Pagi hari pun tiba,kini keluarga Suharto sedang sibuk menyiapkan beberapa hidangan untuk menyambut mempelai pria, beberapa tetangga dan kerabat pun ikut membantu.
Walaupun ini hanya acara lamaran,tapi semua sangat antusias, karena keluarga Suharto sangat di kenal akan kebaikan nya, sehingga para kerabat dan tetangga pun ikut berpartisipasi dalam acara keluarga nya.
Para wanita membantu untuk memasak di dapur dan menyiapkan beberapa kue yang sudah di beli di pasar, sedangkan untuk laki-laki membantu menggelar tikar dan mengatur tempat untuk tamu.
Anna yang saat itu sedang di kamar,kini sudah berdandan, walaupun ia dandan sendiri dan cukup sederhana namun tak merubah kecantikan alami wajahnya yang memang sudah cantik walaupun tanpa polesan make up,kini ia di temani sang ibu menyiapkan diri untuk bertemu dengan calon suaminya
"Jangan nangis terus atuh neng,ini kan udah dandan cantik,nanti luntur lagi,!!" Ucap Ratmi saat melihat anaknya masih menetes kan air mata
Anna tidak menjawab perkataan ibu nya,kini ia hanya menatap kosong ke arah cermin,ia masih saja tak percaya bahwa ia akan melepas masa lajangnya, walaupun ini baru lamaran tapi tentu saja tidak akan lama lagi pernikahan pun akan segera dilaksanakan secepat nya.
Beberapa saat kemudian,ada seseorang yang membuka pintu kamar Anna, ternyata itu adalah Suharto,ia pun masuk ke dalam kamar putri nya.
"Euleh euleh,anak Abah teh cantik pisan," Harto menghampiri Anna, "Eh tapi sebentar, kenapa anak Abah teh nangis,??" Ucap Harto melihat Anna yang meneteskan air matanya
Namun sama seperti tadi,Anna tak menjawab nya,ia hanya terdiam sambil menatap ke arah cermin.
"Neng,Abah tau kamu pasti belum siap untuk Abah nikah kan,tapi kamu harus tau bahwa Abah melakukan ini demi kamu,Abah minta maaf kalau keputusan Abah buat neng jadi sedih, sekarang sebelum terlambat neng bilang mau apa tidak,Abah serahkan keputusan nya sama neng Anna,!!" Seketika Abah meneteskan air matanya
Ratmi hanya memegang bahu Harto, mencoba untuk menenangkannya,ia baru kali ini melihat suaminya itu menangis seperti ini, begitu pun dengan Anna ia sangat merasa bersalah melihat Abah seperti ini,ia belum pernah melihat Abah menangis sebelum nya.
"Anna mau bah, nikah sama laki laki pilihan Abah," Jawab Anna,ia tak tega melihat Abah menangis
"Terimakasih yah nak,Abah tau Anna anak yang nurut sama orang tua," Ucap Abah terharu
Anna pun menghampiri orang tuanya,ia memeluk keduanya, walaupun tak bisa di bohongi kalau ia masih belum ikhlas untuk menjalani ini semua,tapi ia mencoba untuk menuruti perkataan orang tua nya, terutama Abah.
***
Sementara di tempat lain,keluarga Hartawan pun tak kalah sibuk dengan keluarga Suharto,kini mereka sedang mempersiapkan seserahan yang akan di bawa ke acara lamaran, berbagai barang barang mewah telah berjejer di sana, kerabat pun sudah berkumpul untuk mengantar.
Sementara di kamar,kini Natan sudah mengenakan setelan kemeja nya,ia terlihat sangat tampan menggunakan pakaian tersebut,namun wajahnya terlihat tidak bahagia seperti kedua orang tuanya.
"Apa kamu sudah siap,??" Tanya Hartawan saat membuka pintu kamar
"Sudah pa," Ucap Natan datar
"Kalau begitu ayo siap siap ke luar, orang orang sudah menunggu,kita berangkat sekarang supaya lebih cepat sampe di Bandung," Ucap Hartawan tegas
"Mama di mana pa,??" Tanya Natan
"Mama lagi ngatur barang barang bawaan buat seserahan,ayo kita ke luar,!! " Hartawan mengajak Natan
Kini mereka berada di luar, beberapa mobil pribadi mewah berderet di depan rumah Hartawan yang luas dan megah itu, bareng bareng pun sudah tersusun rapi di bagasi mobilnya.
"Apa gak salah ma, sebanyak ini bawaannya mah,??" Tanya Natan saat melihat mobil para kerabatnya
"Nggak dong sayang,??" Ajeng tersenyum ke arah putra nya
"Tapi ini kan cuma lamaran,apa gak terlalu berlebihan,??" Natan merasa heran
"Untuk anak mama ini,mama rasa gak berlebihan sama sekali, lagian kita kan jauh jauh dari Jakarta ke Bandung,masa bawaan nya sedikit,udah ah ayo kita berangkat,kita satu mobil bertiga pake supir aja yah,!!" Ajeng merapikan kemeja Natan
Natan hanya pasrah, mengikuti semua instruksi orang tua nya,saat ini ia tak mau ambil pusing, karena memang ia harus menjalankan tugas nya sebagai seorang anak yang patuh kepada orang tua walaupun hatinya tak sepenuhnya mau.
Saat di perjalanan, tiba-tiba ada pesan masuk dari ponsel milik Natan,ia yang duduk bersebelahan dengan Hartawan, sedikit hati hati membuka pesan tersebut,ia takut itu pesan dari Sierra.
Dan benar saja, ternyata Sierra yang mengirimkan pesan pada Natan.
"Setelah semua nya selesai,aku menunggu mu di tempat biasa, tolong jangan ingkari janji kamu untuk tidak akan meninggalkan aku," Isi pesan tersebut
"Iyah sayang,saat aku pulang dari Bandung,aku akan langsung temuin kamu," Natan membalas pesan tersebut sambil melirik ke arah Hartawan,ia takut kalau sampai papa nya tau jika ia masih berhubungan dengan Sierra, wanita yang tidak di sukai papa nya itu.
"Siapa yang kirim pesan??" Tanya Hartawan curiga
"Itu pa si andi,temen Natan," jawab Natan berbohong
"Oh," Sahut Hartawan, kemudian mereka melanjutkan perjalanan nya
Sekitar menempuh perjalanan kurang lebih dua jam,kini mereka sampai di kampung Suharto, orang orang terkejut dengan mobil mewah yang berderet menuju rumah Suharto.
"Wah,neng Anna beruntung banget yah dapetin orang kota, lihat tuh mobilnya aja mewah mewah begitu,??" Kata salah satu warga
"Iyah,tapi gak aneh sih orang pak Harto nya juga kan banyak duitnya,jadi sebanding lah dapetin orang kaya juga," jawab ibu ibu di sebelahnya
"Iyah bener banget,beda Ama kita mah yah, orang susah yah pasti sama orang biasa jodoh nya," jawab nya lagi
"Iyah, udah ah ayo kita lihat kesana,saya penasaran sama calon nya neng Anna,!!" Ucap ibu ibu itu sambil berlari ke arah rumah Harto
Kalau di kampung memang setiap ada keramaian mereka selalu ingin menonton,tak terkecuali di kampung yang satu ini,tapi untung lah Suharto memiliki kepribadian yang baik sehingga semua para tetangganya tidak ada julit atau yang merasa kepanasan dengan apa yang terjadi, justru sebaliknya mereka berharap agar Anna anak dari Suharto mendapatkan kebahagiaan dengan menikah dengan orang kota tersebut.
"Mas Hartawan??" Suharto menyambut dengan hangat,ia memeluk sahabat kecilnya itu
"Alhamdulillah,akhirnya saya sampai juga,sudah lama saya tidak ke sini, untung masih hapal jalan nya" Hartawan tertawa lepas bersama sahabat nya ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments