"Lo chatan sama siapa sih, dari tadi sibuk mulu." Tanya Erlan setelah kepergian dua sahabatnya tersebut.
"Kepo banget sih lo kak, mau tau aja urusan gue." Jawab Disya tanpa mengalihkan pandangannya.
Erlan berpindah posisi, dia duduk di samping Disya yang masih sibuk dengan ponselnya." Sini gue liat." Ujar Erlan sambil merebut ponsel Disya.
"Ih Erlan apaan sih lo, balikin gak hp gue."
Erlan tidak menghiraukan ucapan Disya, ia sibuk melihat apa yang ada di dalam ponsel milik Disya." Siapa nih Dino?" Tanya Erlan dingin, ia tak suka jika sahabatnya berdekatan dengan laki-laki lain.
"Bukan urusan lo Erlan, mending balikin ponsel gue." Pinta Disya dengan kesal.
"Jawab dulu siapa Dino?" Tanya Erlan dengan nada yang sedikit tinggi.
"Dino itu gebetannya Disya kak, lo ngapain sih kepoin Disya mulu heran gue, dari kita SMP lo selalu aja ngatur-ngatur Disya, Disya gak boleh deket si inilah si itulah, mau lo apa sih kak?." Tiba-tiba Amanda datang dan menjawab pertanyaan Erlan dengan sedikit kesal.
"Ck,,,, gue cuma gak mau kalau Disya tuh terjerumus dan mengenal laki-laki brengsek, nih ambil."
"Kalau lo gini terus kasian dong Disya nya, jomblo terus."
"Lebih baik begitulah." Karena gue tidak ingin Disya di miliki oleh laki-laki selain gue." Batin Erlan sambil menatap tajam Disya yang kini tengah memonyongkan bibirnya.
"Sudahlah dari pada ribut, mending kita makan aja ok." Adit berkata sambil memasukan makanannya ke dalam mulut Disya yang tadinya akan membalas ucapan Erlan.
Disya melotot, sementara Erlan hanya mendengus kesal dan Amanda tengah meminum orange jus miliknya.
"Hay sayang ikut gabung ya." Tiba-tiba wanita cantik ikut duduk di samping Erlan dengan gaya manjanya ia langsung menggelayut di lengan Erlan.
"Lepas Can." Ujar Erlan yang tak suka dengan kelakuan pacarnya tersebut.
"Dasar si tai, gue aja di larang-larang deket sama siapapun, nah dianya sendiri berpacaran sama si Cantika." Batin Disya kesal." Biarin aja sih kak, kan doi pacar lo, iya gak guys."
"Bener tuh, lagian ngapain meski malu-malu sih Lan." Timpal Adit sependapat dengan Disya.
"Diem lu monyet." Kesal Erlan.
"Kak Cantika sudah lama pacaran sama kak Erlan.?" Tanya Amanda sambil mengunyah makanannya.
"Eh Munaroh, kalau mau ngomong telen dulu tuh makanan." Adit menoyor kepala sahabatnya itu.
"Diem luh Bambang, suka-suka gue lah." Balas Manda.
"Sudah kalian jangan ribut, kak Cantika kok gak di jawab sih pertanyaan si Munaroh." Disya yang penasaran pun ikut menanyainya.
"Emm baru seminggu sih." Jawab Cantika sedikit malu-malu.
"Siapa yang nembak kak? kak Cantika atau si Bambang itu.?" Tanya Amanda.
"Emmm..."
"Diem lu, lama-lama gue sumpel juga mulut lo, kepo banget jadi orang." Erlan mulai jengah dengan pertanyaan sahabatnya tersebut.
"Dasar bekicot gitu aja marah."Gumam Amanda pelan.
"Ok pemirsa, mari kita makan dengan damai dan tenang, semoga tidak ada lagi yang bersuara disini, silahkan menghabiskan makanan anda-anda semua sebelum bunyi bel masuk." Aditia mulai berpidato dengan ciri khasnya.
***
Pulang sekolah seperti biasa empat sahabat itu selalu pulang bersama, mereka selalu menggunakan bis untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Eh nongki dulu yuk mungpung baru jam dua nih." Ajak Aditia.
"Gimana Sya, mau nongki dulu apa langsung pulang?" Tanya Amanda sambil memainkan rambutnya.
"Gue pulang aja deh, gue gak ikut." Balas Disya.
"Ya elah gak seru banget lo, masa cuma kita bertiga doank." Ucap Adit sambil menendang botol yang ada di hadapannya.
"Gue juga gak ikut, lo berdua aja." Erlan berbicara tapi tatapannya hanya tertuju pada sahabatnya Disya.
"Apaan sih gak seru banget lo berdua." Amanda sangat kesal.
"Manda sini deh." Panggil Disya seraya menarik tangan kanan Amanda." Eh kalian jalan duluan aja, gue mau ngomong sebentar sama si Manda." Usir Disya kepada dua sahabatnya tersebut.
"Lo mau ngomongin apasih Sya sampai kita gak boleh denger segala." Tanya Adit kepo, sementara Erlan hanya mengernyitkan keningnya.
"Urusan cewe, jadi lo gak usah kepo, udah sana." Usir Disya.
"Ah elah pelit banget, yuk Lan kita duluan."
"Apa yang lo rencanain Disya? gue yakin lo pasti nyembunyiin sesuatu dari gue, gue harus cari tau nanti." Batin Erlan penasaran.
Setelah kepergian dua laki-laki tampan tersebut, Disya pun mulai berbicara." Manda tolongin gue donk, hari ini Dino ngajak gue ketemuan di kafe ujung jalan, jadi lo harus ngerahasiain ini dari kak Erlan sama kak Adit ok, lo tau sendirikan kak Erlan selalu saja ngintilin gue kemanapun gue pergi."
"Serius lo? wah akhirnya seorang Gladisya Feronica sudah tidak jomblo lagi." Amanda berpikir sejenak." Hmm jadi gue harus gimana Sya? secara kak Erlan tuh udah kaya apa tau kalau menyangkut soal lo."
"Lo ajak mereka berdua kemana kek gitu, nah lo bilang aja gue bakalan nyusul biar mereka gak curiga, dan nanti kalau gue gak datang, gue kan bisa alasan kalau gue ketiduran."
"Hmm ok, ok yaudah ayo kita jalan, nanti mereka malah curiga lagi." Ajak Manda sambil menarik lengan sahabatnya Disya.
"Manda memang terbaik, thanks baby muach..."
"Idih apaan sih Disya geli tau."
"Hahaha biar nular cantiknya."
"Dih gue udah cantik sayang, ya walaupun tak secantik lo sih."
"Makannya gue cium lo biar cantik kayak gue."
"Iya deh iya, terserah tuan putri aja, ayo cepat jalan."
"Kalian abis ngomongin apaan sih lama banget." Kekar Adit sedikit kesal, sementara Erlan hanya menatap Disya datar, namun justru tatapan itu penuh tanda tanya.
"Kepo banget sih lo, ini tuh urusan cewe tau, yaudah yuk jalan." Sahut Disya sambil melewati mereka berdua.
"Dasar Maemunah, untung lo cantik kalau kagak udah gue ketekin lo." Adit bersungut ria karena kesal mendengar jawaban Disya, sementara Disya tidak menggubris ucapan Adit yang menurutnya tidaklah penting.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Aku Cantik
Ceritanya cocok buat anak remaja, seusiaku
2023-01-13
2