Happy reading.....
Jam 05.00 pagi Berlian terbangun, dia membuka matanya dengan perlahan. Badannya terasa begitu sakit dan remuk. Dia merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya, dan saat matanya terbuka dengan sempurna Berlian kaget, karena melihat seorang pria tampan dan gagah tengah tidur di sampingnya sambil memeluk dirinya.
Satu tangannya menutup mulut, sehingga Berlian tidak bisa berteriak. Dia tidak ingin membangunkan pria itu. Seketika air mata Berlian mengalir deras, saat mengingat kejadian semalam.
Dia pikir semalam itu adalah mimpi buruk, hanyalah bunga tidur baginya, tetapi ternyata Berlian salah. Itu adalah sebuah kenyataan yang begitu pahit, kenyataan yang membuat hidupnya hancur.
Dengan perlahan Berlian bangun dari tidurnya dan mengangkat lengan pria itu dengan hati-hati, karena dia tidak ingin pria itu bangun. Setelah itu, Berlian berjalan dengan langkah tertatih memunguti P
pakaiannya yang tercecer di lantai.
Jijik. Itulah satu kata yang ada pada diri Berlian saat ini. Dia benar-benar merasa jijik dengan tubuhnya sendiri, karena saat ini Berlian sudah tidak suci lagi. Mahkotanya telah direnggut dengan paksa oleh pria yang sama sekali tidak dia kenal, bahkan bukan suaminya.
''Aku benar-benar merasa jijik melihat tubuhku sendiri. Tubuh yang selama ini aku banggakan, tetapi sekarang mahkota aku telah direnggut paksa. Jika Mama dan Papa tahu kalau aku telah diperkosa, bagaimana reaksi mereka?Apalagi reaksi Mama. Dia pasti akan sangat kecewa kepadaku.''
Berlian menatap pantulan dirinya di cermin. Kemudian, dia membasuh wajahnya. Setelah itu Berlian mengambil tasnya yang berada di pinggir ranjang, namun sejenak dia menatap pria yang sudah merenggut paksa kesucian nya.
Berlian tidak akan pernah melupakan bagaimana senyuman pria itu. Bagaimana wajah gairah pria itu saat berada di atas tubuhnya. Bahkan, pria itu malah tersenyum saat Berlian memohon untuk dilepaskan, dan pria itu sama sekali tidak menggubris ucapan Berlian saat dia mengatakan jika dia telah di jebak.
Dengan langkah gontai dan tertatih, Berlian keluar dari hotel. Miliknya terasa begitu perih, karena permainan pria itu semalam benar-benar kasar. Dia menganggap Berlian adalah seorang jalaang, dan pria itu benar-benar tidak mempunyai kelembutan sama sekali.
'Ya Allah, kenapa kau berikan aku cobaan yang begitu berat? Apa yang akan aku kasih kepada suamiku kelak ya Allah, jika kesucianku saja telah di renggut oleh pria yang sama sekali tidak kenal. Apakah aku memang benar-benar dijebak? Tapi kenapa? Mereka adalah sahabatku. Apa mereka tega menjebak diriku?' batin Berlian sambil terus menangis sepanjang jalan.
Setelah membayar taksi, Berlian masuk ke dalam kediaman Arganendra. Dia menghapus air matanya dan memoles wajahnya dengan bedak, agar tidak terlihat sembab. Kemudian Berlian menuju ke kamar. Namun, saat Berlian melewati ruang tamu suara Papanya menghentikan langkah wanita itu.
''Kamu dari mana, Berlian? Kenapa pagi-pagi gini kamu baru pulang? Tidak baik seorang gadis pulang di waktu pagi, bahkan ponsel mu tidak bisa Papa hubungi. Ke mana kamu semalam?'' tanya Devan kepada Berlian.
''Iya Nak, kamu ke mana? Mama benar-benar khawatir semalaman. Bahkan Mama tidak bisa tidur karena memikirkan kamu. Oang-orang Papa pun sudah mencari kamux namun tidak ketemu,'' ujar Dea sambil memeluk tubuh Berlian.
Ingin rasanya Berlian berteriak dan menangis dengan kuat di pelukan sang Mama, tapi Berlian mencoba untuk kuat di hadapan kedua orang tuanya. Dia tidak ingin kedua orang tuanya mengetahui kejadian buruk yang menimpa dirinya semalam.
''Berlian tidak papa Ma, Pa. Semalam ponsel Berlian habis baterai, dan Berlian menginap dirumah Tanisha. Kalau gitu Berlian masuk dulu ya ke kamar, maaf jika sudah membuat Mama cemas,'' ucap Berlian sambil berlalu meninggalkan ruang tamu.
Air mata yang sudah mengembun sejak tadi, akhirnya menetes juga saat Berlian membalikkan badannya. Sekuat tenaga dia menahan isak tangisnya agar tidak terdengar oleh kedua orang tuanya. Kemudian dengan cepat dia menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.
''Sayang, apakah Berlian mempunyai masalah? Sepertinya dia sedang tidak baik baik saja?'' tanya Dea kepada Dev, namun pria itu langsung merangkul pundak Dea dan mengusap nya dengan lembut.
''Tidak usah cemas, Sayang. Mungkin dia sedang ada masalah dengan pacarnya? Biarkan saja, lagipula kamu ini seperti tidak pernah gadis aja? Tapi jika ada yang berani menyakiti putri kita, maka aku tidak akan pernah segan-segan memberi pelajaran yang setimpal pada orang itu,'' ucap Dev dengan anda yang tegas sambil mengecup kening Dea dengan lembut.
Sedangkan di kamar hotel, seorang pria baru saja bangun dari tidurnya. Kemudian dia memegang sebelah ranjang dan tidak menemukan seseorang disana. Pria itu melihat jika kasur yang ada di sebelahnya sudah kosong
''Kemana gadis itu pergi? Apakah dia tidak meminta bayaran dariku?'' heran pria itu sambil beranjak dari ranjang.
Namun, saat dia menyibakan selimut, dia melihat bercak darah berceceran di sprei yang berwarna putih. ''Ternyata aku tidak bermimpi, semalam aku benar-benar telah meniduri seorang gadis yang masih suci.''
''Sudahlah, lebih baik aku membersihkan diri dulu. Nanti biar Max saja yang mengurus pembayarannya,'' ucap pria itu sambil melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Setelah 15 menit dia pun keluar dari kamar mandi.
Sebuah ketukan membuat pria itu berjalan kearah pintu, lalu membukanya. Dan seorang pria yang memakai setelan kerja lengkap dengan jas, masuk ke dalam kamar dan memberikan paper bag kepada pria itu.
''Tuan Muda, ini pakaian ganti anda. Dan saya benar-benar minta maaf, Tuan Muda. Anda boleh menghukum saya. Saya pasti akan menerimanya,'' ucap pria yang bernama Max, sambil menundukkan kepalanya.
Pria yang ada di hadapan Max mengerutkan dahinya. ''Maksud kamu, kesalahan apa?'' tanya pria itu dengan heran.
''Wanita yang anda minta semalam, tidak ada Tuan. Dia kabur, dan anak buah pun sudah mencarinya tetapi wanita itu tidak ketemu, Tuan. Maafkan saya Tuan, anda boleh menghukum saya,'' jelas Max dengan nada ragu-ragu
Pria yang ada di hadapan Max tentu saja sangat terkejut, saat mendengar penuturan sekertaris pribadinya itu. ''APA! Wanita itu kabur? Lalu, siapa yang aku tidur di semalam?'' tanya Zayden dengan raut wajah yang begitu terkejut.
Max mengangkat wajahnya dan menatap Bosnya dengan tatapan bingung. ''Wanita apa, Tuan? Semalam Madam Re, tidak mengatakan jika telah menyiapkan seseorang cadangan Tuan?'' bingung Max sambil menatap Zayden dengan dahi mengkerut.
''Tidak Max! Aku benar-benar serius. Semalam ada wanita di dalam kamar hotel ini, dia berhijab. Dan semalam emang dia masih suci. Aku pikir, dia itu jalaang yang disiapkan oleh Madam Rere. Max, kau benar-benar bodoh! Kau benar-benar sudah membuat kesalahan yang besar. Sekarang aku mau, kau cari gadis itu! Aku tidak mau tahu, kau harus mendapatkannya, kau mengerti!?'' bentak Zayden dengan sorot mata yang begitu tajam, dan aura yang dingin mengarah kepada Max.
''Ba-baik Tuan,'' jawab Max dengan gugup.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mr.VANO
seru ceritany,,,,tp ak miris Berlian di jebak pacar dan temanny....
2023-02-11
1
😍syg lon 😍
seru kx, shka ceritanya sklian perfek.😍😍😍
2023-01-24
1
Mom Dian
Nyesek mom ceritanya berlian gak mau ortunya sedih makannya gak cerita
2023-01-12
1