“Itu sebabnya kita dilarang menanyakan mengapa mereka putus ke keluarga Abang Nandar kah Ma?” tanya Adel memastikan.
“Bisa jadi. Namanya tunangan diputus ditengah jalan seharusnya pihak perempuan kan minta kepastian. Ini malah Prilly melarang kita. Artinya yang salah kan memang Prilly bukan Nandar,” jawab Vonny. Perempuan paruh baya ini tak percaya kalau kelakuan putri sulungnya sangat buruk.
Dengan menunduk malu Prilly keluar dari kamarnya dengan dua koper besar. Dia ingin pamit pada kedua orang tuanya tapi perempuan itu yakin mereka tak akan mau menemuinya. Apalagi adik kecilnya tercinta. Dia memang sangat mencintai Adelia. Tapi sekarang dia pula yang menghancurkan kebahagiaan adiknya itu.
Di ruang bawah yang sedianya akan menjadi ruang ijab kabul sudah sepi. Hanya tinggal kerabatnya yang memang menginap di rumah besar milik ayahnya ini. Tak ada lagi undangan apalagi keluarga calon mempelai laki-laki.
Sejak di kamar tadi Prilly sudah memesan taksi online. Dia tak tahu hendak ke mana. Dia memesan taksi ke stasiun Senen. Entah nanti dia mau ke mana. Kalau kelamaan cari kost tentu tak bisa, karena berkali-kali pembantu rumah sudah memberitahu papanya minta dia segera pergi.
Humprey dan Inge tak habis pikir bagaimana bisa Jeffry berbuat tak pantas di hari pernikahannya. Di rumah mempelai perempuan dan dengan kakak perempuan calon istrinya pula.
“Apa anak itu sudah tak waras? Dia melakukan hal kotor di rumah Adelia, dengan kakak Adelia dan saat hari ijab kabul pula,” perkataan itu terus menerus keluar dari mulut Humprey karena dia tak percaya hal itu terjadi.
Banyak kasus dia lihat atau dengar, penyelewengan dengan kerabat calon istri. Tapi tak dilakukan di rumah mempelai saat hari H seperti yang dilakukan oleh putra sulungnya itu.
Sementara Inge hanya bisa menangis dan menangis. Dia teramat malu karena namanya pasti tercemar dengan kelakuan putranya itu.
Di mobil lain Jeffry hanya diam. Dia mengaku terlalu bodoh mengikuti nafsunya yang tak bisa dibendung. Selama ini dia tak pernah melakukan hubungan badan dengan siapa pun. Dia baru melakukan kesalahan dengan Prilly dua minggu lalu. Dan kemudian dia selalu ingin dan ingin lagi seperti dia kecanduan akan kenikmatan berhubungan badan. Keinginan itu sama sekali tak bisa dia bendung.
Sejak Jeffry pertama kali melakukannya, maka setiap hari dia selalu menginginkannya dan tak bisa hanya satu kali pelepasan. Jeffry selalu ingin lebih dan lebih, tanpa henti. Dan Prilly selalu dengan senang hati menerima ajakan untuk melakukan hal itu di belakang Adelia.
Adelia adalah kekasih Jeffry sejak dua tahun lalu. Jeffry teramat mencintai Adelia. Sejak pacaran mereka tak pernah melakukan hal berlebih. Dan Jeffry baru berani mencium Adelia setelah resmi bertunangan dengan gadis itu satu tahun lalu.
“Maaf, pernikahan dibatalkan. Jadi silakan makan lalu pulang,” tanpa keterangan apa pun Sjahrir memberitahu semua yang ada di ruang tengah mansionnya untuk bubar. Dia tak peduli nama baiknya. Dia lebih memikirkan bagaimana nasib Adelia bila pernikahan terus dilangsungkan. Sedangkan pelakornya adalah kakak kandungnya sendiri.
‘Papa tak akan menyakitimu sepanjang hidupmu. Lebih baik wajah Papa tercoreng Nak,’ dengan tangis darah didalam dadanya Sjahrir berupaya tegar.
“Om. Penghulu datang,” seorang keponakan Vonny memberitahu Sjahrir yang sedang duduk diam.
“Suru masuk jua. Biar Om ada bicara deng antua,” jawab Sjahrir tanpa ekspresi. [ Suru masuk jua. Biar Om ada bicara deng antua = suruh masuk saja. Biar Om yang bicara dengan beliau ].
Dengan berat hati Sjahrir memberitahu bahwa dia membatalkan pernikahan putrinya tanpa memberitahu alasan pembatalannya. Dia tak mengumbar aib. Biarlah aib itu terekspose oleh orang lain yang penting bukan dari mulutnya. Karena dia tak bisa menutup mulut orang lain.
Setelah pak penghulu dan teamnya pulang Sjahrir langsung menghubungi pihak WO.
“Maaf. Pesta nanti malam batalkan saja. Anda bikin tulisan besar pakai banner atau sterofoam besar yang untuk karangan bunga. Tulis : PERNIKAHAN ADELIA ZAHRA TALABESSY & ABDUL JAFAR WASAHUA BATAL. Buat beberapa karangan bunga dan taruh di pintu masuk serta dalam tempat pesta.” pinta Sjahrir tegas.
“Jangan lupa tulisan BATAL dengan huruf yang lebih besar agar jelas.”
“Lalu masakan bila telah matang bungkus di box-box kecil prasmanan dan berikan pada sepuluh yayasan yang akan saya kirim datanya. Saya yakin masih banyak sisa makanannya. Bagikan sisanya pada tuna wisma!” Sjahrir tak mau membuang semua makanan yang sudah disiapkan.
“Anda tuliskan berapa biaya tambahan box dan karangan bunga itu. Ditambah biaya antar ke semua yang saya sebut termasuk kaum marginal di bawah kolong jembatan. Saya akan segera bayar,” Sjahrir tak mau WO rugi karena pesanan tambahan yang dia buat.
Sjahrir langsung mengirim daftar sepuluh yayasan panti asuhan dan rumah jompo yang dia kelola. Dia yakin makan akan sangat banyak berlebih setelah dibagikan untuk sepuluh yayasan itu.
“Kami pamit. Dan mohon maaf atas kejadian ini,” Humprey mendengar semua yang Sjahrir putuskan barusan. Dengan sangat malu dia pamit pada sahabatnya itu.
“Oh iyo, baek-baek di jalang ( baek-baek di ****** = hati-hati di jalan ),” jawab Sjahrir pada Humprey dan Inge serta Baim ( Ibrahim ) dan Uppie ( Yusuf ) kedua adik Jeffry. Tapi jangan harap dia mau melihat sosok Jeffry. Dia bahkan sangat ji-jik pada pemuda itu.
“Mulai hari ini, kamu tak lagi bekerja di perusahaan Papa. Semua mobil dan motor serta apartemen Papa tarik. Semua kartu kredit itu hak kamu dengan catatan semua kamu bayar sendiri. Kamu masih boleh tinggal di rumah ini kalau tidak malu,” Humprey langsung mengatakan hal ini saat Jeffry masuk ke rumah mereka.
Baim ( Ibrahim ) dan Uppie ( Yusuf ) kedua adik Jeffry hanya bisa terdiam. Mereka tahu kesalahan abang mereka tadi di rumah Caca Adel. Dan mereka bisa memastikan habis ini akan banyak peraturan baru yang papa mereka buat untuk diri mereka karena kesalahan Jeffry.
Jeffry diam, tertunduk malu dia masuk ke kamarnya. Dia sangat sedih kehilangan Adelia. Dia yakin tak akan ada maaf dari Adelia. Kalau pun Adelia memaafkan, tak mungkin kedua orang tua gadis itu mau menerimanya kembali.
Jeffry teringat dua minggu lalu di sebuah klub dia melihat Prilly calon kakak iparnya sedang bercengkerama dengan teman-temannya. Jeffry sendiri janjian dengan temannya yang akan membantu soal dokumentasi pernikahannya yang tinggal menghitung hari.
“Hai Ca. Asyik nih ngobrolnya,” merasa kenal dengan Prilly maka sebagai calon adik ipar yang baik Jeffry pun menegur Prilly.
“Hei Jeff. Datang sama siapa?” tanya Prilly tanpa malu kalau dia bertemu dengan calon adik ipar di klub.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Tami Satra
yanktie bikin cerita selalu menarik bikin rasa penasaran pasti nya
lanjut yanktie tetap semangat
2023-01-02
1
Susilawati Rela
benar benar mengejutkan.....tapi bikin penasaran......semangat Kaka othor....😍😍😍
2023-01-02
1