Happy reading.....
Berlian masuk kedalam rumahnya dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya. Sudah berapa kali Berlian menghapus air matanya, tapi tidak bisa. Air mata itu terus mengalir deras tanpa bisa Berlian cegah.
Karena terus menunduk dan menangis, Berlian tidak sadar telah menabrak tubuh Mamanya.
Dea kaget saat melihat Berlian menangis, dia menahan tangan Berlian saat gadis itu akan menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya. ''Kamu kenapa sayang? Kok nangis?'' tanya Dea dengan khawatir.
Berlian menggeleng dengan cepat, lalu melepaskan tangan sang Mama di lengannya. Kemudian dia berlari menaiki tangga sambil terisak. ''Sayang, kamu kenapa ...?'' tanya Dea sambil berteriak.
Saat Dea akan menyusul Berlian, tiba - tiba saja Dev keluar dari kamarnya. ''Ma, kita jadi pergi 'kan?'' tanya Dev. Karena kebetulan mereka akan pergi keluar untuk makan siang bersama.
''Maaf Mas, kayaknya gak bisa deh. Tadi aku lihat Berlian menangis Mas. Aku khawatir sama dia, kalau gitu aku sperin Berlian dulu ya,'' ucap Dea sambil menaiki tangga.
Dev terdiam saat mendengar Putrinya menangis. Kemudian dia menaiki tangga untuk menyusul istrinya. Dia ingin tahu apa yang menjadi penyebab Putrinya menangis.
Dea masuk kedalam kamar Berlian, dan melihat putrinya tengah duduk di lantai, di pinggir ranjang sambil menangis tersedu - sedu. Sebagai seorang ibu, dia tentu saja sangat sedih melihat Putrinya menangis. Kemudian, Dea mendekat dan mengelus kepala Berlian.
Merasa sang Mama ada di sampingnya, Berlian langsung menghambur memeluk tubuh Dea, menumpahkan rasa sesak dan rasa sakit di hatinya. Hanya isakan tangisnya yang mewakili perasaannya saat ini.
''Mama ada disini sayang. Kamu tidak sendiri. Jika kamu ada masalah, kamu bisa ceritakan sama Mama,'' ucap Dea sambil mengusap lembut kepala Berlian.
Setelah merasa Berlian lebih baik, Dea pun membawa Berlian duduk di tepi ranjang lalu memberikan gadis itu minum.
''Sekarang kamu ceritakan sama Mama, ada masalah apa sayang?'' tanya Dea dengan lembut sambil menghapus air mata Berlian.
Gadis itu terdiam, di ragu apakah harus mengatakan semuanya kepada sang Mama, atau tidak. Akan tetapi, Berlian benar - benar tidak sanggup menahan rasa sakit itu.
Dia kembali memeluk tubuh Dea, dan menumpahkan rasa sakitnya. Dia bingung, ingin sekali berbicara pada sang Mama. Hanya saja dia takut Mamanya akan syok.
''Jika kamu belum siap, Mama gak akan memaksa sayang. Namun ingatlah, Mama akan selalu ada untuk kamu,'' tutur Dea sambil mengecup lembut kening Berlian.
''Sebenarnya ...'' Berlian nampak ragu untuk berbicara.
Dea tahu jika Berlian tengah menyimpan sesuatu yang besar. Sebab, jika masalah itu kecil, maka Berlian selalu bicara kepadanya. Beda jika itu masalah yang besar, maka Berlian akan diam.
''Ma, kenapa rasanya begitu sakit? Kenapa, disaat baik sama orang, tapi orang itu malah jahat sama kita? Kenapa dunia begitu kejam Ma?'' Berlian mulai mengeluarkan unek - uneknya pada sang Mama.
Dea mengusap lembut kepala Berlian, dia membiarkan perasaan gadis itu lebih baik dulu. Dia harus lebih bersabar dan memahami situasi dan perasaan Berlian saat ini.
Berlian nampak ragu, tapi dia harus menceritakan semuanya pada sang Mama. Saat ini Berlian butuh dukungan dari seseorang, dan dia yakin, sang Mama sangat tepat.
''Kamu ada masalah sama Daffa?'' tanya Dea dengan lembut.
Berlian menganggukan kepalanya. Dea yang melihat itu pun tersenyum pada putrinya. ''Nak, gak semua orang baik sama kita. Walau kita sudah baik sama orang, walau kita tidak menyakiti mereka. Akan tetapi, tidak semua manusia membalas kebaikan dengan kebaikan pula. Jika kamu ada masalah dengan Daffa, maka selesaikan baik - baik,'' jelas Dea mencoba memberi pengertian pada Berlian.
''Bukan itu masalahnya Ma.''
''Lalu, apa?'' tanya Dea dengan dahi mengkerut heran.
Berlian mengangkat wajahnya, menatap kedua mata teduh milik sang Mama. Kedua mata yang pertama kali dia lihat saat dirinya melihat dunia. Kedua mata yang selalu menatapnya dengan penuh cinta dan kasih.
Dan mungkin saja, saat Berlian mengatakan yang sejujurnya kepada sang Mama. Dua mata itu akan mengeluarkan cairan yang bening, bahkan mungkin hatinya akan hancur dan juga sakit. Lebih sakit dari yang dia rasakan saat ini.
''Aku, mau jujur sama Mama, tapi aku takut membuat Mama terluka,'' ucap Berlian sambil menatap wajah Dea dengan sendu.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mr.VANO
tdk ap klo berli jujur..... itu lebih baik....jd mama bisa bertidak cepet...bicara sama papa Dev.......kyk ny si daffa dan cs.....sdh bosa hidup...klo tahu papa Dev
2023-02-11
0
Yulia Bunyamin
jujur aja dea, walaupun nanti mama mu akan hancur hatinya mendengar anaknya sudah ternoda 😢
2023-01-21
1
ipit
kamu harus mengasih tau mamamu Berlian,walaupun itu membuat mamamu terluka.....,,
2023-01-07
1