Bab 2
Mimpi harus mempertanyakan kejadian ganjil ini. Dia yakin datang ke sekolah cukup pagi. Namun, saat turun dari mobil, dia lihat para penghuni sekolah sudah berdatangan. Ramai.
Tidak satu dua orang saja yang berlarian seperti atlet maraton yang hendak menuju garis finish dan tidak mau keduluan pesaing lain. Ah, dia tidak tahu penyebabnya. Ini hari Selasa, Pak Burhan, musuh sepenjuru penghuni SMA Tunas Jaya, bertugas menjaga meja piket.
Lupakan soal Pak Burhan! Sekarang yang lebih penting adalah apa yang menimpanya. Semua mata tertuju padanya, tawa tertahan dan bisik-bisik berguling sesudahnya. Namun, tidak semua bisikan tak bisa dia dengar.
“Dasar perempuan aneh! Pakai seragam sekolah kebesaran, kacamata model mata kucing kaya nenek-nenek, belum lagi rambutnya itu. Udah keriting, dicepol tinggi-tinggi diubun-ubun. Memangnya dia mau main theater?”
Mimpi menghentikan langkah, menoleh dan memberikan tatapan tajam kepada dua cewek itu. Mereka menghentikan obrolan, tapi masih saja cekikikan. Mimpi mengabaikan mereka dengan bergegas menuju kelas.
Selama ini, tidak ada yang terang-terangan mengomentari penampilan anehnya. Biasanya orang-orang tidak ingin mencari masalah dengan Mimpi karena menganggapnya tidak penting. Namun, pagi ini sedikit berbeda.
‘kenapa sih anak-anak ini? Aneh!’ geramnya dalam hati.
Merasa lelah memberikan sorotan tajam kepada setiap orang yang berpapasan dengannya, Mimpi mempercepat langkah menuju kelasnya di lantai tiga. Dia sekuat tenaga mengabaikan kikikan orang-orang tidak penting itu.
“poni dia habis kena sentrum kali ya...,” bisik siapa pun itu yang terdengar oleh Mimpi.
‘Memangnya kenapa dengan poni ku? Ada yang salah?’ gumamnya dalam hati.
...****************...
Pelajaran sejarah selalu membosankan, Mimpi berusaha menyimak penjelasan Bu Rini dengan baik, tetapi tidak berhasil. Saking bosannya, dia sudah menguap berulang kali.
Mimpi membolak balikkan buku pelajarannya, di mana huruf berbaris dengan monoton dan tidak menarik untuk dibaca. Pembahasan tentang kondisi rakyat selama masa penjajahan lebih menarik saat dia membaaca buku novel yang dibacanya atau mengamati secara tersirat dari latar novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck-nya Buya Hamka.
Alhasil, yang dilakukan Mimpi selanjutnya adalah menegakkan dan menyandarkan buku pelajarannya ke sandaran kursi di depannya. Biasanya dia menyelipkan novel tipis untuk dibaca selama pelajaran, diletakkan di atas buku pelajaran. Tetapi sayang seribu sayang, kali ini ia meletakkan ponsel di sana. Dia menyentuh icon kamera, lalu mengubah mode menjadi kamera depan.
“aaah,” suaranya lirih.
Mimpi sadar dia sudah melakukan kesalahan fatal. Dia memotong poninya terlalu pendek dan tidak rata. Tipe rambutnya turut memberikan andil dalam bencana itu.
“Ckckck,” Mimpi berdecak. Oke, sudah cukup menyadari kesalahannya. Dia tidak boleh terpuruk dalam duka nestapa terlalu lama. Selagi Bu Rini berceramah di depan kelas, Mimpi melemparkan pandangan ke luar. Kegiatan mengamati anak-anak Tunas Jaya dari jendela kelas selalu menyenangkan. Kali ini dia disuguhkan pemandangan sekelompok anak yang mendapatkan hukuman.
‘Siapa saja yang kena hukuman?’ tanyanya dalam hati.
Mimpi penasaran, dia meraih ponsel untuk membuka akun Instagram @lambe-tunas untuk mencari tahu siapa yang sedang dihukum, sumber infotainment utama di sekolahnya. Semua orang bisa mengintai atau mencari gosip terbaru, bahkan menjadi kontributor untuk akun anonim ini. Tapi sayang seribu sayang, ternyata di akun itu belum muncul update-an terbaru tentang anak-anak yang dihukum.
Namun, alangkah terkejutnya Mimpi ketika melihat foto yang diunggah semenit yang lalu. Foto yang diambil dari samping itu memperlihatkan bentuk poni anehnya!
@lambe_tunas : Aduh duh, Mimin terpesona nih, poninya cetar membahana, Say. Kalah tuh artis yang punya poni antibadai. Belum lagi seragamnya kebesaran, tasnya warna-warni kek pelangi. Makin cetar gak sih?? #anakkelasduabelassay #anakalaysay #antibadaisay #ceksendiriajasay
Arghhh.... Mimpi menggeram dalam hati. Benaknya bergemuruh kata serapah yang tidak mau berhenti. Jelas sekali dia bertambah kesal. Mimpi tidak suka mendapatkan publikasi apa pun. Selama ini dia berpuas diri dengan hanya menjadi penikmat gosip murahan tentang orang yang populer di sekolahnya itu di akun gosip itu.
Sekarang malah potret dirinya yang terpampang nyata disana. Dalam pose yang paling tidak menyenangkan yang pernah ada. Dengan pose, poni mengenaskan di dahi, mulut menganga, dan kaki kanan menggantung saat hendak menapaki anak tangga.
Mimpi menyadari pandangan anak-anak kelasnya. Mereka menoleh ke belakang, tepat menuju tempat duduknya, lalu mereka terkikik tidak jelas hingga Bu Rini harus menegur mereka. Pasti mereka sudah membuka akun Lambe itu.
Komentar satu per satu bermunculan untuk mengomentari foto yang baru saja diposting oleh akun lambe_tunas, dan Mimpi mencoba menahan diri untuk tidak membaca komentar itu. Dia semakin geram setiap kali kata-kata menyebalkan muncul di ponselnya.
‘Ini gak bisa dibiarkan!’ geramnya dalam hati. Meskipun, ia tak bisa melakukan apa-apa untuk membalas. Dia hanya berdoa supaya muncul bahan gosip yang jauh lebih menarik untuk kiriman tentangnya barusan.
Doanya pun langsung terkabulkan. Setelah pergantian jam pelajaran, buru-buru Mimpi membuka kembali akun Instagram itu demi mengecek perkembangan perisakannya. Dan dengan baru diunggahnya video terbaru yang ada di akun itupun ramai yang mengomentari hal itu.
@lambe_tunas : Huwaaaa..... Momon mau donk jadi yang pingsan. Momon mah emang #teamBangun dari zaman baheula. Siapa bilang Bangun madesu? Doi mah baik hati dan tidak sombong, genggess...
Video yang di unggah tersebut berasal dari video yang diambil secara diam-diam, merekam seorang lelaki populer dari kelas sebelas menggendong anak perempuan yang pingsan menuju UKS.
Perekam itu ikut berlari saat target video berlari lebih kencang. Mimpi refleks menoleh ke arah Mila yang duduk lima bangku darinya. Rupanya sudah timbul kasak-kusuk karena pemberitaan ini. Mimpi melihat Mila berbicara dengan teman sebangkunya. Raut muka Mila sangat kesal. Mimpi pun tersenyum lega, perhatian semua orang teralihkan dengan adanya video itu.
Yang dirasa Mimpi bahwa itu hanya bentuk pencitraan belaka. Mimpi pun kembali mengecek akun itu dan melihat ada lima puluhan komentar yang memenuhi kolom komentar yang ada dipostingan itu.
Mimpi merasa lega isu poni anehnya teralihkan dengan cepat dengan video orang yang terpopuler di sekolah. Mimpi berterima kasih kepada Bangun yang telah menyelamatkannya dari hujatan-hujatan para netizen di sekolahnya melalui akun Lambe_tunas.
Meskipun itu tak mengurangi rasa tidak sukanya terhadap anak-anak populer di sekolahnya, termasuk Bangun, Mila, atau Nanda, atau siapa pun itu. Mimpi selalu menghindari berurusan dengan orang-orang populer di sekolahnya.
...****************...
selamat membaca ❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ANBU
hemmm....
2023-01-02
1