Sore hari seperti yang di ucapkan Disya, sore ini ia akan bertemu dengan Dino si laki-laki tampan sekaligus menjadi gebetannya.
Disya sudah cantik dengan mini dress berwarna hitam sangat cocok dengan kulitnya yang putih itu. Disya bercermin, ia tersenyum sambil memutar tubuhnya. "Hmm cantik juga gue." Ucapnya di iringi dengan kekehannya. Setelah itu Disya kembali memoles liftin di bibirnya. "Ok sudah selesai." Ia kembali menyunggingkan senyumannya kemudian setelah itu ia berjalan ke arah nakas untuk mengambil ponsel miliknya.
Disya menaruh ponselnya di tas kecil miliknya, kemudian ia keluar dari kamarnya dengan hati berbunga-bunga layaknya seorang ABG yang sedang jatuh cinta.
"Mau kemana sayang?" Tanya sang mama yang melihat putrinya menuruni anak tangga.
"Emmm... Disya mau keluar sebentar ya mah." Sahut Disya sembari menghampiri sang mama, kemudian mencium pipi kanan dan juga pipi kiri sang mama.
"Sepertinya anak mama sedang jatuh cinta nih." Goda sang mama sambil mencubit gemas pipi putrinya itu.
"Ish mama tahu aja." Kekeh Disya sambil memeluk erat mama tersayangnya. "Yasudah Disya berangkat dulu ya mah." Pamit Disya sambil mencium punggung tangan sang mama. "Oh ya, kalau ada kak Erlan ke sini, bilang aja Disya lagi mandi atau tidur kek, pokoknya mama jangan bilang kalau Disya pergi keluar. Ok." Ucap Disya kembali.
"Loh memangnya kenapa sayang?" Tanya sang mama sambil mengernyitkan keningnya bingung.
"Ish pokoknya mama jangan bilang Disya keluar, soalnya kalau kak Erlan tau, dia pasti akan nyusulin Disya mah. Yasudah Disya pamit dulu, mama ingat pesan Disya ya."
"Yasudah kalau gitu, kamu hati-hati ya jangan malam-malam ya pulangnya." Nasehat sang mama.
"Siap mom. Bye muach." Setelah itu Disya langsung melangkahkan kakinya meninggalkan mama Mita yang hanya menggelengkan kepalanya.
***
Erlan tengah bersandar di kepala sofa yang ada di dalam kamarnya, ia terus teringat dengan tingkah laku Disya yang menurutnya sangat aneh. Apalagi ketika Disya berbisik-bisik dengan Amanda, sungguh membuatnya semakin di rundung rasa penasarannya.
"Er... Jadikan kita pergi?" Tiba-tiba saja suara Aditia menggema memenuhi seluruh ruangan kamarnya sehingga membuat Erlan terkejut dan kembali ke alam sadarnya.
"Lo gak bisa kalau masuk kamar orang permisi dulu hah?" Dengus Erlan sambil menatap tajam sahabat sengkleknya itu.
"Astaga....kenapa Lo sewot sih, biasanya juga gw masuk tanpa permisi dulu." Aditia berjalan kemudian ia duduk di dekat Erlan. "Jadi gak kita pergi?" Tanya Aditia kembali.
"Gue malas. Gue mau ke rumah Disya." Sahut Erlan sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Disya juga ikut Er. Kata Manda dia mau mandi dulu, nanti dia nyusul sama si Manda." Adit berkata dengan kesal.
"Kalau begitu kita pergi bareng saja." Ucap Erlan sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Aditia.
"Aish Lo kayak gak tahu cewek aja, kalau mandi sama dandan tuh lama. Udahlah kita duluan aja Er." Aditia bangkit dan menyusul Erlan yang berjalan keluar dari kamarnya.
Erlan tidak menyahut, ia terus berjalan menuruni anak tangga satu persatu. "Woooy Erlan. Gue di kacangin. Sialan." Aditia setengah berteriak kesal memanggil sahabatnya itu. Namun Erlan sama sekali tidak menggubrisnya.
"Aditia Wiratmaja. Kamu pikir rumah tante hutan pake acara teriak-teriak segala?" Tante Tania menatap Aditia gemas, Aditia memang selalu membuatnya Skot jantung. Kalau tidak teriak-teriak ya datang mengagetkan seperti jelangkung.
"Eh ada tante." Aditia menghampiri tante Tania sambil memperlihatkan senyuman bodohnya. "Sejak kapan Tante berdiri di situ Tan?" Tanyanya polos.
"Sejak Jelangkung datang ke rumah Tante." Jawab Tante Tania dengan santai.
"Memangnya ada jelangkung ya Tan?" Tanya Aditia semakin menyebalkan.
"Ada. Jelangkungnya kamu Aditia Wiratmaja." Sahut tante Tania kesal. "Kalian mau kemana?" Tanyanya sambil menatap anak dan juga sahabat anaknya bergantian.
"Erlan mau ke rumah Disya dulu mah." Erlan menjawab lembut, ia meraih tangan kanan sang mama, kemudian menciummya. "Erlan pamit ya." Ucapnya kembali.
"Oh yasudah kalau gitu, salam buat tante Mita ya."
"Siap tante." Aditia menyahut sambil mengangkat lima jarinya.
"Gak usah teriak-teriak ******. "Dengus Erlan yang merasa kupingnya berdengung akibat teriakan sahabatnya itu. "Kita berangkat mah." Erlan kembali berpamitan kepada sang mama, begitupun juga dengan Aditia.
Tante Tania tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, setelah itu Erlan dan juga Aditia pun bergegas melangkahkan kakinya keluar.
***
Cafe.
Disya menghampiri Dino yang sudah duduk manis di kursinya. "Sudah lama ya." Tanya Disya sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
"Maaf aku telat." Ucapnya kembali sedikit merasa bersalah karena sudah membuat Dino menunggu.
Dino menatap Disya tanpa berkedip. Sungguh penampilan Disya saat ini, benar-benar membuatnya terpesona. "Ya Tuhan cantik sekali dia." Ucapnya dalam hati.
"Hay Din..." Disya mengibaskan satu tangannya di hadapan wajah Dino, sehingga membuat Dino kembali ke alam sadarnya. "Kok lo bengong sih." Ucap Disya sambil mendaratkan bokongnya di kursi.
"Ah iya sorry Sya. Habisnya kamu sangat cantik sih." Ucap Dino dengan jujur.
Disya tersenyum malu. "Aku tau kalau aku cantik, sudah dari lahir malah." Jawab Disya mencoba untuk bersikap seperti biasanya.
"Iya saking cantiknya, aku sampai tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu Sya." Ucap Dino mulai mengeluarkan kata manisnya.
"Astaga nih anak pintar juga ngegombalnya." Batin Disya sambil tersipu malu. "Gombal aja lo Din."
"Ish serius Sya."
Disya memutar kedua bola matanya dengan malas. "Hmm iyain aja deh." Ucap Disya di iringi dengan kekehannya.
Dino tersenyum, kemudian ia memanggil waiters untuk memesan minumannya. "Mau pesen apa Sya?" Tanya Dino dengan lembut.
"Hmm jus alpukat aja deh."
"Makanannya?" Dino kembali bertanya dengan lembut, tak lupa senyuman yang manis selalu menghiasi wajah tampannya.
"Gak deh, aku udah makan tadi." Ucap Disya yang membuat Dino sedikit kecewa.
"Mba jus alpukatnya dua ya." Ucap Dino kepasa sang waiters.
"Ada lagi mas?"
"Udah itu aja mba." Ucap Dino ramah.
"Baiklah. Silahkan di tunggu ya pesanannya." Ucap sang waiters dengan ramah, Dino dan juga Disya hanya menganggukkan kepalanya pelan. Setelah itu sang waiters pun pergi melangkahkan kakinya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments