Ardo yang melihat ibunya merebut uang dari tangan Venza, juga merebutnya lagi dari tangan ibunya.
"Lepaskan tanganmu, Do! kamu itu hanya dimanfaatkan saja oleh perempuan miskin ini." Bentak ibunya yang tetap bersikukuh untuk tidak memberikan uangnya pada Venza.
"Ma, Venza itu pinjam, tidak meminta. Tolong kembalikan uang itu pada Venza, kasihan dia." Jawab Ardo yang berusaha meminta dan merebut uangnya pada ibunya.
"Gak usah Do, aku bisa pinjam ke yang lainnya aja. Benar kata ibu kamu, seharusnya aku gak pinjam uang kamu. Ya udah ya, aku pulang." Ucap Venza yang akhirnya berpamitan.
"Ven! Venza! tunggu, ini uangnya." Teriak Ardo memanggil Venza.
Sedangkan Venza melambaikan tangan sambil berlari tanda menolak pemberian dari Ardo.
Ardo yang hendak mengejar Venza, pun dicegat oleh ibunya.
"Pulang, mulai sekarang kamu di larang untuk mengawasi terminal ini. Tugasmu di rumah hanya menjaga toko, ngerti." Bentak ibunya.
"Ma, Venza menemui aku itu hanya pinjam uang doang, gak lebih. Mama kenapa sih, apa salahnya dia. Venza itu anak baik-baik, juga aku mencintainya."
"Cinta kamu bilang, apa jangan-jangan mata kamu udah rabun? Venza itu keluarganya jatuh miskin. Jadi, lebih baik kamu itu menikah sama anaknya Pak Lurah, jelas-jelas kualitasnya. Terhormat dan juga kaya raya, dan kamu tidak akan kesusahan menikah dengan Lena." Ucap ibunya, dan menepuk punggung Ardo.
"Enggak, aku gak mau menikah dengan Lena. Dia perempuan bukan tipeku, aku hanya mencintai Venza, titik." Jawab Ardo dan bergegas pergi meninggalkan ibunya.
Sedangkan Venza yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan, merasa sedih karena harus mendapat hinaan dari ibunya Ardo. Lebih lagi dirinya susah mendapatkan pekerjaan, benar-benar membuatnya terasa pening.
"Andai saja Papa tidak menikah lagi, mungkin tidak akan seperti ini. Mana Ersa maunya dwit dan malas kerja, kurang ajar banget itu anak. Awas saja, aku bakal perhitungan dengannya." Gumamnya sambil menggerutu dalam perjalanan pulang.
Cukup jauh menempuh perjalanan dari terminal menuju rumahnya, tidak terasa sampai juga di halaman rumah yang seperti rumah penuh misteri, bak horor karena kedatangan ibu tiri dan saudari tiri.
Pintu pun ia buka dengan mudahnya, lantaran kunci serep ada padanya.
Terkejut itu sudah pasti, rupanya ibu tiri dan ayahnya maupun saudara tirinya sudah berdiri di hadapannya ketika pintu dibuka.
Sudah seperti zombie yang siap menerkam, seorang ayah yang dianggap menjadi tempat pelindung, sama saja seperti ibu tirinya, kejam.
"Mana uangnya?" tanya ibu tirinya sambil menengadah.
"Enggak ada, kenapa?" jawab Venza dan balik bertanya.
"Siap-siap aja dijodohin sama laki-laki lumpuh, emang enak." Sahut Ersa yang langsung menyambar.
Venza langsung menatap saudara tirinya itu penuh kesal.
"He! jaga mulut kamu itu. Bukan aku yang akan menikah dengan laki-laki lumpuh, tapi kamu sendiri yang akan menikah, paham." Bentak Venza yang sudah hilang kesabarannya selama tinggal bersama ibu tiri dan saudara tirinya.
Saat itu juga, Venza langsung masuk ke kamarnya karena merasa kesal dengan paksaan untuk menikah dengan laki-laki yang bukan pilihannya.
Sang ayah yang haus dengan uang, akhirnya kembali menemui putrinya untuk membujuk agar mau memenuhinya keinginannya untuk mendapatkan uang yang jumlahnya sangatlah besar.
Pintu pun diketuk dan berharap Venza akan membukakan pintu.
"Papa ingin bicara sama kamu, ayo ikut Papa." Ucap sang ayah mengajak putrinya untuk membicarakan sesuatu di lain tempat.
Venza langsung keluar dari kamar dan ikut ayahnya ke ruangan tertentu.
"Duduklah, Papa ingin bicara penting denganmu."
Venza segera duduk di hadapan ayahnya.
"Keputusan Papa sudah bulat, besok kamu akan di jemput oleh Bi Darmi. Tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan perekonomian Papa. Jadi, Papa mohon sama kamu untuk menikah dengan anak dari Bosnya Bi Darmi. Papa jamin kebutuhan hidupmu akan terpenuhi, dan kamu akan menyandang gelar menjadi majikan. Walaupun mempunyai kekurangan, suami kamu nanti dari keluarga kaya raya, dan kamu tidak akan pernah kekurangan dan akan hidup enak." Ucap ayahnya yang langsung pada pokok intinya.
"Kenapa harus Venza, Pa? kenapa gak Ersa aja, dia kan anak tirinya Papa."
"Ersa akan menikah dengan Bos tanah di Kampung ini. Jadi, kamu juga jangan kalah dari Ersa." Ucap sang ayah, Venza hanya mendengus kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
eny agustin
seru thor
2024-03-08
0