Selamat membaca ...
****************
Kini, Arka melihat kampung tercinta dengan tatapan yang dapat diartikan. Ada rasa sedih, ada rasa rindu, ada rasau bahagia. Ah intinya anu. Mengingat dulu dia sering main hujan-hujanan bersama Fahri hanya dengan menggunakan kolor bergambar Spiderman. Mengingat semua kenangan bersama Bapak dan Mamah. Eh! Arka baru ingat, jika ada anak kecil yang sering ia usilin di kampung. Namanya Lela kalau tidak salah.
Arka mendessah pelan sebelum akhirnya naik ke pemukiman yang ada di dataran tinggi. Rumahnya bukan di pinggiran jalan, tapi harus naik lagi ke atas. Ah! Rasanya ia sudah lelah jika harus naik dan membawa koper segede gaban yang ia bawa.
Mau tidak mau ia harus cepat naik agar segera sampai di rumah. Suasana sudah menjelang sore, hingga banyak para warga yang baru saja pulang dari kebun dan sawah. Untung saja Arka sudah naik ke jalan gang sempit menuju rumahnya. Gang melewati belakang rumah beberapa warga, hingga gang itu atapnya tertutup genteng rumah.
“Hufft ... sepertinya itu ada sumur.” Arka melangkahkan kakinya menuju sumur umum yang disediakan warga sekitar, karena ingin membasuh wajahnya yang kepanasan sejak tadi di jalan. Biasanya sumur itu untuk beberapa rumah yang ada di dekat sana. Seperti sumur kelompok.
Sebenarnya di kampungnya ada sumur yang menyatu dengan Mushola, tapi rasanya itu terlalu jauh, dan ia juga sudah agak lupa di mana letak Mushola tersebut. Tanpa ada keraguan sedikit pun, Arka masuk ke dalam sumur yang hanya di tutupi dengan kain tersebut dan ....
“Aaarrrghh!” teriak seseorang yang sedang mandi di dalam dengan hanya menggunakan kain yang membungkus tubuhnya. Tak kalah kaget, Arka pun terjengkit sambil berteriak dengan keras hingga terdengar ke luar gang.
Para warga yang mendengar keributan di gang belakang, langsung saja berbondong-bondong untuk melihatnya, termasuk pak RT yang sedang bertamu di rumah pak Rohmat di depan gang.
“Astaghfirullah! Apa yang sedang kalian lakukan?!” tanya pak RT dengan membulatkan matanya, saat melihat sosok pria dan wanita yang ada di hadapannya sudah basah kuyup.
Arka yang melihat begitu banyak orang yang datang langsung terkejut. Begitu juga dengan sosok wanita yang sudah membungkus dirinya dengan handuk untuk melapisi kain tipis di tubuhnya. Wanita itu menangis karena malu ada banyak orang.
“Ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Sungguh!” bela Arka saat tahu apa arti dari tatapan mengintimidasi dari pak RT. Wanita itu masih sesegukan dan tak berani mengangkat wajahnya.
“Apa kalian pikir kami bodoh? Kalian sedang berduaan sumur dengan pakaian yang sudah basah kuyup seperti itu. pasti kalian ingin berbuat hal yang tidak senonoh di sini kan?” tuduh salah satu wanita paruh baya di belakang pak RT.
“Sungguh! Ini hanya kesalah pahaman saja. Kami tid--.”
“Halaaah paling juga alasan. Udah banyak wanita hamil duluan pak RT. Sebaiknya kita arak mereka. Ini sudah keterlaluan dan akan mempermalukan kampung kita. Biar mereka kapok,” sela wanita paruh baya yang terlihat lebih tua dan giginya sudah ompong di tengah. Mungkin lepas karena gigit daging ayam.
Deg!
Diarak? Tidak! Arka tidak mau diarak dan mengekspos tubuhnya yang bagus dan rupawan. Bisa hancur pamor dia sebagai pria tampan dan gagah berwibawa. Sedangkan, gadis yang sejak tadi menunduk itu langsung mendongakkan kepalanya dan dan menggeleng dengan cepat.
“Pak kami tidak melakukan apapun. Ini salah paham. Hei! Kau. Cepat ikut jelaskan pada mereka,” titah Arka pada gadis tersebut yang hanya diam saja sejak tadi.
“Kalian ikut saya ke rumah!” ucap pak RT dengan tegas lalu pergi meninggalkan tempat tersebut, begitu pun dengan warga yang lain ikut membubarkan diri.
Dengan terpaksa, Arka mengikuti langkah kaki pak RT untuk ikut ke rumahnya. Ia merasa kesal, karena baru saja sampai di kampung halamannya sendiri, ia sudah dapat masalah dengan para warga. Padahal dia juga belum mengenalkan dirinya sebagai warga lama yang sudah merantau jauh.
Apakah ia begitu sial hingga baru saja sampai sudah dapat sial. Hais! Memikirkan hal itu saja membuat ia pusing tujuh keliling. Apa kata bapaknya nanti jika tahu ia dapat masalah besar dengan para warga. Apalagi bapak sedang sakit. Pasti bapak sangat kecewa, itu lah yang terlintas dalam benak Arka saat ini.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Arka sudah ada di rumah Pak RT dan duduk di ruang tamu dengan di kelilingi beberapa orang yang Pak RT kehendaki. Tak lupa juga sosok wanita yang bersangkutan dengan dirinya sudah ada di sana dengan pakaian lengkap tentunya.
Saat ini mereka berdua tengah disidang pak RT dan beberapa warga yang ikut sebagai saksi. Tak ada yang bisa mereka lakukan saat ini, hanya berharap suatu keajaiban datang menolongnya agar tidak diarak keliling kampung.
“Katakan dengan jujur. Apa yang telah kalian lakukan di sumur berduaan dengan pakaian basah seperti tadi?” tanya pak RT sambil menatap dua orang tersangka di hadapannya.
“Saya baru pulang dari kota, dan mau pulang ke rumah. Saat melihat sumur itu, saya ingin membasuh muka saya dari debu jalanan. Tidak disangka, jika ada wanita ini yang sedang mandi. Begitulah kronologi sebenarnya.” Arka menjelaskan dengan panjang lebar dan berharap pak RT percaya dengan ucapannya.
“Pulang? Siapa orang tua mu?” tanya Pak RT penuh selidik.
“Pak Burhan juragan empang, pak.” Sontak semua orang terkejut karena pria yang ada di hadapannya adalah putra Pak Burhan yang katanya sekolah tinggi di luar negeri.
Pak RT meneliti penampilan Arka dari ujung rambut hingga ujung kaki. Memang benar, pria itu terlihat sangat tampan dan rupawan. Terlihat seperti aktor Korea Ji Chang Wook.
***
Setelah mendapatkan kabar jika putranya sudah datang ke kampung dan membuat masalah, pak Burhan langsung mendatangi rumah Pak RT. Katanya Pak Burhan sedang sakit, tapi jika dilihat ulang, pria paruh baya itu terlihat sangat sehat segar bugar.
“Pak, mengenai anak bapak yang sudah melakukan hal tidak senonoh pada saudari Lela. Saya terpaksa harus menghukum mereka berdua, karena telah menggemparkan warga kampung dan membuat malu. Tetapi, jika hukuman Arak keliling kampung, mereka tidak melakukan nganu. Bagaimana jika kita nikahkan saja,” usul pak RT dengan tegas.
Arka dan Lela sangat terkejut saat mendengar usulan Pak RT yang sudah keterlaluan. Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan gadis yang tidak ia kenal, hanya karena kesalah pahaman saja.
‘Pasti bapak tidak setuju. Waseek!’ girang Arka dalam hati.
“Baik kalau itu memang keputusan yang tepat. Lagipula, hal ini memang harus ditindak lanjuti. Jika tidak, maka para remaja lainnya akan mengikuti hal yang tidak baik ini. Seperti mengintip anak gadis orang.” Pak Burhan melirik ke arah putranya sembari menampilkan senyuman yang tak dapat diartikan.
Haiss! Lagi dan lagi, Arka harus menelan kenyataan pahit, saat bapaknya sendiri malah setuju untuk menikahkannya dengan gadis bernama Lela tersebut. Tunggu! Apakah gadis itu adalah Lela si kecil yang sering ia usilin?
****************
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Soraya
baru mampir thor
2023-12-09
2