DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA CERITA SEDERHANA INI.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
\~\~\~\~\~
“Saya janjian dengan teman mau bahas foto buat pernikahan. Mari Ca,” Jeffry langsung menuju meja kosong agak jauh dari meja Prilly.
Cukup lama Jefry berbincang dengan dua temannya.
“Jeff, bisa bantu enggak?” Prilly mendatangi mejanya saat Jeffry akan beranjak pulang karena pembicaraan dengan dua temannya sudah selesai.
“Ada apa Caca?” tanya Jeffry.
“Temanku mabuk. Aku tadi enggak bawa mobil. Bisa bantu antar ke kamar kost dia enggak?” tanya Prilly.
“Baiklah, ayok kita bawa dia pulang,” sahut Jeffry tanpa ragu. Lalu mereka membawa Diana teman Prilly ke kamar kostnya yang tidak jauh dari klub itu.
Jeffry dan Prilly memapah Diana menuju kamarnya. Jarak mereka sangat dekat. Dan tak sengaja sering bibir Prilly menyentuh pipi Jeffry membuat rudal Jeffry menggeliat karena rangsangan itu.
Saat mengangkat Diana, tak sengaja Prilly dan Jeffry terjatuh kekasur. Tangan Jeffry terjepit badan Diana. Prilly lalu membantu agar Jeffry bisa lepas dari badan temannya.
Tapi kedekatan wajah mereka sekali lagi membuat semua berubah. Tanpa ragu Jeffry mencium bibir Prilly yang ternyata langsung dibalas ******* liar oleh Prilly.
Akhirnya tanpa malu mereka mereguk kenikmatan disisi Diana yang mabuk tak sadarkan diri. Malam itu keperjakaan Jeffry direnggut Prilly. Dan Jeffry tak menyesalinya. Dia malah mengulanginya sehingga malam itu dia puas bermain tiga ronde.
Menjelang subuh Jeffry meninggalkan kamar itu karena takut Diana bangun.
***
“Sayank, aku bisa minta nomor ponsel Caca Prilly. Aku ingin bertanya tentang jumlah undangan untuk teman-temannya,” paginya Jeffry menelepon Adelia untuk meminta nomor telepon calon kakak iparnya yang semalam telah membuat dirinya kecanduan membobol gawang.
‘Aku ingin mengulang kisah semalam,’ tanpa basa basi Jeffry mengirim pesan ke nomor Prilly yang baru saja dia dapatkan dari Adelia.
‘Dimana? Jam berapa?’ jawaban yang sama lugasnya langsung didapat oleh Jeffry.
Jeffry langsung mengirim alamat apartemennya dan meminta Prilly datang jam makan siang.
Siang itu sampai sore Jeffry tak kembali ke kantor. Dia benar-benar memuaskan hasratnya tanpa henti dan Prilly terus mengimbangi tanpa lelah apalagi mengeluh. Prilly juga sangat menyukai kegiatan mereka.
Sejak itu mereka rutin melakukannya dimana pun mereka bisa bertemu. Tak ada komitmen apa pun antara mereka.
Mereka juga tak akan menghalangi rencana pernikahan Jeffry dan Adelia. Prilly tak pernah ingin membatalkan pernikahan Jeffry. Dan Jeffry juga tak ingin pernikahannya batal.
Mereka hanya suka dengan kegiatan have fun yang memacu adrenalin mereka. Itu saja. Tanpa pernah punya tujuan ingin bersama. Masing-masing hanya butuh kepuasan dan pelepasan. Mereka melakukan tanpa melibatkan perasaan. Masing-masing tak punya rasa sayang apalagi cinta yang kuat untuk membuat mereka menjadi satu keluarga.
Permainan di kamar Prilly pertama kali terjadi empat hari lalu. Saat itu Jeffry datang ke rumah calon istrinya, dan Adelia baru pergi dengan Vonny ke salon. Mengetahui hal itu Prilly langsung mengajak Jeffry menuntaskan hasrat mereka di kamarnya.
Hari itu Prilly memberikan pelajaran baru bagi Jeffry yaitu makan ice cream. Jeffry melayang ketika jagoan kecilnya masuk ke mulut Prilly. Dia semakin tak ingin melepas Prilly karena Prilly adalah tutornya dalam memacu adrenalin.
Sialnya tadi saat dia sedang dirias dia kembali tergoda ketika Prilly mengiriminya foto bibirnya. Jeffry langsung membayangkan jagoannya berada di dalam bibir itu. Itu sebabnya dia nekad mendatangi Prilly ketika dia sudah selesai di rias.
‘Aku terlalu bodoh membuang Adelia dengan sosok Prilly yang telah mahir. Artinya dia telah biasa berpetualang dari satu lelaki ke lelaki lainnya,’ sesal Jeffry mengingat kejadian petualangan nakalnya sejak dua minggu lalu dengan calon kakak iparnya itu.
Jeffry ingat sore pertama di apartemennya. Saat kencan pertama mereka setelah kejadian di rumah kost Diana dia bertanya pada Prilly.
“Mengapa kau tidak menyuruhku menggunakan pengaman?”
“Buat apa sarung? Membuat berkurang rasa nikmat. Kau tak perlu takut aku akan minta pertanggung jawabanmu karena aku hamil. Hal itu tak akan pernah terjadi. Aku sudah melakukan suntik pencegahan.” sahut Prilly tanpa rasa bersalah. Artinya dia biasa berbuat dengan siapa pun yang dia kehendaki.
“Tapi kau tidak akan mengganggu pernikahanku kan?” tanya Jeffry khawatir.
“Aku tak berniat memilikimu. Kau bebas menikah. Dan aku bebas dengan siapa pun. Kita hanya sama-sama butuh pelepasan tanpa perlu ada ikatan apa pun,” kembali Prilly menekankan prinsipnya.
***
“Hallo Ma, Pa,” Adelia menyapa santai kedua orang tuanya saat makan malam. Setelah pagi tadi seluruh keluarga yang tersisa sibuk membungkus semua makanan yang telah mereka pesan pada cattering.
Makanan untuk siang hari yang sedianya untuk tamu akad nikahnya disebar Vonny ke warga sekitar juga ke tuna wisma sekitar rumah mereka juga beberapa panti asuhan yang dekat rumah dan kebetulan bukan dibawah pengelolaan Sjahrir.
Sjahrir memandang putri bungsunya dengan sedih. Dia memang melihat wajah Adelia tak ada duka. Tapi dia yakin hati gadis kecilnya sudah serupa daging cincang. Hancur sehancur-hancurnya.
“Ayok makan dolo,” Vonny mengajak Adelia makan malam. Ada beberapa kerabat dekat yang masih dirumah itu.
“Pa, Adel masih cuti nikah kan, Adel akan tetap berangkat ke Uluwatu ya. Jangan batalkan tiket pesawat dan villa yang sudah di pesan. Batalkan segera yang atas nama Jeffry agar dia tak bisa ikut berangkat. Dan jangan lupa, jangan beritahu siapa pun kalau Adel tetap berangkat ke Uluwatu. Beritahu saja Adel pulang ka Ambon buat berlibur dirumah Tete’ ( KAKEK ) dan Nene’ ( NENEK ),” pinta Adel pada Sjahrir.
“Mau Papa dan Mama temani?” tanya Sjahrir. Dia tak ingin putrinya larut dalam kesedihaan.
“Paaaaa, Adel bukan anak kecil dan Adel tak akan putus asa. Sudah Adel katakan pada Mama tadi pagi kalau Adel sangat bersyukur mengetahui semuanya sebelum pernikahan. Adel tak bisa bayangkan bila mengetahui setelah pernikahan. Pasti akan menyakitkan,” jawab Adelia.
“Kejadian tadi pagi itu suatu tanda Allah sayang ke Adel,” jawab Adelia dengan besar hati.
“Baiklah, kamu akan berangkat besok pagi? Kali ini izinkan Papa antar ke bandara ya. Jam enam kita berangkat,” Sjahrir pun akhirnya mengalah tapi tetap meminta dia yang mengantar putrinya ke bandara.
***
\===========================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya.
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Susilawati Rela
Adel sangat berbesar hati..😍😍😍
2023-01-07
1