“Aku sangat mencintaimu, Karin. Terima kasih telah sabar berada di sisiku selama ini. aku janji setelah semua pekerjaanku tidak padat lagi, aku akan melamar kamu.” Ucap Mirza dengan sungguh-sungguh.
Jujur saja Karin sangat senang mendengarnya. Namun tiba-tiba saja ia teringat dengan kakak kekasihnya itu yang sampai saat ini belum menikah.
“Apa tidak terlalu cepat kita meresmikan hubungan ini? lagi pula Kak Kavi juga belum menikah. apa tidak masalah jika kamu mendahuluinya?” tanya Karin.
“Biarin. Salah dia sendiri. Masak aku yang harus nanggung.” Jawab Mirza membuat Karin terkekeh geli.
Tidak terlalu lama Mirza berada di rumah kontrakan Karin. Karena memang waktu sudah malam. meskipun demikian, mereka berdua juga tidak pernah berbuat apa-apa yang sekiranya melanggar norma. Selama berpacaran dengan Karin, Mirza sangat menjaga perempuan itu. baginya, sekadar ciuman saja itu hal yang biasa. Walaupun dalam jiwa kelelakian Mirza selalu menginginkan lebih jika sedang berciuman dengan Karin. Tapi dia berusaha kuat untuk tidak melakukan hal-hal di luar batas.
“Kamu istirahatlah! Aku pulang dulu.” Ucap Mirza bersiap pulang.
“Iya. hati-hati. Jangan terlalu stress dengan masalah yang sedang kamu hadapi. Buat santai saja. tidak ada masalah yang tidak mempunyai solusi.” Jawab Karin sembari memberi nasehat pada kekasihnya.
Mirza tersenyum sambil mengacak rambut hitam legam Karin. Setelah itu dia pulang dengan mengandarai mobilnya.
Karin melambaikan tangannya pada Mirza saat kekasihnya itu belum menutup kaca mobilnya. Mempunyai kekasih seperti Mirza sungguh Karin merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia. Mengingat status sosial mereka berdua yang berbeda jauh, awalnya Karin merasa minder. Dia juga tkaut saat dulu pertama kalinya dikenalkan pada kedua orang tua Mirza.
Di luar ekspektasi Karin. Ternyata kedua orang tua Mirza sangat welcome dengan dirinya. Mereka sama sekali tidak memandang status sosial. Karin sangat bersyukur dengan hal itu.
Dia juga tidak menyangka kalau Mirza, yang dulu satu sekolah dengannya, atau lebih tepatnya Mirza adalah kakak kelas Karin. Laki-laki yang memang popular di sekolah, ternyata kini menjadi kekasihnya.
Dari dulu memang Mirza mengejar-ngejar Karin, namun Karin sama sekali tidak pernah menanggapinya karena dia tahu akibatnya apa. Pasti fans garis keras Mirza tidak terima. Hingga suatu ketika, saat dirinya hampir tertabrak mobil di depan sekolahannya, Mirza adalah laki-laki pertama yang menolongnya. Bahkan di rumah sakit pun laki-laki itu setia menemaninya. Katakanlah Karin jatuh cinta pada pandangan pertama. karena memang selama itu ia tidak pernah bertatap muka dengan Mirza.
Semenjak saat itulah hubungan Karin dan Mirza menjadi teman baik. Sebenarnya Karin juga sudah jatuh cinta pada Mirza, hanya saja ia tidak mau memikirkan masalah perasaan selagi masih duduk di bangku sekolah. Kemudian, dua tahun yang lalu Karin baru menerima cinta Mirza.
***
Hari ini Sean dan istrinya akan berangkat ke luar negeri. mereka tengah bersiap pergi ke bandara dengan diantar oleh dua anak laki-lakinya, yang tak lain adalah Kavi dan Mirza.
“Mama pasti sangat merindukan anak-anak bujang Mama yang tampan ini karena Ayah kalian akan lama berada di sana.” Keluh Lidia sebelum pergi.
“Mama tenang saja, nanti tiap hari Mirza akan selalu melakukan panggilan video dengan Mama.” jawab Mirza mencoba menghibur Mamanya.
“Ck, kamu ini sedang obral janji manis pada Mama? kalau Mama di rumah saja kamu jarang ada waktu. Kalau nggak sibuk dengan bisnis kamu, pasti sibuk dengan Karin.” Sahut Lidia mencebik kesal. Sedangkan Mirza hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Nanti kalau ada waktu lenggang, Kavi dan Mirza pasti akan menyempatkan untuk pergi ke sana. Mama jangan khawatir, Ayah juga tidak mungkin membiarkan Mama kesepian.” Kali ini Kavi yang bicara.
Lidia hanya tersenyum menanggapi ucapan Kavi.
“Andai saja salah satu anak Mama ini sudah ada yang menikah. pasti Mama tidak akan repot-repot ikut Ayah kalian pergi. Setidaknya ada alasan dengan menemani cucu Mama di rumah.” ucap Lidia berandai-andai.
Mirza tersenyum penuh arti mendengar ucapan Mamanya. Dalam hatinya ia akan mengabulkan ucapan Mamanya itu. hanya saja dia tidak ingin mengatakannya langsung selama kesibukan pekerjaannya masih menumpuk.
Kini Sean, istri dan kedua anaknya sedang dalam perjalanan menuju bandara. Banyak hal yang dibicarakan Sean pada dua anak laki-lakinya selama perjalanan menuju bandara. Terutama masalah perusahaan. Jika Kavi mendengarnya dengan seksama dan sesekali menanggapi ucapan Ayahnya, berbeda dengan Mirza yang diam saja dan terlihat tidak peduli.
“Kalian berdua baik-baik ya, di rumah! kalau ada apa-apa segera hubungi Mama.” ucap Lidia memeluk Kavi dan Mirza bergantian.
Setelah pesawat yang ditumpangi Sean dan Lidia lepas landas, Kavi bergegas pulang dengan Mirza. Lebih tepatnya langsung menuju kantor.
“Nanti turunkan aku di jl. Cempaka saja, Kak!” ucap Mirza dengan tangan yang sibuk memainkan gadgetnya.
Kavi tahu kalau jl. Cempaka adalah kompleks perkantoran dimana adiknya menjalani bisnisnya. Kavi hanya menghembuskan nafasnya pelan. Sudah menjadi rahasia umum kalau adiknya itu memang sulit diatur. Jika masih kecil dulu wajar kalau Kavi sering mengalah atau menuruti keinginan adiknya. Namun untuk saat ini masalahnya berbeda.
“Za, apa kamu sudah memikirkan tentang ucapan Ayah tempo hari? Kita ini satu-satunya harapan kedua orang tua kita. Ayolah, kita bekerja bersama-sama mengembangkan perusahaan Ayah.” Ucap Kavi dengan nada selembut mungkin.
“Kak, please! Aku tidak bisa meninggalkan bisnisku begitu saja. aku butuh waktu. Kak Kavi nggak pernah tahu perjuanganku selama ini, bisa dengan mudahnya bicara seperti itu. berhenti! Aku turun di sini saja.” ucap Mirza dengan kesal, lalu ia keluar dari mobil saat mobil Kavi berhenti di perlintasan lampu merah.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Felycia R. Fernandez
ternyata Karin salah mengenali orang
2023-02-26
0
Ana
mirza kamu harusnya lebih sopan terhadap kaka mu 😔😔😔😔 jangan egois
2023-01-02
1
Cahyani Sutopo
bukannya kavi ya yg dulu nyelametin karin waktu mau di tabrak,, ko jd mirza sih,,
2023-01-02
1