harto berbisik pada Anna
"Bapak wakilkan saja,Anna malu,!!" Ucap Anna yang dari tadi hanya menunduk,Anna sama sekali tak berani memandang calon suaminya, sampai saat ini ia belum melihat calon suaminya itu.
"Baiklah kalau begitu,saya selaku wali dari anak saya, menerima dengan sepenuh hati lamaran ananda Natan Prayoga Hartawan untuk menjadi calon suami untuk anak saya Adelia Anastasia,dan kami menyetujuinya," Jawab Suharto dengan jelas
"Alhamdulillah," Jawab semua orang serentak
Keluarga Hartawan tampak nya bisa bernafas lega mendapatkan jawaban yang mereka harapkan,kini selanjutnya acara pasang cincin oleh kedua belah pihak antara calon istri dan calon suami.
"Pasangkan cincin ini ke jari manis Anna,!!" Ucap Ajeng kepada Natan
Awalnya Natan terdiam,namun ia melihat mata Hartawan yang tajam melihat ke arah nya, akhirnya ia pun memasangkan cincin ke jari manis Anna.
Jantung Anna berdebar kencang saat Natan menyentuh jari tangannya,wajar saja karena ia tak pernah bersentuhan secara langsung dengan laki-laki kecuali dengan ayah nya yang selalu memeluknya.
("Duh kenapa jantungku teh berdegup kencang begini,Ambu Abah,Anna kenapa,)" Batin Anna
"Alhamdulillah," Ucap semua orang bersamaan saat cincin sudah melingkar di jari Anna
"Alhamdulillah acara inti sudah selesai dan berjalan dengan lancar, sekarang silahkan cicipi hidangan yang sudah di sediakan," Ucap Suharto mempersilakan
Satu persatu orang antri mengambil makanan yang sudah disediakan, terlihat Suharto, Ratmi, Hartawan dan Ajeng sedang mengobrol serius, sementara Anna dan Natan saling membisu walaupun duduk berdampingan,tak ada yang mereka obrolkan,Natan pun hanya pokus memainkannya ponselnya, melihat Natan yang tidak mengajak nya ngobrol,Anna pun pergi ke toilet.
"Jadi bagaimana untuk acara pernikahan nya,??" Tanya Suharto
"Saya minta acara pernikahan di adakan di Jakarta saja,saya akan menyewa gedung di sana,dan saya juga yang akan menanggung semua biayanya,bagaimana kang,apa kang Harto setuju??" Ucap Hartawan
"Kalau begitu saya terserah mas Hartawan saja, yang penting anak anak kita sah menjadi suami istri, kalau untuk Masalah tempat itu saya serahkan kepada keluarga mas Hartawan," Ucap Suharto
"Ini ni baru bener,hahaha??" Ucap Hartawan tertawa sambil menepuk pundak sahabat kecilnya itu
Terlihat kebahagiaan di antara kedua keluarga ini, walaupun berbeda halnya dengan wanita yang sedang mendengarkan percakapan mereka justru sangat merinding ketika hanya membayangkan nya saja.
Anna tampak nya takut membayangkan tentang pernikahan, umurnya yang terbilang masih ABG itu sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan berumah tangga nya nanti.
("Terus nanti teh setelah nikah,Anna teh akan tidur bareng sama dia,aduh belum apa apa aja,Anna teh sudah merinding, walaupun dia terlihat ganteng,tapi Anna takut,Anna juga gak tau sebenarnya dia teh mau apa nggak di jodohkan sama Anna,hmmm kenapa jadi lier begini yah,yaa Allah Anna teh sebenarnya harus gimana??") Batin Anna sambil melihat ke arah natan yang sedang memainkan ponselnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments