DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA CERITA SEDERHANA INI.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
\~\~\~\~\~
Sementara siang tadi Prilly langsung menuju Bogor dengan kereta api. Dia sudah tak boleh membawa mobil. Di stasiun Prilly langsung mengambil semua uang dari rekening yang kedua orang tuanya tahu. Dia takut rekening itu di blokir oleh papanya. Dan kebetulan rekening itu tak menggunakan mBanking jadi harus dilakukan di ATM. Uang itu langsung dia setor tunai ke rekening miliknya.
Memang tak praktis. Tapi kalau dia langsung transfer ke rekeningnya papanya bisa melihat laporan pemindahan dana itu. Dia tak mau hal itu terjadi.
Prilly menginap disebuah hotel cukup besar. Dia ingin istirahat. Besok dia akan cari kamar kost. Selama ini memang Prilly lebih banyak berkegiatan di Bogor. Dia punya toko souvenir kecil disini.
Prilly memang tak seperti Adelia yang mau kuliah kedokteran seperti anjuran papanya dan sekarang menjadi direktur keuangan di rumah sakit milik sang papa. Dan mamanya adalah wakil CEO. Mereka semua dokter. Hanya dirinya yang kuliah ekonomi.
***
Sesuai rencana, pagi ini sehabis sarapan Adelia bersiap berangkat ke bandara diantar Sjahrir sang papa. Vonny tak bisa ikut mengantar karena tetiba ada panggilan menangani pasien gawat di poli anak. Vonny memang dokter specialis anak. Sjahrir dokter specialis jantung dan Adelia sedang mengambil specialis kandungan.
“Hati-hati ya sayang. Kalau sampai sana khabari Mama. Dan jangan pernah matikan ponselmu karena saat ini anak kami hanya kamu,” Vonny menciumi putri bungsunya yang dia lihat berupaya menutupi kesedihan hatinya. Biar bagaimana pun mata batin seorang ibu tak bisa ditipu.
“Thanks Ma, semoga operasi berjalan baik ya,” do’a tulus Adelia berikan pada sang mama tercinta.
“’Satu pintaku, sampai kapan pun jangan pernah jodoh-jodohkan Adel dengan siapa pun. Adel akan cari sendiri bila hati ini telah siap berbagi cinta,” bisik Adelia pada sang mama.
Vonny mengerti duka Adelia. Dan dia pun tak berani berharap luka di hati putrinya akan cepat kering. Jadi dia tak akan mencarikan pasangan hidup bagi Adelia.
***
Jeffry bingung mau kemana dia hari ini. Dia sudah ‘dipecat’ dari perusahaan papanya. Artinya dia harus segera mencari pekerjaan baru. Masih untung dia bisa tetap tinggal di rumah ini walau kemarin siang kata-kata yang papanya ucapkan sangat pedas. ‘Kamu masih boleh tinggal di rumah ini kalau tidak malu’.
Semalam kunci apartemen, kunci motor juga kunci mobilnya sudah ditarik Inge sang mama atas perintah papanya. Semua itu tak bisa lagi dia gunakan.
Jobless, tapi masih bisa tinggal di rumah keluarga tentu tidak terlalu pedih. Setidaknya dia tidak bingung mau makan apa. Lain bila jobless, tak ada tempat tinggal dan tak ada pekerjaan. Pasti hidupnya sangat berat.
‘Aku sekarang kirim CV ( Curiculum Vitae / daftar riwayat hidup ) lewat email aja dulu lah,’ Jeffry menyalakan laptopnya. Dia mulai mencari file lamaran miliknya dan dia mulai mencari loker ( lowongan kerja ) yang sesuai dengan ijazah yang dia miliki. Ijazah lulusan luar negeri dan pengalaman kerja yang dia miliki semoga cepat membuat dia diterima bekerja di kantor yang dia tuju.
‘Seharusnya saat ini aku dan Adelia sedang dalam perjalanan ke Uluwatu untuk bulan madu,’ sambil mencari iklan lowongan kerja Jeffry memikirkan tentang Adelia.
Iseng dia membuka media sosial miliknya di laptop, dia lihat terakhir Adelia memposting sedang di bandara dengan tulisan akan menenangkan diri dengan tete’ dan nene di kampung halaman.
‘Dia mau ke Haruku. Aaaahhhh … seharusnya kamu bukan pulang kampung, melainkan ke lokasi honeymoon kita sayank,’ Jeffry terus saja menyesali rusaknya hubungannya dengan Adelia.
‘Aneh, mengapa sejak kejadian itu aku sama sekali tak ingin melakukannya lagi dengan Prilly? Mana magnet yang membuat aku tak pernah bisa lupa dengan Prilly? Mengapa hari ini aku sama sekali tak punya keinginan untuk melakukan hal itu?’ Jeffry bingung sendiri karena keinginan yang selalu menggebu untuk making love dengan Prilly sekarang tiba-tiba padam.
‘Andai aku tak pernah bertemu Prilly di klub. Andai aku bisa menahan diri untuk tak terseret arus permainan Prilly yang sudah profesional, tentu aku tetap menikah dengan Adel,’ Jeffry masih saja melamun. Belum satu pun loker yang dia baca karena dia memang tak konsen pada layar monitor laptopnya.
Akhirnya hingga siang Jeffry belum menemukan satu perusahaan yang ingin dia kirimi surat lamaran. Dia hanya bengong melamun bagaimana awal perkenalannya dengan Adelia.
FLASH BACK ON
”Semua yang akan disumbangkan datanya sudah sama dengan jumlah real?” tanya Humprey pada putra sulungnya.
“Sudah Pa,” sahut Jeffry. Ini adalah pertama kalinya dia bertanggung jawab penuh di lapangan membagikan bantuan bagi korban longsor di daerah Cililin Bandung. Dia akan memimpin team dari perusahaan milik papanya membantu korban bencana alam.
“Kamu beneran akan terjun ke lapangan?” tanya Bella, perempuan yang selama ini mendekati Jeffry tapi Jeffry belum bisa menerimanya karena Bella terlalu bebas pergaulannya. Pakaiannya pun sangat berani.
Jeffry tak mau dia mendapat tentangan dari keluarganya. Lebih baik dia cari perempuan santun yang pasti akan direstui oleh kedua orang tuanya.
Bella adalah staff akunting dibawah departmen keuangan yang Jeffry pimpin.
“Pertanyaanmu tak perlu dijawab kan? Kamu pegawai di kantor ini dan kamu bisa lihat list nama relawan yang diberangkatkan perusahaan. Stop bertanya suatu hal yang membosankan seperti itu,” jawab Jeffry sambil kembali melihat list nama peserta yang sudah mengisi daftar kehadiran pagi ini.
***
“Medannya agak bahaya Pak. Kita harus hati-hati,” seorang petugas dari badan SAR memberitahu Jeffry saat mereka akan menuju tenda penampungan para korban bencana.
Jeffry melihat ada tenda kesehatan sebelum sampai ke tenda pengungsi. Ada tenda dapur umum. Juga tenda logistik. Semua bantuan telah Jeffry serahkan dan dimasukkan ke tenda logistik oleh penanggung jawab di area bencana. Sebagai bahan laporan Jeffry meminta tanda tangan bahwa bantuan yang ia salurkan sudah diterima dengan baik oleh penanggung jawab di lapangan.
“Pak, Husain jatuh terperosok dan sekarang sedang di tolong untuk dibawa ke tenda kesehatan,” Budi wakil pimpinan relawan perusahaan melapor pada Jeffry. Husain adalah dari divisi teknik perusahaan yang memang terdaftar ikut misi ini.
“Astaga, sekarang bagaimana?” tanya Jeffry.
“Sedang dibawa kesini Pak, itu di depan kan tenda kesehatan,” sahut Budi.
Jeffry bergegas masuk ke tenda kesehatan ketika tandu yang membawa anak buahnya dibawa ke dalam. Dia harus menemani karyawannya sebagai tanggung jawab ketua team relawan.
\===========================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya.
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Susilawati Rela
awal pertemuan nya manis ini kayaknya...
2023-01-07
1