Bermain Air

Selamat membaca..

🍒

🍒

🍒

Nayla Suherman terlahir sebagai putri tunggal dari pasangan Hadi Suherman dan Yunita Kharisma.

Sang ayah yang kini telah berusia 50 tahun, yang bekerja di sebuah perusahaan makanan, PT. Mekar Jaya. Perusahaan terbesar nomor tiga di kota S. Sedangkan ibunya, yang berusia 45 tahun tidak bekerja di perusahaan mana pun, melainkan menjadi ibu rumah tangga biasa dan menjaga toko sembako yang disiapkan oleh ayahnya.

Mereka sangat bersyukur dengan kehidupannya sekarang ini. Kehidupan yang cukup sederhana, namun dapat selalu terpenuhi. Keluarga Hadi Suherman yang tidak bergelimang harta tetapi juga tidak merasa kekurangan dalam kehidupan sehari-hari.

Nayla yang sangat bahagia bisa terlahir di antara kedua orang tua nya yang sangat menyayanginya. Semua keinginannya selalu dipenuhi dan dituruti oleh ayah dan ibunya. Namun, jika hal itu masih dalam kewajaran tidak yang berlebihan. Dan begitu juga Nayla, jika menginginkan sesuatu. Dia harus bekerja keras terlebih dulu, baru lah dia mendapatkan hasil dari kerja keras nya. Dia harus mendapatkan juara kelas terlebih dahulu, agar mendapatkan sebuah hadiah dari ayah ibunya sebagai pengganti lelahnya, agar Nayla selalu bersemangat dalam belajarnya dan terus termotivasi untuk menjadi seorang yang hebat, membutuhkan kegigihan dan tekad yang besar.

****

Percikan air laut yang menerpa ke wajah Nayla, spontan membuatnya menjerit dan berlari menjauh dari pinggiran pantai.

"Nae, ayo berenang," ajak Lina yang sudah bersiap dengan pelampung di pundak kanan kirinya.

"Nggak mau!" sahut Nayla yang semakin berjalan menjauh.

"Kenapa, Nae?" tanya Lina lagi.

"Lagi malas aja, main air. Kamu lanjut aja main air nya dengan yang lain," jawab Nayla tanpa menoleh ke arah Lina.

Clubs Marmut itu merayakan kelulusan mereka dengan bermain air di pantai pasir putih. Namun entah kenapa sejak keberangkatan nya hingga sampai di tempat tujuan, perasaan Nayla menjadi tak enak. Dia kepikiran terus dengan kedua orang tuanya di rumah.

"Lala.. Mau kemana kamu?" langkah Nayla terhenti oleh suara seseorang yang memanggil namanya dengan berbeda. Tetapi Nayla sudah bisa memastikan siapa orang itu.

"Mau beristirahat di kamar saja," jawab Nayla melirik sekilas cowok yang mensejahterakan langkah dengan dirinya.

"Kamu sudah makan?"

Nayla menggeleng sebagai jawabannya.

"Kenapa?" tanya cowok itu lagi.

"Nggak apa-apa, lagi malas aja," sahut Nayla asal.

Tiba-tiba cowok itu menggenggam tangan Nayla dan berjalan ke arah sebuah restoran.

"Mau kemana?" tanya Nayla berusaha melepaskan tangannya dari genggaman si cowok.

"Sudah diam saja! Nanti kamu juga tahu sendiri, kita ke mana!"

"Iihh, resek!" kesel Nayla.

Setelah sampai di restoran. Nayla langsung duduk di gazebo dekat kolam ikan sambil lesehan. Kemudian dia bersandar di dinding gazebo yang terbuat dari bambu. Sementara cowok itu sedang memesan menu makanan untuk mereka berdua.

Setelah menunggu, akhir nya pesanan datang di antar mbak-mbak pelayan restoran.

"Silakan Mbak, Mas," ucap mbak pelayan itu dengan santun sambil meletakkan makanan dan minuman di atas meja.

Satu mangkok berkuah panas disodorkan di hadapan Nayla, saat ini. "Soto ayam?" tebak Nayla.

"Tidak suka?" tanya cowok itu. "Atau mau pesan yang lain?" tawarnya.

Nayla menggeleng sambil menghirup aroma wangi, sedap khas soto ayam favoritnya. "Nggak usah, ini saja."

"Maaf, tadi sengaja aku pesankan soto ayam, karena aku tahu itu makanan favorit kamu," jelas cowok itu yang faham makanan favoritnya. Dia adalah Rahadian Pradipta.

"Hmmm...," jawab Nayla sambil menambahkan sambal dan kecap ke dalam mangkuk sotonya, lalu mengaduk-aduk kuahnya.

Setelah tercampur rata, lantas Nayla mulai menikmati soto dengan kuah berkoyak yang sangat nikmat. Namun masih dapat satu suapan, tiba-tiba Nayla berhenti menyuapkan kembali sendok ke dalam mulutnya.

"Kenapa lagi, Lala?" ucap Rahadian melihat ke arah Nayla. "Mau makan ikan gurami bakar ini?" tunjuk Rahadian ke arah piring oval yang masih utuh ikan gurami bakarnya.

"Enggak! Hanya teringat ayah. Soto ayam kan juga makanan favorit ayah," ujar Nayla dengan netra yang berkaca-kaca.

"Aku tahu juga soal itu. Kalian berdua memang sama-sama penikmat soto ayam. Ayah dan putri nya tersoto-soto ayam," kekeh Rahadian menghibur Nayla.

"Apa hubungannya coba!" pekik Nayla melotot.

"Sudah makan dulu, nanti keselek," sambung Rahadian.

"What it's keselek?" seloroh Nayla sambil ikutan tertawa.

"Mendelik," jawab asal Rahadian disertai kekehan.

"Begitu kan enak dipandang mata, wajah manis Lala. Jadi semakin terlop-lop aku padamu," seloroh Rahadian disertai kedipan mata nakalnya.

"Diih, mulai gombal mukiyo berkibar di angkasa raya!" gerutu Nayla.

"Bukan gombal sembarangan gombal! Tapi gombal yang memukau hati!" ucap Rahadian sambil senyum-senyum narsis menyugar rambutnya kebelakang.

"Sudah jangan dilanjut! Atau kuah soto ayam ini pindah tempat di atas kepala kamu!"

"Wauww, keren dong! Berawal dari semangkok soto ayam yang nangkring di atas kepala, lanjut turun setetes demi setetes kuah soto ayam ke hati ini!" Rahardian tersenyum lebar sambil menatap kedua netra Nayla.

"Yang ada itu turun ke mata, lanjut kepedasan karena kuah soto ayam nya banyak sambal!"

"Waduh, pedih perih dong mataku. Jadi nggak bisa lihat mataku," ucap Rahadian sambil menutup matanya dengan kedua tangan.

"Sokor!" pekik Nayla.

"Memang cinta itu buta, ya. Tapi aku sungguh bahagia karena cintaku yang membuat kedua mataku buta," ujar Rahadian semakin ngaco dengan kata-kata nya.

"Semakin malas makan aja. Sotonya jadi hambar terkena dampak erosi," ucap Nayla tidak melanjutkan makannya.

"Kenapa nggak dimakan, Lala? Kan sayang ayam nya masih utuh?"

"Kenyang! Dari tadi dengerin ocehan recehmu yang buat eneg pingin muntah!" jawab Nayla yang beranjak meninggalkan Rahadian.

***

Selepas dari makan soto ayam yang tidak habis. Nayla berpindah tempat menyendiri, ia duduk di pinggiran kolam ikan sambil dimainkan kakinya ke dalam kolam ikan. Terkadang tersenyum sendiri karena rasa geli akibat ikan-ikan yang berada dalam kolam itu bermain di kakinya.

"La, maafkan aku," senyum dengan lengkungan sempurna, dipamerkan oleh Rahadian Pradipta. "Jangan ngambek, ya. Please," cowok itu mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Sudah jangan bahas itu lagi!" Nayla hendak mengeluarkan kakinya dari kolam ikan itu, tetapi segera ditahan oleh Rahadian.

"Iya-iya, tapi dimaafkan?"

"Malas!" kata Nayla tetap kekeh mengeluarkan kakinya. Beranjak dari posisi duduknya dan mulai mengayunkan langkah untuk menjauhi cowok yang sedari tadi mengikutinya dan membuat resek hari ini.

"Stop! Jangan ikuti aku lagi!" omel Nayla yang keluar dari bibir nya sambil mengerucut hingga berbentuk sebuah huruf U.

Kalimat yang baru saja lewat di indera pendengaran nya, tidak menyurutkan hari seorang Rahadian Pradipta. Ia terus berjalan mengekor di belakang gadis pujaan hatinya. Walaupun berkali-kali cintanya ditolak halus oleh seorang Nayla Suherman.

🍒🍒🍒🍒🍒

Terpopuler

Comments

NJ♥️

NJ♥️

Asik main air nae

2023-09-22

3

Asifa2

Asifa2

Rahardian sekonyong-konyong koder 😆

2023-09-18

5

☠卂ꪀᧁᧁᖇᗩꫀꪀꪗ

☠卂ꪀᧁᧁᖇᗩꫀꪀꪗ

Keukeh bget ini bocah🤭

2023-05-31

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!