Bulan September 2013, tetangga baruku sudah mulai menempati rumahnya. Aku sering mengintip dari jendela rumah, mereka selalu berangkat pagi - pagi buta dan pulang di tengah malam. Tapi tidak dengan anaknya, Adi. Adi berangkat pukul 8 pagi dan pulang juga tengah malam. Mama selalu berusaha membuatku bertemu dengan Adi jika sudah weekend, karna terkadang Adi tidak pergi kemana - mana jika hari Sabtu atau Minggu.
"Ri... Ini banyak rambutan. Bawain ke rumah sebelah gih." Mama seperti tergesa - gesa.
"Mama kenapa sih? Kok kayak gelisah gitu? Ya mama aja yang kasih." Jawabku sambil menonton TV.
"Kamu tuh jangan kayak gitu Ri, ini cet kasih ke sebelah. Tante Ratna sama Om Budi lagi pergi tuh kayaknya ke pasar."
"Yaudah Mama aja ahh..." Jawabku malas.
"Riri!" Mama Membentak.
Akhirnya aku menuruti kata Mama. Walaupun aku kesal tapi mau tidak mau aku harus menuruti kata orang tua, daripada mama mengomel. Aku pun mengambil rambutan yang sudah di masukkan ke kantong plastik. Rambutan hasil panen di rumah.
"Permisi.. Assalamualaikum." Aku mengetuk pintu rumahnya dengan suara pelan.
"Walaikumsalam." Ada yang menjawab dari dalam rumah tapi bersuara perempuan dan tidak lama dia membuka pintu.
"Permisi Mba... Ini ada rambutan dari tetangga sebelah." Jawabku sambil tersenyum.
"Ohh makasih yaa Mba...Nanti saya sampaikan ke Ibu." Jawab Mba itu.
"Iyaa sama - sama Mba.. Mari Mbaa... Permisi." Jawabku singkat dan pergi dari rumah itu.
Aku menutup pagar rumahnya lagi dan masuk ke dalam rumah lagi.
"Gimana? Ketemu Adi?" Mama langsung menanyakan Adi.
"Gak. Pembantunya tadi yang keluar." Jawabku singkat.
"Masih tidur kali tuh anak yaa mentang - mentang libur." Jawab Mama.
"Tau deh." Jawabku singkat.
"Kamu tuh gak boleh kayak gitu Ri, namanya ada tetangga baru harus ramah dan kenal. Jangan sombong." Jawab Mama sambil menasehatiku.
"Iyaa Ma...." Jawabku singkat dan berusaha menuruti kata Mama.
***
Hari berikutnya Mama masih saja berusaha untuk aku bisa bertemu dengan Adi. Saat dia sedang sibuk memanaskan mobilnya, mama segera saja ribut masuk ke kamarku karna hari itu aku masuk kuliah siang.
"Ri.. Kamu gak kuliah?" Tanya Mama sambil meletakkan segelas susu di meja kamarku.
"Hmmm.... haahhh aku masuk siang Ma." Jawabku yang masih bermalas - malassan di kasur.
"YaAllah, mentang - mentang masuk siang. Bangun dong, tuh di depan Adi lagi siap - siap mau berangkat kerja."
"Yaudah biarin aja sih Ma. Mumpung masuk siang."
"Ke depan sana, nyapu kek atau siram tanaman. Sana.. Bapak jam 9 pulang nih. Sanaa biar nanti Bapak pulang, rumah bersih."
"Iyaa Maa.."
Akhirnya aku keluar dan menyapu halaman tanpa sedikitpun aku mau melihat ke depan rumah Adi, tidak lama mobil Adi keluar dari halaman rumah dan setelah itu dia berangkat.
"Tuhkan udah berangkat, kamu sih kelamaan." Sahut Mama yang keluar dari pintu rumah.
"Maaa... Ih mama nih pengen banget sih aku ketemu si Adi." Jawabku menggerutu.
"Yaa kan kamu belum kenal sama orangnya. Tak kenal maka tak sayang Ri.."
Aku pun tidak merespon ucapan mama, benar - benar terlihat sekali mama mau menjodoh - jodohkan aku dengan anak tetangga baru itu. Padahal aku malas sekali bertemu dengannya, apalagi aku baru benar - benar putus cinta dengan Dhito.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments