Venza yang berkali-kali menolak permintaan ayahnya, tetap saja dirinya tidak bisa menolak. Dengan alasan, karena hutang ayahnya yang begitu banyak lantaran mudah percaya dengan orang lain untuk berinvestasi.
"Pa,"
"Besok Bi Darmi mau jemput kamu. Jadi, kamu harus siap dari sekarang." Ucap ayahnya yang tidak bisa diganggu gugat.
Venza yang gagal menolak permintaan ayahnya, lagi dan lagi dirinya mendengus kesal.
"Percayalah dengan Papa, kamu bisa lanjutin kuliahmu nanti. Papa sudah melakukan pertemuan dengan calon mertua kamu, dan Papa sudah tanda tangani surat perjanjian." Kata sang ayah dengan seringainya.
"Apa!"
"Kamu tidak perlu terkejut, nanti kamu juga akan menandatangani surat perjanjian dengan calon suami kamu." Ucap sang ayah dan langsung pergi dari hadapan putrinya.
Saat itu juga, Venza mengepalkan kedua tangannya sangat kuat.
BRAK!
Venza menggebrak mejanya dengan sangat kuat.
Lain lagi dengan Razen yang sudah buntu untuk mencari cara, dan pada akhirnya pun menyerah.
"Ini Kak, dimakan buahnya. Dengar dengar Kak Razen mau menikah, cie ..."
"Gak lucu, gak usah ngeledek Kakak. Habisin aja buahnya, Kakak dah kenyang." Jawab Razen sambil memandangi adiknya dengan suaranya yang ketus.
"Aku udah lihat fotonya loh, calon istrinya Kak Razen tuh cantik banget tau. Ya emang sih pakaiannya gak kek mantan pacarnya Kakak, tapi cantik kok, serius." Kata Nandini sedikit meledek.
"Sudah sana, mendingan kamu itu pergi aja kalau mau bikin tensi Kakak naik. Sana sana sana, hus hus hus." Usir Razen yang males menanggapi ucapan dari adik perempuannya sambil mengibaskan tangannya sengaja mengusir adiknya.
"Ma! Kak Razen jahat nih, main usir Nandini." Teriak Nandini sambil lari untuk kabur agar tidak mendapat omelan dari ibunya karena sudah membuat kakaknya kesal.
BRUG!
"Aw! sakit tau, Kak Gilang." Pekik Nandini saat menabrak kakak laki-laki yang satunya, yakni Gilang Pratama.
Jarak antara Gilang dan Razen tidak begitu jauh usianya, keduanya sama tampannya. Hanya saja, sikap Razen yang dingin ketimbang Gilang yang ramah dan mudah untuk mengobrol dan berteman.
Razen yang melihat adiknya tabrakan, pun tertawa puas saat Nandini meringis kesakitan.
"Makanya jangan suka usil, tuh jadinya kapok kan?"
Nandini langsung menoleh ke belakang sambil mendengus kesal.
"Ya deh ya ya, kapok dah." Sahut Nandini dan balik menatap kakak keduanya dan nyengir kuda.
"Kenapa? hus! sana pergi. Makanya kalau jalan tuh lihat-lihat, sakit kan jadinya."
"Aw!" sakit tau! aih, punya kakak tapi seneng banget nyiksa adiknya. Awas ya, entar liburan gak mau ajak ajak, bakal tak aduin ke Papa sama Mama loh." Pekik Nandini sambil mengusap keningnya saat mendapat sentilan dari Gilang.
Setelah itu, Nandini bergegas ke kamarnya. Sedangkan Gilang memilih untuk ikut duduk bareng kakaknya, meski sang kakak tengah duduk di kursi rodanya.
"Gimana dengan kondisi kakinya Kakak? apakah sudah ada perubahan? kalau masih sama, bagaimana kalau aku ajak Kakak ke luar negri untuk pengobatan pakai alternatif lain. Kebetulan teman aku tinggal di luar negri, tepatnya sih bukan kota, tapi apa salahnya untuk mencobanya, siapa tahu aja sembuh."
"Kakak gak mau, capek juga di suruh bolak balik ke luar negri. Mendingan juga di rumah aja sambil terapi." Jawab Razen yang sudah menyerah, lantaran tidak ada perubahan sama sekali.
"Tapi Kak, apa salahnya untuk mencoba. Kalau nanti gagal, aku gak akan mengajak Kakak berobat ke luar negri. Tapi setidaknya untuk mencobanya lagi."
"Enggak perlu, Kakak sudah menerima dengan lapang soal kondisi Kakak yang seperti ini. Mungkin memang sudah takdirnya untuk Kakak dengan kaki yang sudah tidak bisa untuk disembuhkan." Jawab Razen berusaha untuk kuat di depan adiknya.
"Aku doakan semoga Kak Rezan segera sembuh, dan bisa beraktivitas kembali seperti dulu. Oh ya, aku dengar dari Papa, katanya Kak Rezan mau menikah, benar kah?"
"Ya, itupun juga dipaksa Papa sama Mama. Sudahlah, kamu tidak perlu membahasnya lagi. Lebih baik sekarang kamu antar Kakak ke kamar." Jawab Razen yang terasa enggan.
Gilang yang tidak ingin merusak suasana hati kakaknya, memilih untuk tidak memberi banyak pertanyaan. Juga, tidak mau ikut campur urusannya maupun membahas soal pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments