Episode 4

Happy Reading.

Cinta merasa malu ketika ayahnya benar-benar bisa menebak apa yang sedang ia rasakan.

Tiba-tiba ibunya muncul dari arah depan, "Cinta lagi senang Yah, karena nanti sore mau jalan ke pantai sama teman laki-lakinya, iya 'kan Nak?" tanya Bu Ruli menatap Putri satu-satunya itu.

Cinta merasa malu mendengar ucapan sang ibu, bahkan sekarang wajahnya sudah bersemu merah.

"Boleh 'kan Yah, kalau sore nanti Cinta pergi sama teman Cinta yang cowok?" tanya gadis itu sedikit gugup.

Sebenarnya Cinta sudah mengatakan hal itu kepada ibunya, tetapi belum meminta izin kepada sang Ayah karena tidak tahu kapan Ayahnya akan pulang ke rumah.

Pak Rudi melipat korannya, kemudian memandang cinta sambil tersenyum, "kamu boleh pergi dengan siapapun, mau temen laki-laki ataupun perempuan asalkan bisa jaga diri dan kamu harus janji tidak boleh pulang terlalu malam," nasihat sang Ayah.

"Cie cie yang udah punya pacar baru," goda Ibu Ruli.

"Bukan pacar bu, tapi masih temen, Ibu ini ada-ada aja," ucap cinta merasa malu karena digoda oleh ibunya.

"Kalau masih berarti akan jadi, gitu 'kan?" Ibu Ruli masih saja menggoda Cinta, dia senang melihat wajah putrinya yang salah tinggal sejak tadi.

"Ibuuu ih, Ayah lihat ibu tuh, suka banget godain anaknya," Cinta berjalan ke sisi Pak Rudi dan duduk di sebelahnya mengadu.

"Sudah bu, lihat anakmu ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus, kasihan dia," Pak Rudi geleng-geleng kepala.

Cinta merangkul lengan ayahnya dengan bibir yang manyun, sedangkan Bu Ruli hanya tersenyum melihat kedekatan suami dan putrinya.

****

Sekitar pukul 02.00 sore, Cinta sudah siap di depan cermin dengan dandanan yang terkesan kasual dan santai. Sedikit merapikan dandanan dan juga rambutnya yang dia gerai.

Memakai riasan yang natural, Cinta terlihat begitu manis, menurut Dia wajahnya itu biasa saja, tidak ada cantik-cantiknya tetapi kalau didandani sedikit jauh lebih menarik sih.

Terdengar suara bunyi klakson motor di depan rumahnya, Cinta bergegas keluar rumah membukakan pintu pagar untuk Pandu.

"Hai Pandu, nggak nyasar 'kan nyari rumah gue yang berada di pojokan ini?" tanya Cinta karena ini kali pertamanya Pandu datang ke rumah.

"Enggak kok Cin, kan udah ada GPS," Pandu tersenyum yang membuat wajahnya terlihat semakin tampan di mata Cinta.

'Ternyata Pandu memang tampan bener kata anak-anak satu divisi,' batin Cinta.

"Oh ya, Ndu, kenalan dulu sama orang tua gue, ya?" ucap Cinta mengajak Pandu menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Oke deh,"

"Ayah, Ibu, ini teman Cinta namanya Pandu," ucap Cinta mengenalkan Pandu kepada orang tuanya.

"Sore om, tante, saya Pandu, teman kerjanya Cinta, kita satu divisi," siapa Pandu ramah, kemudian mencium tangan kedua orang tua Cinta bergantian.

"Iya, sore juga, nak Pandu," jawab pak Rudi ramah, sedangkan Bu Ruli hanya terdiam menatap lekat wajah Pandu.

Mengingat-ingat sepertinya merasa pernah melihat Pandu sebelumnya.

'Kenapa wajahnya tidak asing?' batin Bu Ruli.

Pandu menatap bingung Ibu Ruli yang malah terdiam sambil menatapnya dengan lekat. Cowok itu memeriksa dirinya, menelisik apa ada yang salah dengan penampilannya, tetapi menurutnya tidak ada yang aneh.

Cinta yang melihat ibunya hanya diam, lantas menyenggol lengan sang Ibu seraya berbisik, "Bu, ibu kenapa?"

"Eh, ibu gak apa-apa, ya udah kalau mau berangkat sekarang nggak apa-apa," ujar Ibu Ruli tersadar dari lamunannya.

"Iya, kami pamit dulu ya, om tante," ucap Pandu bersalaman kembali dengan ibu Ruli dan Pak Rudi.

"Titip Cinta ya, jangan malam-malam pulangnya," kali ini Bu Ruli berucap.

"Iya tante," jawab Pandu sopan.

"Ingat nak Pandu, laki-laki itu yang dipegang omongannya, jadi laki-laki yang baik itu yang menepati janjinya," pesan Pak Rudi sekali lagi.

Pandu mengangguk mengerti akan pesan Pak Rudi, tentu saja dia akan menjaga Cinta dan mengembalikannya utuh seperti saat dia mengajaknya pergi.

Sebenarnya Cinta merasa tidak enak dengan Pandu, tapi dia juga bersyukur ketika kedua orang tuanya terlihat begitu terbuka kepada cowok tersebut, bahkan meminta dia untuk menjaga Cinta, tentu saja hal ini membuat Cinta merasa semakin bahagia.

Apakah itu artinya Cinta sudah mendapatkan restu kalau dia dan Pandu berpacaran?

'Cin, lagi-lagi berkhayal!!'

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!