Saat jam pulang kantor tiba, Mirza langsung melesat ke suatu tempat. Yang tak lain adalah kantor tempat ia membuka usaha bersama temannya. Usaha yang bergerak di bidang ekspor dan impor yang dirintin oleh Mirza bersama temannya itu berdiri dua tahun yang lalu. Lebih tepatnya saat Mirza baru saja menyelesaikan kuliahnya.
Mirza yang merupakan tipe orang tidak suka di atur, lebih memilih bekerja bebas tidak mau terikat dengan suatu instansi. Dia lebih suka bekerja di bagian lapangan. Dan usahanya yang ia rintis ini sudah cukup berkembang, meskipun masih kecil-kecilan dan memiliki karyawan yang masih sedikit. Setidaknya, itu hasil jerih payahnya sendiri yang membuat hati Mirza merasakan puas.
Jam kerja di kantor milik Mirza tidak seperti jam kantor pada umumnya. Karena memang bergerak di bidang ekspor dan impor, jadi dia membuka tiga shift waktu untuk karyawannya. Apalagi dirinya yang memilih di bagian lapangan, terkadang malam hari ada pengiriman barang yang masuk ataupun keluar, dia harus mengeceknya langsung untuk menangani kendala teknis dan pengaturan operasional trucking untuk bongkar muat.
“Baru datang?” tanya Deo, teman sekaligus partner kerja Mirza.
Deo yang baru keluar dari kamar mandi, melihat wajah lelah Mirza sebenarnya sangat kasihan. Bayangkan saja, setelah pulang dari kantor Ayahnya, Mirza langsung melesat ke kantornya sendiri.
“Hmm” Jawab Mirza dengan gumaman.
“Kita makan dulu, setelah itu langsung berangkat ke pelabuhan. Sepertinya kapal yang datang akan sedikit terlambat. Aku tadi mendapatkan informasinya seperti itu.” ucap Deo.
Kedua pria yang sudah bersahabat sejak lama itu akhirnya makan bersama setelah seorang kurir datang dengan membawa makanan yang sudah dipesan oleh Deo.
Tepat pukul enam, Mirza dan Deo langsung pergi menuju pelabuhan. Sedangkan di kantornya ada satu staff yang sedang berjaga untuk menerima informasi dari Mirza.
Tepat saat Mirza dan Deo baru saja sampai pelabuhan, kapal yang akan bertransaksi dengannya juga baru bersandar. Namun dari jauh Mirza seperti meihat keanehan. Ada seseorang yang dia sendiri tidak mengenalnya tampak sedang bicara dengan salah satu awak kapal yang akan memakai jasanya.
Mirza tahu kalau orang asing yang tak dia kenal itu berusaha merebut pelanggannya. Tentunya dengan mengiming-imingi biaya pengurusan dokumen yang lebih murah.
“Hei!” teriak Mirza.
Pria itu sangat terkejut dan segera berlari sebelum Mirza berhasil menangkapnya. Begitu juga Deo ikut mengejar Mirza dengan nafas ngos-ngosan.
“Siapa pria tadi, Pak?” tanya Mirza pada seorang pria yang memakai jasanya mengurus dokumen pengiriman barangnya.
“Saya juga tidak tahu. Dia tadi baru saja datang dan menanyai saya tentang barang-barang yang sedang saya bawa. Tapi setelah itu dia berlari saat melihat anda.” Jawab pria itu.
Mirza hanya menghela nafasnya kasar. Lain kali dia harus lebih berhati-hati. Karena memang saingan bisnisnya sangat banyak.
Beberapa saat kemudian Mirza dan Deo menyelesaiakn transaksinya dengan memeriksa keaslian dokumen. Memang harus teliti dan membutuhkan waktu yang lama, karena jika barang-barang yang diangkut kapal itu terbukti barang illegal, maka dia juga yang ikut terkena imbasnya.
Drt drt drt
“De, tolong kamu lanjutkan sebentar. Aku ada panggilan dari Ayah.” Ucap Mirza lalu beingsut meninggalkan Deo.
Tidak lama Mirza berbicara dengan Ayahnya melalui sambungan teleponnnya. Dia menunjukkan wajah kesalnya lalu menghampiri Deo.
“De, sorry aku harus pulang dulu. Ada urusan yang sangat penting di rumah. aku percayakan semuanya padamu.” Pamit Mirza tanpa mempedulikan jawaban Deo.
***
Sesampainya di rumah, ternyata sudah ada sang Ayah dan kakaknya, Kavi. Kedua pria itu seperti sedang menunggu kedatangannya. Tanpa rasa bersalah dan mengucapkan maaf, Mirza langsung duduk bergabung dengan Ayah dan kakaknya.
“Ada apa, Yah?”
“Ayah dan Mama kamu akan pergi ke luar negeri lagi. tapi kali ini agak lama. Jadi Ayah akan menyerahkan perusahaan pusat pada kalian berdua. Ayah percaya pada kalian berdua. Dan untuk kamu Mirza, Ayah harap kamu bisa professional dan fokus. Bantu kakak kamu.” Ucap Sean seakan menyiratkan makna kalau Mirza selama ini tidak bekerja dengan professional karena anak bungsunya itu selalu mengutamakan bisnisnya sendiri.
Sedangkan Kavi hanya diam saja. memang selama ini dia sedikit kualahan. Memiliki partner kerja adiknya sendiri membuatnya tidak bisa bebas memberi perintah. Apalagi Mirza juga sibuk dengan bisnisnya.
“Za, mungkin ini berat bagi kamu. Tapi Ayah sangat salut dengan usaha yang kamu rintis itu. tapi bagaimanapun juga kamu akan tetap ada di perusahaan membantu kakak kamu. Karena kalian berdua adalah calon pewaris.” Ucap Sean menatap anak bungsunya yang sejak tadi tertunduk.
Kalau tidak berharap pada dua anak laki-lakinya, kepada siapa lagi Sean akan mempercaykan perusahaannya. Apalagi perusahaannya tidak hanya satu dua, melainkan banyak sekali cabangnya. Sedangkan dua anak tirinya Chandra dan Viana sudah fokus dengan keluarganya masing-masing dan memegang perusahaan milik mendiang Ayahnya sendiri.
Ya, Sean adalah ayah dari Kavi dan Mirza. Dia dulu menikah dengan seorang janda beranak dua. Istri dari mantan bosnya. Meskipun Sean yang telah mengambil alih semua perusahaan milik mendiang bosnya, tapi ia juga memiliki hasil dari jerih payah sendiri.ditambah lagi dengan aset peninggalan mendiang Papanya yang ada di luar negeri membuat Sean kualahan.
Beberapa aset kekayaan milik mendiang bosnya juga sudah ia serahkan pada dua anak tirinya yang kini sudah berkeluarga. sekarang tugasnya hanya fous pada dua anak kandungnya sendiri. Membuat dan menjamin kehidupan Kavi dan Mirza kelak akan bahagia seperti kakak-kakaknya.
“Kalau sudah tidak ada lagi yang dibicarakan, Mirza mau masuk ke kamar dulu.” Pamit Mirza lalu beranjak meninggalkan Ayah dan Kakaknya.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Cahyani Sutopo
ko sifat mirza begitu ya,, gak kayak seaa atau lidia, kayaknya egois dan gak bisa di atur
2023-01-02
0
Fatimah Zahid
absen kak
2023-01-01
1
Ana
sepertinya mirza tipe orang yang lebih mementingkan diri sendiri, mungkin
next kaka💪 semangat
2023-01-01
1