Aku Anak Orang Kaya

Sesampainya di Wendy's Resto semua pasang mata menatap tak percaya. Mereka keheranan melihat Fabian mengendarai motor Harley.

"Bawa motor siapa dia?" bisik Hendra kepada Fikri. Keduanya adalah koki di restoran itu.

"Pinjam punya tetangga kali. Kalau beli sendiri, mana punya duit dia," jawab Fikri dengan asal.

"Jangan negative thinking, mungkin selama ini gajinya ditabung." Keyla ikut menimpali.

"Gaji di sini berapa, harga motor Harley berapa? Mustahil, Key," sahut Fikri.

"Betul. Nggak akan kebeli 'tuh motor kalau cuma ngandalin gaji," imbuh Hendra.

"Mungkin aja dia morotin Adara. Adara kan gadis kaya." Shasa ikut nimbrung obrolan kawan-kawannya. Dia adalah waiters, sama seperti Keyla.

"Kalian jangan berburuk sangka terus dong, Fabian itu teman kita juga. Yah walaupun dia sederhana dan sebatang kara, tapi apa salahnya sih kita bersikap baik ke dia," ujar Keyla. Dari sekian banyak orang yang kenal dengan Fabian, Keyla adalah satu-satunya orang yang tulus.

"Gimana ya, Key, abisnya dia itu pelit banget. Waktu kita bikin acara, jalan-jalan lah, makan-makan lah, pernah dia keluar uang? Enggak, kan? Dia itu kayak parasit, apa-apa cuma numpang doang. Malah dulu Adara yang sering traktir kita. Sekarang dia udah nggak sama Adara, apalagi yang bisa dia lakuin selain ngerepotin?" Shasa bicara panjang lebar.

"Mungkin dia punya kesulitan sendiri. Kita nggak tahu, kan, masalah orang itu gimana aja," ucap Keyla.

"Terserah kamu deh." Shasa melipat tangan sambil memutar bola mata.

"Hai, udah pada dateng, ya?" sapa Fabian ketika tiba di dekat kawan-kawannya.

"Motor siapa yang kamu bawa? Pinjam tetangga?" Hendra bertanya sinis.

"Motorku," jawab Fabian.

"Hasil morotin Adara, ya?" tanya Shasa. "Kasihan banget 'tuh cewek, punya pacar aja parasit. Untung deh sekarang udah putus," sambungnya.

Fabian tersenyum masam, "Terserah apa penilaianmu."

Fabian meninggalkan teman-temannya dengan perasaan kesal. Selama ini, dia berjuang keras demi membahagiakan Adara. Apa pun yang diminta wanita itu, selalu ia turuti meskipun menguras semua gaji. Namun, Adara tak pernah melihat pengorbanannya. Adara malah menginjak-injak harga dirinya dan membuatnya tak punya muka di hadapan semua orang. Sungguh wanita yang kejam.

"Jangan dimasukin hati ya omongan mereka, aku percaya kamu cowok yang baik." Keyla mendekati Fabian dan mengusap-usap bahunya dengan lembut.

"Terima kasih, ya." Fabian membalas senyuman Keyla. "Oh ya, ini hutangku kemarin," sambungnya seraya menyodorkan dua lembar uang seribuan.

"Thank you."

Ketika Fabian masih asyik berbincang dengan Keyla, tiba-tiba Shasa dan Fikri menghampiri mereka. Dengan sedikit malas, Shasa menatap Fabian.

"Sorry kalau omonganku tadi nyinggung kamu. Tapi, kami beneran penasaran, kenapa tiba-tiba kamu punya Harley. Kita semua tahu harga motor itu sangat fantastis. Jadi, gimana ceritanya kamu bisa beli itu?" selidik Shasa.

"Kalian mau tahu yang sebenarnya?" Fabian balik bertanya.

"Iya dong."

"Sebenarnya ... aku itu orang kaya yang lagi kabur dari rumah," jawab Fabian setengah berbisik. Dia berani beralasan demikian karena bayang-bayang vila mewah sudah tergambar jelas di pikiran.

Fikri, Shasa, dan Keyla tak menjawab. Mereka hanya berpandangan dengan kening yang mengerut.

"Kamu bisa serius nggak sih, Bi!" teriak Shasa.

"Aku nggak maksa kalian untuk percaya. Udah lah, nggak usah dibahas lagi Harley-nya." Fabian melangkah menjauhi kawan-kawannya, yang masih bergeming dalam kebingungan.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!